Momen Anies Singgung Prabowo terkait Putusan MK Loloskan Gibran Jadi Cawapres
Selasa, 12 Desember 2023 - 21:52 WIB
JAKARTA - Capres nomor urut 1, Anies Baswedan menyinggung Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto terkait masalah putusan MK perkara Nomor 90 yang meloloskan Gibran Rakabuming Raka menjadi Cawapres. Hal itu diutarakan dalam sesi debat Capres di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (12/12/2023).
"Tanggal 25 Pak Prabowo mendaftar ke KPU sebagai pasangan Capres dan Cawapres sesudah keputusan MK, kemudian di MK dibentuk MKMK yang hasilnya terjadi pelanggaran etika berat, secara etika bermasalah. Bapak punya waktu sampai 13 November untuk mengubah. Ketika bapak melihat bahwa pencalonan menyalahi etika. Bagaimana perasaan bapak?" tanya Anies dalam sesi tanya jawab.
Anies juga menyoroti fenomena orang dalam (ordal) dalam sejumlah segi kehidupan saat ini terutama proses rekrutmen guru hingga kesebelasan sepak bola.
"Fenomena ordal ini menyebalkan, mau ikut kesebelasan ordal, jadi guru, ordal, tiket konser, ordal. Ini yang membuat meritokratik tidak berjalan, etika luntur, ketika ordal terjadi di proses paling puncak, maka rakyat kebanyakan, (saya merasakan, beberapa guru komentar, pengangkatan guru membutuhkan ordal), wong di Jakarta ordal, kenapa kita enggak pakeai ordal? tatanan demokrasi ini menjadi rusak," ungkapnya.
Merespons hal itu, Prabowo menanggapi soal putusan MK yang menurutnya sudah final dan tidak dapat diubah. Ia pun mengaku tidak masalah jika tidak dipilih rakyat dan tidak takut tidak punya jabatan.
"Memang, suatu perkembangan politik itu ada beberapa segi perspektif. Jadi, tim saya para pakar hukum yang mendampingi saya, bahwa dari segi hukum tidak ada. Pelanggaran etika sudah diambil tindakan dan putusan oleh pihak yang diberi wewenang, kemudian sudah ada tindakan, meski diperdebatkan, karena yang bersangkutan masih memproses. Keputusan itu final dan tidak dapat diubah, saya laksanakan. Kita bukan anak kecil, Mas Anies. Anda sudah paham, sudah lah," ujar Prabowo.
"Intinya rakyat yang putuskan, kalau rakyat tidak suka, jangan pilih kami. Dan saya tidak takut tidak punya jabatan Mas Anies, sori ye, sori ye. Mas Anies, saya tidak punya apa-apa, saya siap mati (Gibran terlihat memprovokasi)," tambahnya.
Lebih lanjut, Prabowo pun menegaskan, kekuasaan tertinggi saat ini adalah rakyat. Ia pun bersedia untuk dihukum jika berkhianat.
"Mas Anies, dalam demokrasi, kekuasaan tertinggi ada di rakyat. Hakim tertinggi ada di rakyat. 14 februari, rakyat mengambil keputusan. Kalau kami berkhianat, rakyat yang menghukum kami!" tuturnya.
"Tanggal 25 Pak Prabowo mendaftar ke KPU sebagai pasangan Capres dan Cawapres sesudah keputusan MK, kemudian di MK dibentuk MKMK yang hasilnya terjadi pelanggaran etika berat, secara etika bermasalah. Bapak punya waktu sampai 13 November untuk mengubah. Ketika bapak melihat bahwa pencalonan menyalahi etika. Bagaimana perasaan bapak?" tanya Anies dalam sesi tanya jawab.
Anies juga menyoroti fenomena orang dalam (ordal) dalam sejumlah segi kehidupan saat ini terutama proses rekrutmen guru hingga kesebelasan sepak bola.
"Fenomena ordal ini menyebalkan, mau ikut kesebelasan ordal, jadi guru, ordal, tiket konser, ordal. Ini yang membuat meritokratik tidak berjalan, etika luntur, ketika ordal terjadi di proses paling puncak, maka rakyat kebanyakan, (saya merasakan, beberapa guru komentar, pengangkatan guru membutuhkan ordal), wong di Jakarta ordal, kenapa kita enggak pakeai ordal? tatanan demokrasi ini menjadi rusak," ungkapnya.
Merespons hal itu, Prabowo menanggapi soal putusan MK yang menurutnya sudah final dan tidak dapat diubah. Ia pun mengaku tidak masalah jika tidak dipilih rakyat dan tidak takut tidak punya jabatan.
"Memang, suatu perkembangan politik itu ada beberapa segi perspektif. Jadi, tim saya para pakar hukum yang mendampingi saya, bahwa dari segi hukum tidak ada. Pelanggaran etika sudah diambil tindakan dan putusan oleh pihak yang diberi wewenang, kemudian sudah ada tindakan, meski diperdebatkan, karena yang bersangkutan masih memproses. Keputusan itu final dan tidak dapat diubah, saya laksanakan. Kita bukan anak kecil, Mas Anies. Anda sudah paham, sudah lah," ujar Prabowo.
"Intinya rakyat yang putuskan, kalau rakyat tidak suka, jangan pilih kami. Dan saya tidak takut tidak punya jabatan Mas Anies, sori ye, sori ye. Mas Anies, saya tidak punya apa-apa, saya siap mati (Gibran terlihat memprovokasi)," tambahnya.
Lebih lanjut, Prabowo pun menegaskan, kekuasaan tertinggi saat ini adalah rakyat. Ia pun bersedia untuk dihukum jika berkhianat.
"Mas Anies, dalam demokrasi, kekuasaan tertinggi ada di rakyat. Hakim tertinggi ada di rakyat. 14 februari, rakyat mengambil keputusan. Kalau kami berkhianat, rakyat yang menghukum kami!" tuturnya.
(maf)
tulis komentar anda