7 Fakta Menarik Try Sutrisno, Mantan Panglima TNI yang Jadi Wakil Presiden
Selasa, 25 Juli 2023 - 14:42 WIB
Pengalaman pertama Try di militer adalah berperang melawan Pemberontakan PRRI di Sumatera pada 1957. Bahkan perang ini dilakukannya ketika masih menjalani proses pendidikan, karena dia tercatat lulus dari ATEKAD (Akademi Teknik Angkatan Darat) 1959.
Setelah itu, Try mulai banyak mendapat pengalaman baru dari beberapa penugasan yang dipercayakan padanya. Mulai dari menjalankan tugas ke Sumatera, Jakarta, Jawa Timur, hingga sempat dikirim menuju Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) di tahun 1972.
Karier Try Sutrisno terus meroket, hingga pada tahun 1985 dirinya dipercaya untuk menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat, sebelum menjadi Kepala Staf Angkatan Darat pada tahun 1986.
Dua tahun berselang, Try Sutrisno lantas mencapai puncak karier ketika berhasil menduduki posisi Panglima ABRI pada tahun 1988. Saat itu dia ditunjuk untuk menggantikan LB Moerdani.
Ketika Try menjabat sebagai Panglima ABRI, terdapat sebuah insiden yang mencuri perhatian dunia pada tahun 1991. Peristiwa dimulai ketika ada sekelompok mahasiswa di Provinsi Timor Timur yang meluncurkan protes pada Pemerintah Indonesia justru diberondong peluru oleh pasukan militer yang memuat ratusan orang tewas.
Insiden Dili ini lantas memicu kecaman dari masyarakat internasional seluruh dunia. Namun Try Sutrisno justru mendebat kritik dunia dengan mengatakan bahwa tindakan penembakan itu memang perlu dilakukan dan menyebut para demonstran ini berandalan.
Ketika menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia sejak 1993, Try Sutrisno disebut tidak terlalu akur dengan Soeharto. Pasalnya, Presiden ke-2 RI Soeharto tidak berkonsultasi dengannya dalam proses pembentukan kabinet.
Pengabaian lainnya datang pada akhir 1997 ketika Soeharto harus pergi ke Jerman untuk menerima perawatan kesehatan. Alih-alih mendelegasikan Try Sutrisno untuk menjalankan tugas Presiden, Soeharto memerintahkan Menteri Sekretaris Negara Moerdiono untuk datang ke kediamannya untuk menerima tugas Presiden.
Setelah itu, Try mulai banyak mendapat pengalaman baru dari beberapa penugasan yang dipercayakan padanya. Mulai dari menjalankan tugas ke Sumatera, Jakarta, Jawa Timur, hingga sempat dikirim menuju Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad) di tahun 1972.
3. Menjadi KSAD kemudian Panglima ABRI
Karier Try Sutrisno terus meroket, hingga pada tahun 1985 dirinya dipercaya untuk menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat, sebelum menjadi Kepala Staf Angkatan Darat pada tahun 1986.
Dua tahun berselang, Try Sutrisno lantas mencapai puncak karier ketika berhasil menduduki posisi Panglima ABRI pada tahun 1988. Saat itu dia ditunjuk untuk menggantikan LB Moerdani.
4. Dikecam karena Insiden Dili
Ketika Try menjabat sebagai Panglima ABRI, terdapat sebuah insiden yang mencuri perhatian dunia pada tahun 1991. Peristiwa dimulai ketika ada sekelompok mahasiswa di Provinsi Timor Timur yang meluncurkan protes pada Pemerintah Indonesia justru diberondong peluru oleh pasukan militer yang memuat ratusan orang tewas.
Insiden Dili ini lantas memicu kecaman dari masyarakat internasional seluruh dunia. Namun Try Sutrisno justru mendebat kritik dunia dengan mengatakan bahwa tindakan penembakan itu memang perlu dilakukan dan menyebut para demonstran ini berandalan.
5. Kontra dengan Presiden Soeharto
Ketika menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia sejak 1993, Try Sutrisno disebut tidak terlalu akur dengan Soeharto. Pasalnya, Presiden ke-2 RI Soeharto tidak berkonsultasi dengannya dalam proses pembentukan kabinet.
Pengabaian lainnya datang pada akhir 1997 ketika Soeharto harus pergi ke Jerman untuk menerima perawatan kesehatan. Alih-alih mendelegasikan Try Sutrisno untuk menjalankan tugas Presiden, Soeharto memerintahkan Menteri Sekretaris Negara Moerdiono untuk datang ke kediamannya untuk menerima tugas Presiden.
Lihat Juga :
tulis komentar anda