Lazis ASFA Terima Penghargaan Terinovatif dalam Percepatan SDM
Minggu, 30 Juli 2023 - 17:18 WIB
JAKARTA - Lazis Assalam Fil Alamin (ASFA) menerima penghargaan dari Kementerian Agama ( Kemenag ) dalam bidang inovasi pengembangan dan percepatan sumber daya manusia (SDM) serta kaderisasi berbasis pondok pesantren atau lembaga pendidikan Islam. Penghargaan itu diberikan dalam acara peluncuran buku Filantropi Islam untuk Indonesia di Kantor Kemenag, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (30/7/2023).
Acara itu dihadiri oleh Dirjen Bimas Islam Kamariddin Amin, Direktur Pemberdayaan Ziswaf Tamizi Tohor, Pimpinan Baznas dan BWI, ketua-ketua lembaga zakat, dan wakaf nasional. Sedangkan Lazis ASFA didirikan oleh Komjen Pol (Purn) Syafruddin dan diketuai oleh KH. Dasat Latief didedikasikan untuk program keumatan melalui tasaruf zakat dalam bentuk 5 program: pendidikan, ekonomi, kemanusiaan, kesehatan, sosial, dan dakwah.
Wakil Ketua Lazis ASFA KH. Anizar Masyhadi membeberkan bahwa dari lima program tersebut yang menjadi unggulan adalah pada bidang pendidikan. Lazis ASFA mendorong percepatan pengembangan SDM di pesantren-pesantren dan lembaga pendidikan Islam.
Hingga Juli 2023 ini, sebanyak 939 orang mendapatkan beasiswa mulai dari jenjang santri, pelajar, S1, S2 hingga S3, di dalam dan luar negeri. Kiai Anizar mengungkapkan, bagi kader lembaga atau pesantren, maka setelah selesai studi mereka diwajibkan kembali ke lembaga pesantren atau pendidikannya.
Sedangkan bagi nonkader lembaga maka wajib menjalani masa pengabdian masyarakat di pesantren-pesantren selama minimal 1 tahun yang ditentukan oleh Lazis ASFA. Lazis ASFA mencanangkan hingga 2024, ada 2.000 orang yang akan mendapat beasiswa jenjang S1-S3.
Sementara itu, Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin mengatakan, zakat menjadi instrumen penting dan strategis dalam berbangsa dan bernegara. Dia menuturkan, tren perkembangan zakat, infak, dan sedekah di Indonesia sudah bagus, pada 2023 menembus angka Rp33 triliun.
Dia berharap 10 tahun ke depan bisa mencapai di atas Rp100 triliun. "Ada girah kesadaran berzakat dari umat Islam, dikarenakan lembaga filantropi dan penggiat zakat serta penyuluh agama bergerak secara massif memberikan nilai-nilai penting tentang wajibnya zakat dan dampaknya pada sektor masyarakat.
Pimpinan Baznas RI Zainul Bahar Noor menjelaskan zakat akan menjadi instrumen power full dalam menyelesaikan problematika umat jika target capaian perolehan dan pengelolaan zakat berhasil. Dia mengatakan, potensi perolehan Zis di Indonesia sangat besar, yaitu Rp326,7 triliun, namun kini baru mencapai Rp33 triliun.
Kemenag dan Baznas mengapresiasi kinerja filantropi Indonesia yang sudah sangat bagus, di antaranya Lazis Assalam Fil Alamin, yang secara kontinu berpikir keras untuk ikut menyelesaikan problematika umat, melalui pendayagunaan tasaruf zakat yang tepat sasaran.
Ketua Dewan Syariah Lazis ASFA KH Anang Rikza menekankan pentingnya dua sayap filantropi: zakat dan wakaf yang harus dikelola dan dikembangkan dengan baik. Menurutnya, zakat dan wakaf harus menjadi menjadi gaya hidup umat Islam Indonesia.
