Riset dan Inovasi Memperkuat Personel Korps Kesehatan Indonesia
Jum'at, 27 Oktober 2023 - 18:29 WIB
JAKARTA - Riset dan inovasi untuk memperkuat personel korps kesehatan Indonesia dibahas dalam seminar internasional yang digelar Dinas Kesehatan TNI Angkatan Laut (AL). Seminar secara daring dan luring di Auditorium1 Ladokgi R.E. Martadinata pada Selasa, 17 Oktober 2023 itu digelar dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Angkatan Laut (Harsekal) 2023.
Acara bertema “Research and Innovation to Enhance Human Resources of The Indonesian Medical Corps” itu turut dihadiri oleh peserta dari lingkungan TNI Angkatan Laut, perwakilan TNI Angkatan Darat, perwakilan Angkatan Udara, perwakilan Polri, dan peserta dari luar negeri. Yun Mukmin Akbar selaku koordinator menjelaskan acara ini diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi personel korps kesehatan, khususnya di lingkungan TNI AL dalam aspek riset dan inovasi untuk mendukung keberhasilan dalam menjalankan tugas negara.
Personel korps kesehatan juga didorong untuk aktif dalam aktualisasi dan sosialisasi ke dalam dan luar negeri. “Kualitas sumber daya personel korps kesehatan merupakan kunci utama dalam menjalankan tugas negara di bidang kesehatan serta untuk meningkatkan riset dan inovasi dalam negeri. Penguatan sumber daya dalam bidang riset dan inovasi menjadi tantangan yang cukup besar untuk diatasi melalui kolaborasi bersama,” ujar Yun Mukmin.
Acara dimulai dengan pembukaan dan keynote speech Amarulla Octavian tentang National Research and Innovation Policy in the Maritime Health Defense Sector. Dalam paparannya, Indonesia perlu memperkuat riset dan inovasi nasional di bidang kesehatan pertahanan maritim melalui dukungan kebijakan dan penguatan sumber daya manusia.
Pada acara tersebut, Dinas Kesehatan TNI AL turut mengundang beberapa pembicara internasional yang ahli di bidangnya dari Amerika Serikat, Australia, Filipina, Jerman, dan Kanada. “Kehadiran para pembicara internasional pada acara seminar ini memberikan perspektif baru bagi kami mengenai riset dan inovasi di bidang kesehatan pertahanan maritim yang juga memiliki peran vital bagi keamanan nasional,” kata Yun Mukmin.
Pembicara dari Amerika Serikat Cpt Dr. Caitlyn Menicucci dalam paparannya menyampaikan Analisis Isotop dan Penerapannya dalam Forensik: Penerapan dalam Geoprofiling Unidentified Decedent. Dia menjelaskan beberapa latar belakang dan penerapan analisis isotop dalam konteks ilmu forensik untuk menggambarkan kontribusi profil isotop terhadap penyelidikan orang yang meninggal tidak teridentifikasi dengan geoprofiling.
“Profil isotop jaringan manusia seperti tulang, gigi, rambut dan kuku memiliki potensi besar untuk penyelidikan forensik dengan memberikan informasi berharga mengenai riwayat hidup orang yang meninggal yang tidak teridentifikasi yang tidak dapat diperoleh dengan metode analisis lainnya.” katanya.
Pemaparan oleh LtCol Prof. Marcus Schiller dari Jerman mengenai riset kedokteran gigi di Jerman yang berfokus pada penggunaan snus oleh tentara Jerman serta perbandingan manfaatnya beralih dari rokok dan dampak pada kesehatan oral. Penggunaan snus bertujuan untuk membantu tentara Jerman yang membutuhkan konsentrasi dari konsumsi nikotin selain merokok.
“Konsumsi snus tidak bebas risiko karena masih terdapat efek patologis pada rongga mulut akan tetapi ini menjadi pilihan lebih baik daripada merokok bagi tentara dan kami terpanggil untuk meneliti lebih lanjut dampak penggunaannya,” ungkap Marcus Schiller.
Pemaparan lainnya yang menarik oleh Rogelio F. Varela Jr dari Filipina yang membahas Unmasking the Impact of Cigarette Smoking on the Male Reproductive System. Dalam paparannya, dia menyampaikan efek merokok yang berbahaya terhadap sistem reproduksi pria seperti potensi terjadinya penyakit batu ginjal, kanker ginjal, kanker prostat, disfungsi ereksi, dan penyakit reproduksi lainnya.
