Munaskoh ke-25 Tunjuk Sri Meisista sebagai Nakhoda Baru KOHATI PB HMI
Selasa, 05 Desember 2023 - 20:54 WIB
JAKARTA - Musyawarah Nasional KOHATI (Munaskoh) ke-XXV tahun 2023 resmi menunjuk Sri Meisista sebagai Ketua Umum Korps-HMI- Wati (KOHATI) PB HMI periode 2023-2025.
Kendati sempat diwarnai sedikit kericuhan dan protes, terpilihnya Sri Meisista sebagai Ketua Umum KOHATI PB HMI dipandang sebagai tonggak penting dalam kepemimpinan KOHATI ke depan. Pasalnya, Sri Meisista membuktikan bahwa konflik dan dinamika bukan halangan baginya untuk berkontribusi secara optimal.
"Terima kasih atas dukungan semua pihak dalam proses kandidasi saya dalam Munas KOHATI ke-25 ini. Semua ikhtiar telah dilakukan, solidaritas telah dibangun, semoga proses rekonsiliasi bisa segera dilakukan,” kata Sri Meisista, Selasa (5/12/2023).
KOHATI adalah badan khusus HMI yang bertugas membina, mengembangkan dan meningkatkan potensi HMI-Wati dalam wacana dan dinamika gerakan keperempuanan.
Dalam pemungutan suara yang berlangsung di Hotel Grand Kartika, Pontianak itu, Sri Meisista, memperoleh suara terbanyak dengan 52 pemilih, mengungguli pesaing terdekatnya Iik Nurul Fatimah 38 suara, dan Reza Purnama serta Dri Fia Yulanda masing-masing memperoleh 32 suara.
Sempat diwarnai ketidakpuasan, pembacaan Surat Keputusan sempat tertunda karena situasi forum yang tidak kondusif. Keesokan harinya forum dibuka kembali dengan pembacaan Surat Keputusan pimpinan sidang yang Memutuskan, menetapkan, Sri Meisista sebagai formateur Ketua Umum Kohati PB HMI Periode 2023-2025.
Sebagian peserta yang masih tidak terima dengan keputusan tersebut kembali mengajukan protes dan keberatan. Salah satu protes yang diajukan adalah untuk melakukan Peninjauan Kembali (PK) atas tata tertib yang berbunyi suara terbanyak 20% pada putaran pertama dinyatakan berhak mengikuti putaran kedua dengan cara melipatkan suara pada kandidat sesuai pilihannya.
Tata tertib tersebut hendak diubah menjadi pada putaran pertama pemilihan dilakukan dengan sistem one delegation one vote (satu cabang hanya memilih satu suara) dan setiap delegasi hanya berhak memilih satu nama calon kandidat formateur/Ketua Umum Kohati PB HMI.
Namun demikian, dalam proses yang terjadi di lapangan, keputusan untuk melakukan PK atas tata tertib tersebut tidak disepakati oleh mayoritas peserta forum. Dengan demikian, keputusan bahwa Sri Meisista terpilih sebagai Ketua Umum KOHATI PB HMI yang didasarkan atas perolehan suara terbanyak tetap memiliki legal standing yang jelas.
Setelah Sri Meisista terpilih menjadi Formatur/Ketua Umum KOHATI PB HMI. Forum kemudian dilanjutkan dengan memilih Dri Fia Yulanda sebagai Mide Formateur I dan Riska sebagai Mide Formateur II.
Kendati sempat diwarnai sedikit kericuhan dan protes, terpilihnya Sri Meisista sebagai Ketua Umum KOHATI PB HMI dipandang sebagai tonggak penting dalam kepemimpinan KOHATI ke depan. Pasalnya, Sri Meisista membuktikan bahwa konflik dan dinamika bukan halangan baginya untuk berkontribusi secara optimal.
"Terima kasih atas dukungan semua pihak dalam proses kandidasi saya dalam Munas KOHATI ke-25 ini. Semua ikhtiar telah dilakukan, solidaritas telah dibangun, semoga proses rekonsiliasi bisa segera dilakukan,” kata Sri Meisista, Selasa (5/12/2023).
KOHATI adalah badan khusus HMI yang bertugas membina, mengembangkan dan meningkatkan potensi HMI-Wati dalam wacana dan dinamika gerakan keperempuanan.
Dalam pemungutan suara yang berlangsung di Hotel Grand Kartika, Pontianak itu, Sri Meisista, memperoleh suara terbanyak dengan 52 pemilih, mengungguli pesaing terdekatnya Iik Nurul Fatimah 38 suara, dan Reza Purnama serta Dri Fia Yulanda masing-masing memperoleh 32 suara.
Baca Juga
Sempat diwarnai ketidakpuasan, pembacaan Surat Keputusan sempat tertunda karena situasi forum yang tidak kondusif. Keesokan harinya forum dibuka kembali dengan pembacaan Surat Keputusan pimpinan sidang yang Memutuskan, menetapkan, Sri Meisista sebagai formateur Ketua Umum Kohati PB HMI Periode 2023-2025.
Sebagian peserta yang masih tidak terima dengan keputusan tersebut kembali mengajukan protes dan keberatan. Salah satu protes yang diajukan adalah untuk melakukan Peninjauan Kembali (PK) atas tata tertib yang berbunyi suara terbanyak 20% pada putaran pertama dinyatakan berhak mengikuti putaran kedua dengan cara melipatkan suara pada kandidat sesuai pilihannya.
Tata tertib tersebut hendak diubah menjadi pada putaran pertama pemilihan dilakukan dengan sistem one delegation one vote (satu cabang hanya memilih satu suara) dan setiap delegasi hanya berhak memilih satu nama calon kandidat formateur/Ketua Umum Kohati PB HMI.
Namun demikian, dalam proses yang terjadi di lapangan, keputusan untuk melakukan PK atas tata tertib tersebut tidak disepakati oleh mayoritas peserta forum. Dengan demikian, keputusan bahwa Sri Meisista terpilih sebagai Ketua Umum KOHATI PB HMI yang didasarkan atas perolehan suara terbanyak tetap memiliki legal standing yang jelas.
Setelah Sri Meisista terpilih menjadi Formatur/Ketua Umum KOHATI PB HMI. Forum kemudian dilanjutkan dengan memilih Dri Fia Yulanda sebagai Mide Formateur I dan Riska sebagai Mide Formateur II.
(cip)
tulis komentar anda