Konsolidasi se-Kepulauan Nias, Sekjen PDIP Minta Anak Muda Tiru Semangat Belajar Bung Karno

Sabtu, 16 September 2023 - 22:59 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menghadiri Rapat Konsolidasi Tiga Pilar Partai di Kabupaten Gunungsitoli, Kepulauan Nias, Sumatera Utara, Sabtu (16/9/2023). Foto: Ist
NIAS - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengajak anak muda Kepulauan Nias menggembleng diri dengan pendidikan agar bisa membangun daerah. Hasto yakin Nias bisa menjadi wilayah kuat di Samudera Hindia, termasuk mengalahkan kemajuan Singapura.

"Pulau Nias sangat penting secara geopilitik. Sangat penting bagi PDI Perjuangan sebagai partai politik yang memiliki rekam jejak yang panjang untuk bersekutu dengan ilmu pengetahuan," ujar Hasto saat memberikan arahan dalam Rapat Konsolidasi Tiga Pilar Partai di Kabupaten Gunungsitoli, Kepulauan Nias, Sumatera Utara, Sabtu (16/9/2023).

Hasto menyampaikan, PDIP menyuarakan pembangunan Kepulauan Nias ke pemerintah pusat demi kemajuan Kepulauan Nias. Dosen Universitas Pertahanan (Unhan) RI ini lalu membandingkan Kepulauan Nias yang memiliki luas daerah hampir 5.600 km persegi, sedangkan Singapura hanya 728 meter persegi. Namun, Singapura mampu memanfaatkan geostrategis dengan baik.



Menurut Hasto, Kepulauan Nias seharusnya bisa maju dengan memanfaatkan geostrategisnya. "Nias 7,7 kali luasnya dengan Singapura, maka seharusnya seluruh anak-anak muda di Kepulauan Nias bermimpi untuk membangun kepulauannya. Sebab itulah yang diwarisi Soekarno," jelas Hasto.



Hasto mengungkapkan, Bung Karno memiliki konsep agar Kepulauan Nias menjadi pintu gerbang kemajuan ke Pasifik. Bung Karno juga mencita-citakan Kepulauan Nias berperan bagi Indonesia agar menjadi negara yang kuat di Samudera Hindia.

"Secara geopilitik, secara geostrategis, Kepulauan Nias itu berada di ujung depan Samudera Hindia, maka mulai hari ini kita mulai merancang kalau Nias menjadi kepulauan yang hebat," kata Hasto.

Politikus asal Yogyakarta ini mengingatkan bahwa Proklamator RI Bung Karno saat usia 16 tahun sudah menggembleng diri belajar, bahkan di ruangan yang sangat sempit, yaitu 2x3 meter. Di ruangan itu, Bung Karno hanya menggunakan lampu teplok untuk membaca.

"Soekarno yang lahir dari kalangan rakyat biasa tidak pernah kehilangan daya imajinasinya untuk menjadi pemimpin besar. Maka Soekarno menggembleng dirinya ketika anak-anak sebayanya asyik main kasti, main bola. Soekarno kecil lebih suka menekuni buku di ruang-ruang sempit," kata Hasto.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More