“Untuk mencegah dan menghindari penyakit reproduksi pada pria akibat aktivitas merokok diperlukan upaya berhenti merokok atau beralih ke produk alternatif agar terjadi perbaikan kondisi kesehatan khususnya sistem reproduksi,” pungkasnya.
Acara bertema “Research and Innovation to Enhance Human Resources of The Indonesian Medical Corps” itu turut dihadiri oleh peserta dari lingkungan TNI Angkatan Laut, perwakilan TNI Angkatan Darat, perwakilan Angkatan Udara, perwakilan Polri, dan peserta dari luar negeri. Yun Mukmin Akbar selaku koordinator menjelaskan acara ini diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi personel korps kesehatan, khususnya di lingkungan TNI AL dalam aspek riset dan inovasi untuk mendukung keberhasilan dalam menjalankan tugas negara.
Personel korps kesehatan juga didorong untuk aktif dalam aktualisasi dan sosialisasi ke dalam dan luar negeri. “Kualitas sumber daya personel korps kesehatan merupakan kunci utama dalam menjalankan tugas negara di bidang kesehatan serta untuk meningkatkan riset dan inovasi dalam negeri. Penguatan sumber daya dalam bidang riset dan inovasi menjadi tantangan yang cukup besar untuk diatasi melalui kolaborasi bersama,” ujar Yun Mukmin.
Acara dimulai dengan pembukaan dan keynote speech Amarulla Octavian tentang National Research and Innovation Policy in the Maritime Health Defense Sector. Dalam paparannya, Indonesia perlu memperkuat riset dan inovasi nasional di bidang kesehatan pertahanan maritim melalui dukungan kebijakan dan penguatan sumber daya manusia.
Pada acara tersebut, Dinas Kesehatan TNI AL turut mengundang beberapa pembicara internasional yang ahli di bidangnya dari Amerika Serikat, Australia, Filipina, Jerman, dan Kanada. “Kehadiran para pembicara internasional pada acara seminar ini memberikan perspektif baru bagi kami mengenai riset dan inovasi di bidang kesehatan pertahanan maritim yang juga memiliki peran vital bagi keamanan nasional,” kata Yun Mukmin.
Pembicara dari Amerika Serikat Cpt Dr. Caitlyn Menicucci dalam paparannya menyampaikan Analisis Isotop dan Penerapannya dalam Forensik: Penerapan dalam Geoprofiling Unidentified Decedent. Dia menjelaskan beberapa latar belakang dan penerapan analisis isotop dalam konteks ilmu forensik untuk menggambarkan kontribusi profil isotop terhadap penyelidikan orang yang meninggal tidak teridentifikasi dengan geoprofiling.
“Profil isotop jaringan manusia seperti tulang, gigi, rambut dan kuku memiliki potensi besar untuk penyelidikan forensik dengan memberikan informasi berharga mengenai riwayat hidup orang yang meninggal yang tidak teridentifikasi yang tidak dapat diperoleh dengan metode analisis lainnya.” katanya.
Pemaparan oleh LtCol Prof. Marcus Schiller dari Jerman mengenai riset kedokteran gigi di Jerman yang berfokus pada penggunaan snus oleh tentara Jerman serta perbandingan manfaatnya beralih dari rokok dan dampak pada kesehatan oral. Penggunaan snus bertujuan untuk membantu tentara Jerman yang membutuhkan konsentrasi dari konsumsi nikotin selain merokok.
“Konsumsi snus tidak bebas risiko karena masih terdapat efek patologis pada rongga mulut akan tetapi ini menjadi pilihan lebih baik daripada merokok bagi tentara dan kami terpanggil untuk meneliti lebih lanjut dampak penggunaannya,” ungkap Marcus Schiller.
Pemaparan lainnya yang menarik oleh Rogelio F. Varela Jr dari Filipina yang membahas Unmasking the Impact of Cigarette Smoking on the Male Reproductive System. Dalam paparannya, dia menyampaikan efek merokok yang berbahaya terhadap sistem reproduksi pria seperti potensi terjadinya penyakit batu ginjal, kanker ginjal, kanker prostat, disfungsi ereksi, dan penyakit reproduksi lainnya.
“Untuk mencegah dan menghindari penyakit reproduksi pada pria akibat aktivitas merokok diperlukan upaya berhenti merokok atau beralih ke produk alternatif agar terjadi perbaikan kondisi kesehatan khususnya sistem reproduksi,” pungkasnya.
(rca)
tulis komentar anda