Apa Saja Sisi Positif Debat Capres Ala BEM UI?
Kamis, 24 Agustus 2023 - 09:25 WIB
JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Fathul Bari menyambut positif niatan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia ( BEM UI ) menggelar debat calon presiden ( capres ). Fathul mengaku mendukung niatan BEM UI mengundang Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto di Kampus UI dalam waktu dekat.
“Kami mendukung setiap upaya yang dilakukan oleh siapa pun untuk menghadirkan perdebatan soal gagasan rencana kebijakan yang dilakukan oleh para bakal calon Presiden Republik Indonesia,” kata Fathul kepada SINDOnews, Kamis (24/8/2023).
“Apalagi jika itu dilakukan oleh kalangan kampus bahkan mahasiswa sehingga mereka pun juga bisa menguji para bakal capres sekaligus memposisikan mereka sebagai subjek dalam pemilu yang dalam hal ini jadi kalangan kritis yang mengawal proses pemilu dengan baik,” sambung Fathul, Ketua Umum BEM UI periode 2006-2007 ini.
Dia pun membeberkan sejumlah sisi positif dari niatan BEM UI mengundang para bakal capres tersebut. Pertama, kata dia, kembali menjadikan kampus dan kalangan muda sebagai episentrum gagasan dan gerakan.
“Kedua, menjadikan pilpres sebagai arena pertarungan gagasan terbaik bagi para bakal capres yang berkontestasi sehingga publik diberikan ruang untuk mengenali bakal capres lebih dalam dan lebih substantif,” katanya.
Ketiga, lanjut dia, ini selaras dengan realitas saat ini karena kalangan milenial dan generasi Z menjadi pemilih terbesar dalam Pemilu 2024. “Sehingga mereka bukan hanya menjadi penentu dalam konteks objek suara tetapi justru menjadi kalangan yang bersuara dan menentukan arah kebijakan ke depan,” tuturnya.
Menurut dia, sudah saatnya kontestasi demokrasi pemilu di Indonesia bukan lagi pertarungan pencitraan dan gimmick semata, tetapi menjadi pertarungan gagasan kebijakan oleh para capres yang merupakan hak seluruh warga untuk melihat dan mengujinya.
Fathul tidak sepakat dengan Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi yang mengkritisi debat capres tersebut. “Jangan mengebiri demokrasi dan mengingkari semangat reformasi. Justru hal itu harus dibudayakan dalam demokrasi kita,” kata Fathul.
“Kami mendukung setiap upaya yang dilakukan oleh siapa pun untuk menghadirkan perdebatan soal gagasan rencana kebijakan yang dilakukan oleh para bakal calon Presiden Republik Indonesia,” kata Fathul kepada SINDOnews, Kamis (24/8/2023).
“Apalagi jika itu dilakukan oleh kalangan kampus bahkan mahasiswa sehingga mereka pun juga bisa menguji para bakal capres sekaligus memposisikan mereka sebagai subjek dalam pemilu yang dalam hal ini jadi kalangan kritis yang mengawal proses pemilu dengan baik,” sambung Fathul, Ketua Umum BEM UI periode 2006-2007 ini.
Dia pun membeberkan sejumlah sisi positif dari niatan BEM UI mengundang para bakal capres tersebut. Pertama, kata dia, kembali menjadikan kampus dan kalangan muda sebagai episentrum gagasan dan gerakan.
“Kedua, menjadikan pilpres sebagai arena pertarungan gagasan terbaik bagi para bakal capres yang berkontestasi sehingga publik diberikan ruang untuk mengenali bakal capres lebih dalam dan lebih substantif,” katanya.
Ketiga, lanjut dia, ini selaras dengan realitas saat ini karena kalangan milenial dan generasi Z menjadi pemilih terbesar dalam Pemilu 2024. “Sehingga mereka bukan hanya menjadi penentu dalam konteks objek suara tetapi justru menjadi kalangan yang bersuara dan menentukan arah kebijakan ke depan,” tuturnya.
Menurut dia, sudah saatnya kontestasi demokrasi pemilu di Indonesia bukan lagi pertarungan pencitraan dan gimmick semata, tetapi menjadi pertarungan gagasan kebijakan oleh para capres yang merupakan hak seluruh warga untuk melihat dan mengujinya.
Fathul tidak sepakat dengan Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi yang mengkritisi debat capres tersebut. “Jangan mengebiri demokrasi dan mengingkari semangat reformasi. Justru hal itu harus dibudayakan dalam demokrasi kita,” kata Fathul.
tulis komentar anda