Komitmen KSAD Dudung Jaga Netralitas pada Pemilu 2024 Diyakini Bikin TNI Semakin Dicintai Rakyat
Minggu, 20 Agustus 2023 - 12:45 WIB
JAKARTA - Sikap Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman yang berkomitmen terus menjaga netralitas TNI pada Pemilu dan Pilpres 2024, diapresiasi. Netralitas Jenderal Dudung tersebut diyakini membuat TNI semakin dicintai rakyat.
“TNI tidak boleh masuk partai dan TNI tidak boleh mendukung. TNI adalah pengayom dan slogan-slogan TNI harus menjadi perhatian dari karakter TNI itu sendiri,” ujar Anggota DPR RI Guspardi Gaus dalam keterangannya, Minggu (20/8/2023).
Menurut dia, TNI AD di bawah komando Jenderal Dudung semakin menunjukkan amanah dan jati diri untuk tetap di hati dan dicintai Rakyat. Dudung dianggap sosok pemimpin yang menjalankan perintah undang-undang dalam menjaga keamanan pesta demokrasi lima tahunan.
“Netralitas TNI sudah diatur oleh undang-undang. Jadi jelas mendukung TNI netral,” kata Guspardi.
Guspardi menambahkan, ketegasan Jenderal Dudung yang meminta purnawirawan tidak menggunakan atribut TNI, harus didukung semua kalangan. Sebab, purnawirawan tidak berhak lagi menggunakan atribut-atribut TNI, apalagi dipergunakan untuk kepentingan politik praktis.
“Apa yang disampaikan Pak Dudung itu benar adanya, bahwa purnawirawan itu bukan TNI lagi. Dia mantan, dia bukan pejabat lagi. Purnawirawan bisa ikut politik praktis, dia tidak netral lagi. Bisa saja masuk ke salah satu parpol. Itu yang membedakan dia dengan TNI aktif. Artinya, dia sudah sama dengan masyarakat sipil. Jadi tidak ada bedanya masyarakat sipil dan purnawirawan,” tambah Guspardi.
Dudung juga dianggap sebagai sosok pemimpin tegas dan berintegritas. Politisi dari Fraksi Partai Amanat Nasional ini menilai Jenderal Dudung sebagai sosok Jenderal Soedirman masa kini. Baik dari sisi ketegasannya, kesederhanannya, kedekatannya dengan anak buah, dan kepeduliannya kepada masyarakat.
“Jenderal Soedirman itu, kesederhaannya, keteladanannyam kepiawannya, menjadi sosok teladan bagi TNI. Makanya hampir seluluh jalan di kota-kota itu patung Jenderal Soedirman letaknya strategis. Ini dimaksudkan supaya bisa mengenang beliau. Kesantunan, kesedaerhanaan, dan kemampuan bergaul dengan bawahannya. Makanya dia menjadi sosok yang perlu diteladani,” tutup anggota Komisi II DPR RI ini.
“TNI tidak boleh masuk partai dan TNI tidak boleh mendukung. TNI adalah pengayom dan slogan-slogan TNI harus menjadi perhatian dari karakter TNI itu sendiri,” ujar Anggota DPR RI Guspardi Gaus dalam keterangannya, Minggu (20/8/2023).
Menurut dia, TNI AD di bawah komando Jenderal Dudung semakin menunjukkan amanah dan jati diri untuk tetap di hati dan dicintai Rakyat. Dudung dianggap sosok pemimpin yang menjalankan perintah undang-undang dalam menjaga keamanan pesta demokrasi lima tahunan.
“Netralitas TNI sudah diatur oleh undang-undang. Jadi jelas mendukung TNI netral,” kata Guspardi.
Guspardi menambahkan, ketegasan Jenderal Dudung yang meminta purnawirawan tidak menggunakan atribut TNI, harus didukung semua kalangan. Sebab, purnawirawan tidak berhak lagi menggunakan atribut-atribut TNI, apalagi dipergunakan untuk kepentingan politik praktis.
“Apa yang disampaikan Pak Dudung itu benar adanya, bahwa purnawirawan itu bukan TNI lagi. Dia mantan, dia bukan pejabat lagi. Purnawirawan bisa ikut politik praktis, dia tidak netral lagi. Bisa saja masuk ke salah satu parpol. Itu yang membedakan dia dengan TNI aktif. Artinya, dia sudah sama dengan masyarakat sipil. Jadi tidak ada bedanya masyarakat sipil dan purnawirawan,” tambah Guspardi.
Dudung juga dianggap sebagai sosok pemimpin tegas dan berintegritas. Politisi dari Fraksi Partai Amanat Nasional ini menilai Jenderal Dudung sebagai sosok Jenderal Soedirman masa kini. Baik dari sisi ketegasannya, kesederhanannya, kedekatannya dengan anak buah, dan kepeduliannya kepada masyarakat.
“Jenderal Soedirman itu, kesederhaannya, keteladanannyam kepiawannya, menjadi sosok teladan bagi TNI. Makanya hampir seluluh jalan di kota-kota itu patung Jenderal Soedirman letaknya strategis. Ini dimaksudkan supaya bisa mengenang beliau. Kesantunan, kesedaerhanaan, dan kemampuan bergaul dengan bawahannya. Makanya dia menjadi sosok yang perlu diteladani,” tutup anggota Komisi II DPR RI ini.
(thm)
Lihat Juga :
tulis komentar anda