Eksplor Museum La Pawawoi, Alam Ganjar Kagum Kerajaan Bone Banyak Dipimpin Perempuan
Rabu, 06 Desember 2023 - 14:55 WIB
BONE - Kunjungan putra Ganjar Pranowo dan Siti Atikoh, Muhammad Zinedine Alam Ganjar ke Sulawesi Selatan memasuki hari keenam. Alam Ganjar singgah untuk sarapan bersama relawan Bone di kediaman Ketua Tim Pemenangan Kabupaten (TPK) Bone, Andi Akhiruddin, Rabu (6/12/2023)
Alam disambut oleh para Dewan Pimpinan Cabang (DPC) partai koalisi beserta relawan dari pasangan Ganjar-Mahfud. Alam tampak berbincang dan menikmati santap pagi. Setelah itu, Alam diajak berkelilingi Tugu Nol Kilometer Bone sebelum akhirnya singgah di Museum La Pawawoi.
Alam disambut oleh ratusan masyarakat sejak pagi hari yang hendak ingin melihat dan berfoto dengan dirinya. Diapun tampak kagum dengan sejarah besar yang pernah ditorehkan oleh Kerajaan Bone.
"Luar biasa, baru sebentar di Bone kita sudah lihat beberapa sejarah dan budayanya Bone, luar biasa kuat, ternyata kerajaan Bone seringkali dipimpin oleh perempuan dan itu yang membuat saya kagum," ujar Alam.
Sejarah mencatat bahwa Kerajaan Bone didirikan oleh Manurunge ri Matajang pada 1330 Masehi dan masuknya Islam ke Kerajaan Bone sendiri berawal ketika kerajaan ini tidak dianggap sederajat oleh Kesultanan Gowa. Kerajaan Bone baru akan dianggap setara apabila mau mengikuti Kesultanan Gowa memeluk agama Islam.
"Apalagi Bone memiliki budaya Islam yang cukup kuat, terlebih dengan adanya pemimpin perempuan, hal tersebut menunjukkan toleransi terhadap gender itu sudah ditanam sejak dulu dan itu yang saya salut," ungkap Alam.
Alam pun memperoleh informasi perkembangan sejarah Bone. Meski sempat menjadi penguasa utama di Sulawesi Selatan, Bone akhirnya berada di bawah kendali Belanda pada 1905.
"Berbagai macam sejarah Bone dari masa pra sejarah sampai setelah jadi Republik Indonesia semua ada di sini," lanjut Alam
Alam pun mengapresiasi kedatangan masyarakat yang luar biasa antusias. Alam berpesan kepada generasi muda untuk menjaga nilai-nilai sejarah, salah satunya dengan mempertahankan eksistensi museum.
"Ada beberapa teman-teman dari Bone mengembangkan museum pake VR, terus tadi di VR itu kita bisa eksplor berbagai macam rumah adat di Sulawesi Selatan, ayo kita ke museum kita kembangkan menggunakan kreativitas anak muda sehingga museum tersebut semakin menarik," pungkas Alam.
Alam disambut oleh para Dewan Pimpinan Cabang (DPC) partai koalisi beserta relawan dari pasangan Ganjar-Mahfud. Alam tampak berbincang dan menikmati santap pagi. Setelah itu, Alam diajak berkelilingi Tugu Nol Kilometer Bone sebelum akhirnya singgah di Museum La Pawawoi.
Alam disambut oleh ratusan masyarakat sejak pagi hari yang hendak ingin melihat dan berfoto dengan dirinya. Diapun tampak kagum dengan sejarah besar yang pernah ditorehkan oleh Kerajaan Bone.
"Luar biasa, baru sebentar di Bone kita sudah lihat beberapa sejarah dan budayanya Bone, luar biasa kuat, ternyata kerajaan Bone seringkali dipimpin oleh perempuan dan itu yang membuat saya kagum," ujar Alam.
Sejarah mencatat bahwa Kerajaan Bone didirikan oleh Manurunge ri Matajang pada 1330 Masehi dan masuknya Islam ke Kerajaan Bone sendiri berawal ketika kerajaan ini tidak dianggap sederajat oleh Kesultanan Gowa. Kerajaan Bone baru akan dianggap setara apabila mau mengikuti Kesultanan Gowa memeluk agama Islam.
"Apalagi Bone memiliki budaya Islam yang cukup kuat, terlebih dengan adanya pemimpin perempuan, hal tersebut menunjukkan toleransi terhadap gender itu sudah ditanam sejak dulu dan itu yang saya salut," ungkap Alam.
Alam pun memperoleh informasi perkembangan sejarah Bone. Meski sempat menjadi penguasa utama di Sulawesi Selatan, Bone akhirnya berada di bawah kendali Belanda pada 1905.
"Berbagai macam sejarah Bone dari masa pra sejarah sampai setelah jadi Republik Indonesia semua ada di sini," lanjut Alam
Alam pun mengapresiasi kedatangan masyarakat yang luar biasa antusias. Alam berpesan kepada generasi muda untuk menjaga nilai-nilai sejarah, salah satunya dengan mempertahankan eksistensi museum.
"Ada beberapa teman-teman dari Bone mengembangkan museum pake VR, terus tadi di VR itu kita bisa eksplor berbagai macam rumah adat di Sulawesi Selatan, ayo kita ke museum kita kembangkan menggunakan kreativitas anak muda sehingga museum tersebut semakin menarik," pungkas Alam.
(kri)
tulis komentar anda