Orasi Ilmiah Megawati di UTAR Malaysia: Transformasi Indonesia Berakar pada Pancasila
Senin, 02 Oktober 2023 - 16:48 WIB
JAKARTA - Presiden ke-5 Republik Indonesia (RI) Megawati Soekarnoputri menyampaikan orasi ilmiah mengenai trasformasi sosial bangsa Indonesia di Kampus Universiti Tunku Abdul Rahman (UTAR), Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (2/10/2023). Orasi itu disampaikan Megawati saat menerima gelar doktor kehormatan atau Honoris Causa (HC).
Dalam orasinya, Megawati menyampaikan pemikirannya tentang arti penting transformasi sosial sebagai sebuah jalan, di mana Indonesia tak hanya memikirkan dirinya sendiri, tapi juga memikirkan dunia. Menurut Megawati, transformasi sosial suatu bangsa tidak bisa dilepaskan dari keseluruhan pemahaman terhadap sejarah, budaya, dan juga kondisi geografis Indonesia.
Untuk Indonesia sendiri, ia bermuara pada Pancasila yang bukan sekedar falsafah, ideologi, the way of life, dasar dan tujuan bernegara. Tapi Pancasila juga merupakan ideologi geopolitik atas cara pandang Indonesia terhadap dunia.
"Dengan cara pandang ini, Indonesia berperan aktif dalam memperjuangkan tata dunia baru yang bebas dari kolonialisme dan imperialisme," kata Megawati.
Hal ini dibuktikan melalui penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika tahun 1955 di Bandung; Gerakan Non-Blok tahun 1961 di Beograd, juga Pidato Bung Karno di PBB pada tahun 1960 yang dikenal dengan “To Build the World Anew.
"Keseluruhan dokumen yang berkaitan dengan tiga momen bersejarah tersebut kini telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Memory of the World," katanya.
Peristiwa-peristiwa itu menggambarkan bahwa transformasi sosial bangsa Indonesia juga memiliki dimensi eksternal berupa tanggung jawab terhadap masa depan dunia yang lebih damai, lebih makmur, lebih berkeadilan, dan berkelanjutan. Artinya, Bangsa Indonesia pun menjadi Taman Sari Dunia dengan politik luar negeri bebas aktif.
Namun dimensi eksternal ini tidak akan optimum selama dimensi internalnya belum sempurna dilakukan.
Dalam orasinya, Megawati menyampaikan pemikirannya tentang arti penting transformasi sosial sebagai sebuah jalan, di mana Indonesia tak hanya memikirkan dirinya sendiri, tapi juga memikirkan dunia. Menurut Megawati, transformasi sosial suatu bangsa tidak bisa dilepaskan dari keseluruhan pemahaman terhadap sejarah, budaya, dan juga kondisi geografis Indonesia.
Untuk Indonesia sendiri, ia bermuara pada Pancasila yang bukan sekedar falsafah, ideologi, the way of life, dasar dan tujuan bernegara. Tapi Pancasila juga merupakan ideologi geopolitik atas cara pandang Indonesia terhadap dunia.
"Dengan cara pandang ini, Indonesia berperan aktif dalam memperjuangkan tata dunia baru yang bebas dari kolonialisme dan imperialisme," kata Megawati.
Hal ini dibuktikan melalui penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika tahun 1955 di Bandung; Gerakan Non-Blok tahun 1961 di Beograd, juga Pidato Bung Karno di PBB pada tahun 1960 yang dikenal dengan “To Build the World Anew.
"Keseluruhan dokumen yang berkaitan dengan tiga momen bersejarah tersebut kini telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Memory of the World," katanya.
Peristiwa-peristiwa itu menggambarkan bahwa transformasi sosial bangsa Indonesia juga memiliki dimensi eksternal berupa tanggung jawab terhadap masa depan dunia yang lebih damai, lebih makmur, lebih berkeadilan, dan berkelanjutan. Artinya, Bangsa Indonesia pun menjadi Taman Sari Dunia dengan politik luar negeri bebas aktif.
Namun dimensi eksternal ini tidak akan optimum selama dimensi internalnya belum sempurna dilakukan.
tulis komentar anda