MUI Sindir Pemerintah Banyak Ambil Tugas Kiai: Tinggal Mengurus Mayat yang Belum
Jum'at, 28 Juli 2023 - 18:30 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia ( MUI ) Marsudi Syuhud mengungkapkan saat ini hampir seluruh layanan masyarakat diambil oleh pemerintah. Padahal dulunya layanan-layanan di bidang agama masih diurus oleh kiai-kiai.
"Yang telah ada dari zaman dulu nggak banyak yang diambil dan dilaksanakan oleh pemerintahan, contohnya pernikahan dilaksanakan oleh para kiai, sekarang dilaksanakan oleh pemerintah. Urusan zakat, infaq, dan shodaqoh dilaksanakan oleh para kiai, sekarang sudah dilaksanakan oleh pemerintah," kata Marsudi dalam tasyakur milad ke-48 MUI di Griya Sasana Kriya, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Rabu (26/7/2023).
Adapun urusan haji dan umrah hingga sertifikat halal juga telah diambil oleh pemerintah. Namun dia menyebut satu hal yang belum diambil adalahpengurusan mayat.
"Jadi kira-kira yang belum diambil oleh pemerintah adalah tinggal mengurus mayit," katanya.
Meski begitu, kata Marsudi Syuhud, tuntutan negara terus berkembang seiring zaman. Tugas pemerintah akan semakin berat dan meningkat, sehingga MUI hadir untuk membantu meringankan beban pemerintah.
"Untuk mengurus kemaslahatan di wilayah publik dan tidak mungkin semua hanya dapat dilaksanakan oleh pemerintah saja, maka untuk turut meringankan pemerintahkita siap untuk membantu dan mengawal pemerintah yang sudah kita sepakati bersama-sama," katanya.
Sementara itu, Ketua OC Milad ke-48 MUI Lukmanul Hakim mengatakan milad ke-48 MUI menjadi momentum penting untuk menguatkan komitmen kebangsaan dan meningkatkan partisipasi umat guna mewujudkan masyarakat adil, makmur dan sejahtera. Dia menyatakan komitmen kebangsaan menjadi sangat penting di tengah suhu politik nasional yang mulai memanas jelang pemilu 2024.
"Kami mengusung tema milad ke-48 MUI, memperkokoh persatuan dalam bingkai keberagaman menuju Indonesia yang lebih sejahtera dan bermartabat," kata Ketua MUI bidang ekonomi ini.
Setidaknya ada empat pilar dasar yang diperkuat melalui peringatan ulang tahun MUI yaitu persatuan, keberagaman, kesejahteraan, dan bermartabat. "Ini menjadi kesatuan dimana persatuan Indonesia berdiri kokoh mengikat keragaman etnis, agama dan budaya di nusantara," katanya.
Selain itu, ada juga kegiatan lainnya mulai dari Annual Conference on Fatwa Studies ke-VII pada 26-28 Juli 2023. Kemudian kongres seni dan budaya Islam hingga deklarasi kebangsaan yang akan dibacakan bersama-sama. Deklarasi itu sebagai bentuk komitmen MUI dalam menjaga persatuan, memperkokoh kerukunan, dan memelihara keberagaman bangsa sebagai dasar pijakan dalam bernegara.
"Yang telah ada dari zaman dulu nggak banyak yang diambil dan dilaksanakan oleh pemerintahan, contohnya pernikahan dilaksanakan oleh para kiai, sekarang dilaksanakan oleh pemerintah. Urusan zakat, infaq, dan shodaqoh dilaksanakan oleh para kiai, sekarang sudah dilaksanakan oleh pemerintah," kata Marsudi dalam tasyakur milad ke-48 MUI di Griya Sasana Kriya, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, Rabu (26/7/2023).
Adapun urusan haji dan umrah hingga sertifikat halal juga telah diambil oleh pemerintah. Namun dia menyebut satu hal yang belum diambil adalahpengurusan mayat.
Baca Juga
"Jadi kira-kira yang belum diambil oleh pemerintah adalah tinggal mengurus mayit," katanya.
Meski begitu, kata Marsudi Syuhud, tuntutan negara terus berkembang seiring zaman. Tugas pemerintah akan semakin berat dan meningkat, sehingga MUI hadir untuk membantu meringankan beban pemerintah.
"Untuk mengurus kemaslahatan di wilayah publik dan tidak mungkin semua hanya dapat dilaksanakan oleh pemerintah saja, maka untuk turut meringankan pemerintahkita siap untuk membantu dan mengawal pemerintah yang sudah kita sepakati bersama-sama," katanya.
Sementara itu, Ketua OC Milad ke-48 MUI Lukmanul Hakim mengatakan milad ke-48 MUI menjadi momentum penting untuk menguatkan komitmen kebangsaan dan meningkatkan partisipasi umat guna mewujudkan masyarakat adil, makmur dan sejahtera. Dia menyatakan komitmen kebangsaan menjadi sangat penting di tengah suhu politik nasional yang mulai memanas jelang pemilu 2024.
"Kami mengusung tema milad ke-48 MUI, memperkokoh persatuan dalam bingkai keberagaman menuju Indonesia yang lebih sejahtera dan bermartabat," kata Ketua MUI bidang ekonomi ini.
Setidaknya ada empat pilar dasar yang diperkuat melalui peringatan ulang tahun MUI yaitu persatuan, keberagaman, kesejahteraan, dan bermartabat. "Ini menjadi kesatuan dimana persatuan Indonesia berdiri kokoh mengikat keragaman etnis, agama dan budaya di nusantara," katanya.
Selain itu, ada juga kegiatan lainnya mulai dari Annual Conference on Fatwa Studies ke-VII pada 26-28 Juli 2023. Kemudian kongres seni dan budaya Islam hingga deklarasi kebangsaan yang akan dibacakan bersama-sama. Deklarasi itu sebagai bentuk komitmen MUI dalam menjaga persatuan, memperkokoh kerukunan, dan memelihara keberagaman bangsa sebagai dasar pijakan dalam bernegara.
(abd)
tulis komentar anda