Indonesia Berpotensi Resesi, MPR Dorong Percepatan Belanja Anggaran
Rabu, 05 Agustus 2020 - 12:51 WIB
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2020 minus 5,32%. Kondisi ini membuat Indonesia berpotensi mengalami resesi ekonomi .
Ketua MPR Bambang Soesatyo mendorong pemerintah agar segera memperbaiki proses birokrasi, penyaluran, dan pendataan agar belanja dan serapan anggaran untuk pemulihan ekonomi dapat segera diatasi, sehingga dapat mencegah Indonesia masuk ke dalam jurang resesi.
"Pemerintah harus dapat menyeimbangkan dan menentukan prioritas antara ketepatan dan kecepatan dalam realisasi anggaran, seperti kecepatan dalam pemberian bansos dan juga ketepatan dalam pembiayaan korporasi," katanya, Rabu (5/8/2020).( )
Dikatakan Bamsoet, dalam kondisi seperti sekarang, pemerintah harus berhati-hati dalam menentukan kebijakan dan pengalokasian anggaran, agar anggaran untuk pemulihan ekonomi dapat tepat sasaran.
"Saya mendorong pemerintah berupaya semaksimal mungkin agar ekonomi tidak tumbuh negatif, terutama pada triwulan III-2020 dengan terus mendorong stimulus belanja dan secara bertahap membuka akses ekonomi," katanya.( )
Ketua MPR Bambang Soesatyo mendorong pemerintah agar segera memperbaiki proses birokrasi, penyaluran, dan pendataan agar belanja dan serapan anggaran untuk pemulihan ekonomi dapat segera diatasi, sehingga dapat mencegah Indonesia masuk ke dalam jurang resesi.
"Pemerintah harus dapat menyeimbangkan dan menentukan prioritas antara ketepatan dan kecepatan dalam realisasi anggaran, seperti kecepatan dalam pemberian bansos dan juga ketepatan dalam pembiayaan korporasi," katanya, Rabu (5/8/2020).( )
Dikatakan Bamsoet, dalam kondisi seperti sekarang, pemerintah harus berhati-hati dalam menentukan kebijakan dan pengalokasian anggaran, agar anggaran untuk pemulihan ekonomi dapat tepat sasaran.
"Saya mendorong pemerintah berupaya semaksimal mungkin agar ekonomi tidak tumbuh negatif, terutama pada triwulan III-2020 dengan terus mendorong stimulus belanja dan secara bertahap membuka akses ekonomi," katanya.( )
(abd)
tulis komentar anda