Kisah LB Moerdani, Jenderal Kopassus yang Berjaya di Era 2 Presiden Namun Kesepian di Umur Tuanya
Rabu, 13 September 2023 - 13:52 WIB
Memasuki era pemerintahan Orde Baru bersama Presiden Soeharto, sosok Benny Moerdani makin dikenali banyak orang. Berbekal pengalaman dan kepiawaiannya, dia mulai dikenal sebagai salah satu tangan kanan Soeharto dalam keamanan presiden dan negara.
Sayang, kehidupannya mulai berubah ketika memasuki masa senja. Mendekati penghujung hidupnya, LB Moerdani hidup dengan kesepian.
Setelah pensiun dari militer, Benny tidak memiliki kantor atau menjadi komisaris sebagaimana kawannya yang sesama purnawirawan TNI. Lebih lanjut, dia banyak menghabiskan waktu untuk sekadar mengobrol bersama kawan-kawannya di CSIS seperti Harry Tjan Silalahi, Clara, dan Jusuf Wanandi.
Clara selaku mantan sekretaris Benny menyebut bahwa hanya pertemuan dengan geng CSIS yang menjadikan Benny Moerdani seperti "hidup kembali". Hanya kepada mereka juga, Benny bertanya tentang perubahan politik, kondisi negara, dan masalah dunia internasional.
Lebih jauh, Benny juga menghabiskan waktu untuk membaca segepok koran dan buku kiriman kawan-kawannya di Amerika Serikat. Sesekali, ia mencoba melukis sebagai terapi pasca-stroke hingga menonton film perang dari cakram optik di rumahnya.
Sisa hidupnya dihabiskan pada kediamannya di Hang Lekir, Jakarta Selatan. LB Moerdani ditemani istri, anak tunggalnya, dan juga seorang perawat. Sementara untuk berkomunikasi, ia hanya dibantu lonceng, karena memang kala itu hidupnya terpaksa dihabiskan di atas kursi roda.
Lihat Juga: Daftar Komandan Paspampres Sukses Raih Jenderal Bintang 4, Tiga di Antaranya Perisai Hidup Jokowi
Sayang, kehidupannya mulai berubah ketika memasuki masa senja. Mendekati penghujung hidupnya, LB Moerdani hidup dengan kesepian.
Setelah pensiun dari militer, Benny tidak memiliki kantor atau menjadi komisaris sebagaimana kawannya yang sesama purnawirawan TNI. Lebih lanjut, dia banyak menghabiskan waktu untuk sekadar mengobrol bersama kawan-kawannya di CSIS seperti Harry Tjan Silalahi, Clara, dan Jusuf Wanandi.
Clara selaku mantan sekretaris Benny menyebut bahwa hanya pertemuan dengan geng CSIS yang menjadikan Benny Moerdani seperti "hidup kembali". Hanya kepada mereka juga, Benny bertanya tentang perubahan politik, kondisi negara, dan masalah dunia internasional.
Lebih jauh, Benny juga menghabiskan waktu untuk membaca segepok koran dan buku kiriman kawan-kawannya di Amerika Serikat. Sesekali, ia mencoba melukis sebagai terapi pasca-stroke hingga menonton film perang dari cakram optik di rumahnya.
Sisa hidupnya dihabiskan pada kediamannya di Hang Lekir, Jakarta Selatan. LB Moerdani ditemani istri, anak tunggalnya, dan juga seorang perawat. Sementara untuk berkomunikasi, ia hanya dibantu lonceng, karena memang kala itu hidupnya terpaksa dihabiskan di atas kursi roda.
Lihat Juga: Daftar Komandan Paspampres Sukses Raih Jenderal Bintang 4, Tiga di Antaranya Perisai Hidup Jokowi
(okt)
tulis komentar anda