Rocky Gerung: Aksi Tolak Dinasti di 899 Kampus Tuntutan Menuju Impeachment Jokowi

Jum'at, 12 Januari 2024 - 20:41 WIB
Pengamat politik Rocky Gerung menilai, aksi mahasiswa membagikan selebaran menolak politik dinasti merupakan tuntutan menuju impeachment terhadap Presiden Jokowi. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Aksi serentak ribuan mahasiswa dari 899 kampus yang menolak politik dinasti, pada Kamis, 11 Januari 2024 dinilai sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) . Dalam aksi tersebut, mereka membagikan 4 juta selebaran yang menyatakan penolakan terhadap politik dinasti.

Pengamat politik Rocky Gerung menilai, aksi tersebut mengonfirmasi para mahasiswa ternyata tidak puas dengan keadaaan dan merasa pilihan-pilihan yang tersedia sebenarnya direkayasa oleh Jokowi.

“Jadi kelihatannya kampus dengan akal sehatnya ingin memperlihatkan bahwa kami tidak diam. Kami justru muak. Kami tahu apa yang dilakukan Presiden Jokowi. Ini sebenarnya energi untuk memperkuat posisi-posisi oposisi,” katanya, Jumat (12/1/2024).



Rocky menilai, saat ini para mahasiswa dan mahasiswi sudah tiba pada kesepakatan politik dinasti merupakan upaya Jokowi untuk menghalangi proses demokrasi yang sehat terjadi di Indonesia.



“Jadi kelihatannya kalangan kampus ini betul-betul tiba pada semacam kesepakatan bahwa politik dinasti ini adalah upaya Jokowi untuk mengistimewakan seseorang yang adalah anaknya. Itu buruknya, di ujung kepemimpinan Pak Jokowi, demokrasi memburuk,” papar Rocky dalam obrolan bersama Jurnalis Senior, Hersubeno Arief itu.



Kegelisahan mahasiswa, kata dia, karena Jokowi secara jelas dan sadar memanfaatkan dirinya sendiri sebagai presiden untuk menguasai lahan politik demi dituai nanti oleh dirinya sendiri.

“Yang ditanam bukan kepentingan rakyat, tapi keluarga. Jadi poinnya adalah hilangkan faktor Jokowi dari proses menuju Pemilu 2024. Nah itu yang akan memungkinkan semua orang merasa lega. Kelegaan itu yang akan membawa kembali kegairahan Indonesia masuk dalam tahun politik dan Pemilu,” tegasnya.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More