Zakat menjadi kewajiban setiap muslim sebagaimana salat, yang jika ditinggalkan akan berdosa. Adapun pengurus Lazis ASFA yang hadir dalam acara itu adalah Pengawas Irjen Pol (Purn) Mas Guntur Laupe, MH, Sekretaris M. Adil Triansyah, BCM, Bendahara Pangeran Arsyad, Lc dan pengurus lainnya.
Acara itu dihadiri oleh Dirjen Bimas Islam Kamariddin Amin, Direktur Pemberdayaan Ziswaf Tamizi Tohor, Pimpinan Baznas dan BWI, ketua-ketua lembaga zakat, dan wakaf nasional. Sedangkan Lazis ASFA didirikan oleh Komjen Pol (Purn) Syafruddin dan diketuai oleh KH. Dasat Latief didedikasikan untuk program keumatan melalui tasaruf zakat dalam bentuk 5 program: pendidikan, ekonomi, kemanusiaan, kesehatan, sosial, dan dakwah.
Wakil Ketua Lazis ASFA KH. Anizar Masyhadi membeberkan bahwa dari lima program tersebut yang menjadi unggulan adalah pada bidang pendidikan. Lazis ASFA mendorong percepatan pengembangan SDM di pesantren-pesantren dan lembaga pendidikan Islam.
Hingga Juli 2023 ini, sebanyak 939 orang mendapatkan beasiswa mulai dari jenjang santri, pelajar, S1, S2 hingga S3, di dalam dan luar negeri. Kiai Anizar mengungkapkan, bagi kader lembaga atau pesantren, maka setelah selesai studi mereka diwajibkan kembali ke lembaga pesantren atau pendidikannya.
Sedangkan bagi nonkader lembaga maka wajib menjalani masa pengabdian masyarakat di pesantren-pesantren selama minimal 1 tahun yang ditentukan oleh Lazis ASFA. Lazis ASFA mencanangkan hingga 2024, ada 2.000 orang yang akan mendapat beasiswa jenjang S1-S3.
Sementara itu, Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin mengatakan, zakat menjadi instrumen penting dan strategis dalam berbangsa dan bernegara. Dia menuturkan, tren perkembangan zakat, infak, dan sedekah di Indonesia sudah bagus, pada 2023 menembus angka Rp33 triliun.
Dia berharap 10 tahun ke depan bisa mencapai di atas Rp100 triliun. "Ada girah kesadaran berzakat dari umat Islam, dikarenakan lembaga filantropi dan penggiat zakat serta penyuluh agama bergerak secara massif memberikan nilai-nilai penting tentang wajibnya zakat dan dampaknya pada sektor masyarakat.
Pimpinan Baznas RI Zainul Bahar Noor menjelaskan zakat akan menjadi instrumen power full dalam menyelesaikan problematika umat jika target capaian perolehan dan pengelolaan zakat berhasil. Dia mengatakan, potensi perolehan Zis di Indonesia sangat besar, yaitu Rp326,7 triliun, namun kini baru mencapai Rp33 triliun.
Kemenag dan Baznas mengapresiasi kinerja filantropi Indonesia yang sudah sangat bagus, di antaranya Lazis Assalam Fil Alamin, yang secara kontinu berpikir keras untuk ikut menyelesaikan problematika umat, melalui pendayagunaan tasaruf zakat yang tepat sasaran.
Ketua Dewan Syariah Lazis ASFA KH Anang Rikza menekankan pentingnya dua sayap filantropi: zakat dan wakaf yang harus dikelola dan dikembangkan dengan baik. Menurutnya, zakat dan wakaf harus menjadi menjadi gaya hidup umat Islam Indonesia.
Zakat menjadi kewajiban setiap muslim sebagaimana salat, yang jika ditinggalkan akan berdosa. Adapun pengurus Lazis ASFA yang hadir dalam acara itu adalah Pengawas Irjen Pol (Purn) Mas Guntur Laupe, MH, Sekretaris M. Adil Triansyah, BCM, Bendahara Pangeran Arsyad, Lc dan pengurus lainnya.
(rca)
tulis komentar anda