Indonesia Butuh Pemimpin Amanah dan Berani Lakukan Terobosan dalam Pemberantasan Korupsi
Jum'at, 08 Desember 2023 - 14:57 WIB
JAKARTA - Praktik korupsi di Indonesia bisa dikurangi dengan memilih pemimpin yang amanah. Selain itu juga pemimpin yang berani melakukan terobosan baru dalam pemberantasan korupsi .
Hal ini disampaikan Dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Brawijaya Malang Andi Setiawan menanggapi maraknya praktik korupsi di Indonesia.
"Pemimpin yang amanah sesuai dengan koridor hukum dan agama bisa menjadi alternatif dalam mengurangi praktik korupsi," kata Andi dalam keterangan tertulis dikutip, Jumat (8/11/2023).
Selain kepemimpinan yang amanah, Andi juga menekankan pentingnya kepemimpinan yang kuat dan berani melakukan terobosan baru untuk menghindari konflik kepentingan dalam pemberantasan korupsi.
"Pemimpin di masa yang akan datang harus berani melakukan terobosan agar tidak terjadi konflik kepentingan. Bisa jadi pemimpin harus sedikit otoriter untuk menunjukkan bahwa pemimpin di era yang sekarang tidak ada kompromi dan cepat dalam mengambil keputusan," katanya.
Andi juga menyoroti kenyataan bahwa rata-rata politisi merupakan pebisnis, sehingga terjadi konflik kepentingan yang memperbesar peluang melakukan korupsi. Karena itu, dibutuhkan kepemimpinan yang berintegritas dan tidak bisa dipengaruhi dalam pengambilan keputusan.
"Maka menurut saya diperlukan pemimpin yang kuat dalam pengambilan keputusan yang tidak tergantung dari saran-saran kelompok lain yang bisa jadi memperlambat dalam pengambilan keputusan," kata Andi.
Pemberantasan korupsi selalu menjadi prioritas dalam setiap era pemerintahan. Namun, praktik busuk korupsi selalu menjadi-jadi dari waktu ke waktu. Seperti diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MDm beberapa waktu lalu.
Hal ini disampaikan Dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Brawijaya Malang Andi Setiawan menanggapi maraknya praktik korupsi di Indonesia.
"Pemimpin yang amanah sesuai dengan koridor hukum dan agama bisa menjadi alternatif dalam mengurangi praktik korupsi," kata Andi dalam keterangan tertulis dikutip, Jumat (8/11/2023).
Selain kepemimpinan yang amanah, Andi juga menekankan pentingnya kepemimpinan yang kuat dan berani melakukan terobosan baru untuk menghindari konflik kepentingan dalam pemberantasan korupsi.
"Pemimpin di masa yang akan datang harus berani melakukan terobosan agar tidak terjadi konflik kepentingan. Bisa jadi pemimpin harus sedikit otoriter untuk menunjukkan bahwa pemimpin di era yang sekarang tidak ada kompromi dan cepat dalam mengambil keputusan," katanya.
Andi juga menyoroti kenyataan bahwa rata-rata politisi merupakan pebisnis, sehingga terjadi konflik kepentingan yang memperbesar peluang melakukan korupsi. Karena itu, dibutuhkan kepemimpinan yang berintegritas dan tidak bisa dipengaruhi dalam pengambilan keputusan.
"Maka menurut saya diperlukan pemimpin yang kuat dalam pengambilan keputusan yang tidak tergantung dari saran-saran kelompok lain yang bisa jadi memperlambat dalam pengambilan keputusan," kata Andi.
Pemberantasan korupsi selalu menjadi prioritas dalam setiap era pemerintahan. Namun, praktik busuk korupsi selalu menjadi-jadi dari waktu ke waktu. Seperti diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MDm beberapa waktu lalu.
tulis komentar anda