Cak Imin Dipinang Anies, Gibran atau Erick Thohir Cawapres Prabowo?
Sabtu, 02 September 2023 - 06:44 WIB
JAKARTA - Peta politik Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024 berubah. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menerima tawaran Partai Nasdem agar Muhaimin Iskandar ( Cak Imin ) mendampingi bakal calon presiden Anies Baswedan .
Keputusan penting ini diungkapkan Sekjen DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Hasanuddin Wahid seusai rapat pleno gabungan di Kantor DPW PKB Jatim, Jumat (1/9/2023) petang. Kerja sama politik antara PKB dengan Partai Gerindra pun berakhir.
Kedua partai politik itu sebelumnya membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Lalu, siapa figur yang berpotensi menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Prabowo Subianto?
Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai bakal calon presiden Prabowo Subianto berpotensi berpasangan dengan Menteri BUMN Erick Thohir (ET) atau Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024.
"Kalau saya melihatnya ya Prabowo punya potensi berpasangan dengan ET atau Gibran, antara itulah, nama lain agak sulit. Pasangan cawapres arahnya ke sana," ujar Ujang kepada MNC Portal Indonesia, Sabtu (2/9/2023).
Ujang berpendapat, duet Prabowo-Gibran kuncinya ada pada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang juga ayah dari Gibran. Menurutnya, duet tersebut tergantung dari dukungan Presiden Jokowi atau tidak.
"Ya kalau skema Prabowo-Gibran terjadi ya kuncinya di Jokowi. Jokowi-nya full enggak dukung Prabowo-Gibran? Itu saja," ucapnya.
Ujang pun melihat peluang menang Prabowo-Gibran kembali kepada elektabilitas terkini. Menurutnya, faktor utama dan kuncinya ada di Presiden Jokowi jika duet pasangan Prabowo-Gibran terealisasi.
"Kalau potensi menang kita lihat nanti elektabilitas Prabowo-Gibran tinggi atau tidak kalau tinggi ya Prabowo mengalahkan elektabilitas capres-cawapres yang lain pasangan tersebut bisa menang. Tapi kalau elektabilitas bisa disaingi pasangan yang lain bisa juga kalah tergantung soal potensi menang itu," ujar Ujang.
"Faktor utamanya Jokowi sebagai Presiden dan ayahnya Gibran serta dilihat juga elektabilitas Prabowo tinggi atau tidak kalau tinggi ya menang kalau masih tinggi terus, tapi kalau tidak stabil atau turun ya tadi bisa kalah, tergantung makanya,” pungkasnya.
Keputusan penting ini diungkapkan Sekjen DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Hasanuddin Wahid seusai rapat pleno gabungan di Kantor DPW PKB Jatim, Jumat (1/9/2023) petang. Kerja sama politik antara PKB dengan Partai Gerindra pun berakhir.
Kedua partai politik itu sebelumnya membentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR). Lalu, siapa figur yang berpotensi menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Prabowo Subianto?
Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai bakal calon presiden Prabowo Subianto berpotensi berpasangan dengan Menteri BUMN Erick Thohir (ET) atau Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024.
"Kalau saya melihatnya ya Prabowo punya potensi berpasangan dengan ET atau Gibran, antara itulah, nama lain agak sulit. Pasangan cawapres arahnya ke sana," ujar Ujang kepada MNC Portal Indonesia, Sabtu (2/9/2023).
Ujang berpendapat, duet Prabowo-Gibran kuncinya ada pada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang juga ayah dari Gibran. Menurutnya, duet tersebut tergantung dari dukungan Presiden Jokowi atau tidak.
"Ya kalau skema Prabowo-Gibran terjadi ya kuncinya di Jokowi. Jokowi-nya full enggak dukung Prabowo-Gibran? Itu saja," ucapnya.
Ujang pun melihat peluang menang Prabowo-Gibran kembali kepada elektabilitas terkini. Menurutnya, faktor utama dan kuncinya ada di Presiden Jokowi jika duet pasangan Prabowo-Gibran terealisasi.
"Kalau potensi menang kita lihat nanti elektabilitas Prabowo-Gibran tinggi atau tidak kalau tinggi ya Prabowo mengalahkan elektabilitas capres-cawapres yang lain pasangan tersebut bisa menang. Tapi kalau elektabilitas bisa disaingi pasangan yang lain bisa juga kalah tergantung soal potensi menang itu," ujar Ujang.
"Faktor utamanya Jokowi sebagai Presiden dan ayahnya Gibran serta dilihat juga elektabilitas Prabowo tinggi atau tidak kalau tinggi ya menang kalau masih tinggi terus, tapi kalau tidak stabil atau turun ya tadi bisa kalah, tergantung makanya,” pungkasnya.
(rca)
Lihat Juga :
tulis komentar anda