Disebut Cawe-cawe Kisruh Golkar, Jokowi: Itu Urusan Internal, Tidak Ada Hubungannya dengan Kita
Kamis, 27 Juli 2023 - 09:06 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) menepis kabar ikut cawe-cawe dalam kekisruhan Partai Golkar . Jokowi menegaskan, dinamika politik yang terjadi merupakan permasalahan internal Partai Golkar.
"Itu urusan internal Golkar, urusannya internal Golkar, tidak ada hubungannya dengan kita," kata Jokowi di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (27/7/2023).
Terkait isu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, dan Ketua MPR Bambang Soesatyo bakal menjadi kandidat Ketua Umum Partai Golkar menggantikan Airlangga Hartarto, Jokowi kembali menegaskan hal tersebut urusan internal.
"Kalau Pak Luhut, Pak Bahlil, Pak Bamsoet punya keinginan itu urusan beliau-beliau, bukan urusan kita, urusan internal Golkar ya," kata Jokowi.
Untuk diketahui, Partai Golkar menghadapi gonjang-ganjing di internal organisasi. Sejumlah pihak mulai menuntut Airlangga Hartarto mundur dari jabatan Ketua Umum Partai Golkar. Airlangga sebelumnya diperiksa Kejaksaan Agung (Kejagung) terkait kasus ekspor minyak sawit mentah.
Tuntutan mundur salah satu disuarakan oleh Anggota Dewan Pakar Partai Golkar Ridwan Hisjam yang menuntut Airlangga mundur dari jabatan Ketua Umum Partai Golkar. "Kemarin pada tanggal 25 pagi setelah saya saat salat subuh, saya berdoa ternyata doa saya terjawab langsung, Airlangga harus mundur dari Ketua umum Partai Golkar," kata Ridwan saat ditemui di Restoran Pulau Dua, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (26/7/2023).
Ia mengatakan, awal Airlangga menjabat Ketua Umum Partai Golkar menggantinkan posisi Setya Novanto lantaran terjerat kasus hukum di KPK melalui Munaslub pada 2017. Saat itu, Airlangga memiliki slogan Golkar Bersih.
"Di awal Airlangga jadi ketua umum kan terpampang Golkar bersih, Golkar bersih. Kalau sudah dipanggil oleh Kejaksaan 12 jam apa itu masih bisa dikatakan bersih?" kata Ridwan.
Dengan dipanggilnya Airlangga oleh Kejagung, Ridwan merasa Menko Perekonomian itu lebih baik mundur dari jabatan Ketua Umum Partai Golkar. Ia merasa, pemanggilan Kejagung sudah menjadi indikasi bahwa Airlangga tak bersih.
"Pak Airlangga yang saya hormati, Anda terpilih jadi Ketum Partai Golkar untuk membawa Partai Golkar bersih, tetapi Anda sekarang sudah dipanggil indikasinya, Anda tidak bersih, sehingga saya mengimbau segera mengundurkan diri selamatkan Partai Golkar," kata Ridwan.
Lihat Juga: Daftar Komandan Paspampres Sukses Raih Jenderal Bintang 4, Tiga di Antaranya Perisai Hidup Jokowi
"Itu urusan internal Golkar, urusannya internal Golkar, tidak ada hubungannya dengan kita," kata Jokowi di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (27/7/2023).
Terkait isu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, dan Ketua MPR Bambang Soesatyo bakal menjadi kandidat Ketua Umum Partai Golkar menggantikan Airlangga Hartarto, Jokowi kembali menegaskan hal tersebut urusan internal.
"Kalau Pak Luhut, Pak Bahlil, Pak Bamsoet punya keinginan itu urusan beliau-beliau, bukan urusan kita, urusan internal Golkar ya," kata Jokowi.
Untuk diketahui, Partai Golkar menghadapi gonjang-ganjing di internal organisasi. Sejumlah pihak mulai menuntut Airlangga Hartarto mundur dari jabatan Ketua Umum Partai Golkar. Airlangga sebelumnya diperiksa Kejaksaan Agung (Kejagung) terkait kasus ekspor minyak sawit mentah.
Tuntutan mundur salah satu disuarakan oleh Anggota Dewan Pakar Partai Golkar Ridwan Hisjam yang menuntut Airlangga mundur dari jabatan Ketua Umum Partai Golkar. "Kemarin pada tanggal 25 pagi setelah saya saat salat subuh, saya berdoa ternyata doa saya terjawab langsung, Airlangga harus mundur dari Ketua umum Partai Golkar," kata Ridwan saat ditemui di Restoran Pulau Dua, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (26/7/2023).
Ia mengatakan, awal Airlangga menjabat Ketua Umum Partai Golkar menggantinkan posisi Setya Novanto lantaran terjerat kasus hukum di KPK melalui Munaslub pada 2017. Saat itu, Airlangga memiliki slogan Golkar Bersih.
"Di awal Airlangga jadi ketua umum kan terpampang Golkar bersih, Golkar bersih. Kalau sudah dipanggil oleh Kejaksaan 12 jam apa itu masih bisa dikatakan bersih?" kata Ridwan.
Dengan dipanggilnya Airlangga oleh Kejagung, Ridwan merasa Menko Perekonomian itu lebih baik mundur dari jabatan Ketua Umum Partai Golkar. Ia merasa, pemanggilan Kejagung sudah menjadi indikasi bahwa Airlangga tak bersih.
"Pak Airlangga yang saya hormati, Anda terpilih jadi Ketum Partai Golkar untuk membawa Partai Golkar bersih, tetapi Anda sekarang sudah dipanggil indikasinya, Anda tidak bersih, sehingga saya mengimbau segera mengundurkan diri selamatkan Partai Golkar," kata Ridwan.
Lihat Juga: Daftar Komandan Paspampres Sukses Raih Jenderal Bintang 4, Tiga di Antaranya Perisai Hidup Jokowi
(abd)
tulis komentar anda