Sidang ke-17 AMMTC, Kapolri Bersama 6 Negara Sepakat Tangani Transnational Crime
Senin, 21 Agustus 2023 - 19:28 WIB
JAKARTA - Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo sekaligus Ketua ASEAN Ministerial Meeting On Transnational Crime (AMMTC) menandatangani Memorandum of Understanding (Mou) atau nota kesepahaman dengan enam negara. Penandatanganan tersebut terkait kerja sama pencegahan dan penegakan hukum terhadap kejahatan lintas-negara atau transnational crime.
Adapun keenam negara yang menandatangani MoU tersebut antara lain, Laos, Singapura, Thailand, Vietnam, Kamboja, Malaysia. Selain itu, mereka juga menandatangani MoU terkait peningkatan pembangunan kapasitas antar-negara. Penandantangan MoU itu merupakan hasil dari pertemuan AMMTC pada sesi pertama.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo resmi membuka proses sidang AMMTC ke-17 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam pemaparan awalnya, Sigit menekankan, pembahasan AMMTC ini harus memiliki semangat untuk terus mengedepankan keamanan dan stabilitas kawasan demi mewujudkan kemakmuran di ASEAN.
"Dalam jalannya diskusi, kita harus selalu mengingat bahwa keamanan rakyat dan stabilitas kawasan menjadi prioritas utama demi mewujudkan kemakmuran bagi ASEAN," kata Sigit di Ballroom Hotel Meruorah, Labuan Bajo, NTT, Senin (21/8/2023).
Sigit menegaskan, karena memiliki kedekatan geografis, negara di ASEAN saat ini, sama-sama menghadapi musuh bersama yakni kejahatan lintas negara yang tidak mengenal batas negara, kedaulatan negara, dan hukum yang berlaku. "Kita telah menyaksikan kejahatan lintas negara telah merubah modus operandinya, termasuk mengambil keuntungan dari celah yang ada dan perkembangan teknologi," ujar Sigit.
Untuk mencegah serta memberangus praktik kejahatan lintas negara, Sigit menyebut, setiap negara harus bekerja sama dan berkolaborasi dalam penegakan hukum. Hal itu menjadi kunci. "Guna memperkuat komitmen untuk memberantas dan menanggulangi kejahatan transnasional, kita harus berpikir dan bertindak sebagai satu komunitas, dengan tetap menghargai hukum dan aturan yang berlaku di masing-masing negara," ucap Sigit.
Menurut Sigit, Presiden Jokowi selalu menekankan ASEAN harus menjadi kawasan yang stabil dan damai, serta jangkar bagi stabilitas dunia. Kemudian, harus konsisten menjunjung tinggi hukum internasional dan tidak bertindak sebagai proxy bagi siapa pun. Harus menjadi kawasan yang bermartabat, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan serta demokrasi.
"Harus memperkuat diri untuk menjadi kawasan ekonomi yang tumbuh cepat, inklusif dan berkelanjutan," tutur Sigit menyampaikan komitmen Presiden Jokowi.
Sebab itu, Sigit meyakini, pertemuan AMMTC ini akan terus menjadi sarana dan mekanisme yang berarti di kawasan. Kuatnya komitmen antarnegara akan menghasilkan capaian dan upaya konkret yang akan bermanfaat bagi kepentingan di dalam dan di luar kawasan.
"Dalam rapat yang terhormat ini, izinkan saya menegaskan kembali pentingnya komunikasi dan kerja sama menjaga stabilitas, keamanan, dan perdamaian di kawasan. Dukungan, ide, dan kontribusi berharga anda dalam pertemuan ini akan bermanfaat bagi hasil pertemuan ini," tutup Sigit.
Adapun keenam negara yang menandatangani MoU tersebut antara lain, Laos, Singapura, Thailand, Vietnam, Kamboja, Malaysia. Selain itu, mereka juga menandatangani MoU terkait peningkatan pembangunan kapasitas antar-negara. Penandantangan MoU itu merupakan hasil dari pertemuan AMMTC pada sesi pertama.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo resmi membuka proses sidang AMMTC ke-17 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Dalam pemaparan awalnya, Sigit menekankan, pembahasan AMMTC ini harus memiliki semangat untuk terus mengedepankan keamanan dan stabilitas kawasan demi mewujudkan kemakmuran di ASEAN.
Baca Juga
"Dalam jalannya diskusi, kita harus selalu mengingat bahwa keamanan rakyat dan stabilitas kawasan menjadi prioritas utama demi mewujudkan kemakmuran bagi ASEAN," kata Sigit di Ballroom Hotel Meruorah, Labuan Bajo, NTT, Senin (21/8/2023).
Sigit menegaskan, karena memiliki kedekatan geografis, negara di ASEAN saat ini, sama-sama menghadapi musuh bersama yakni kejahatan lintas negara yang tidak mengenal batas negara, kedaulatan negara, dan hukum yang berlaku. "Kita telah menyaksikan kejahatan lintas negara telah merubah modus operandinya, termasuk mengambil keuntungan dari celah yang ada dan perkembangan teknologi," ujar Sigit.
Baca Juga
Untuk mencegah serta memberangus praktik kejahatan lintas negara, Sigit menyebut, setiap negara harus bekerja sama dan berkolaborasi dalam penegakan hukum. Hal itu menjadi kunci. "Guna memperkuat komitmen untuk memberantas dan menanggulangi kejahatan transnasional, kita harus berpikir dan bertindak sebagai satu komunitas, dengan tetap menghargai hukum dan aturan yang berlaku di masing-masing negara," ucap Sigit.
Menurut Sigit, Presiden Jokowi selalu menekankan ASEAN harus menjadi kawasan yang stabil dan damai, serta jangkar bagi stabilitas dunia. Kemudian, harus konsisten menjunjung tinggi hukum internasional dan tidak bertindak sebagai proxy bagi siapa pun. Harus menjadi kawasan yang bermartabat, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan serta demokrasi.
"Harus memperkuat diri untuk menjadi kawasan ekonomi yang tumbuh cepat, inklusif dan berkelanjutan," tutur Sigit menyampaikan komitmen Presiden Jokowi.
Sebab itu, Sigit meyakini, pertemuan AMMTC ini akan terus menjadi sarana dan mekanisme yang berarti di kawasan. Kuatnya komitmen antarnegara akan menghasilkan capaian dan upaya konkret yang akan bermanfaat bagi kepentingan di dalam dan di luar kawasan.
"Dalam rapat yang terhormat ini, izinkan saya menegaskan kembali pentingnya komunikasi dan kerja sama menjaga stabilitas, keamanan, dan perdamaian di kawasan. Dukungan, ide, dan kontribusi berharga anda dalam pertemuan ini akan bermanfaat bagi hasil pertemuan ini," tutup Sigit.
(cip)
tulis komentar anda