Politikus PAN Sebut Duet Airlangga-Zulhas Bisa Cegah Polarisasi di Masyarakat
Jum'at, 07 Juli 2023 - 05:08 WIB
JAKARTA - Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Guspardi Gaus menyebut duet Airlangga Hartarto-Zulkifli Hasan (Zulhas) di Pilpres 2024 bisa mencegah polarisasi di masyarakat. Sebab, tidak hanya dua pasangan calon presiden dan wakil presiden yang bakal bertarung nantinya.
"Bagian daripada pembelajaran jangan akibat daripada kontestasi 5 tahunan kita terpecah-pecah terjadi polarisasi sebagaimana masa-masa yang kita lihat belakangan ini," kata Guspardi dalam Dialektika Demokrasi berjudul "Kemesraan Elite dan Otak-atik Pilpres 2024" di Media Center DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (6/7/2023).
Padahal, dia menjelaskan, pemilu merupakan kegiatan rutin 5 tahun sekali yang mestinya dihadapi dengan dewasa. Dalam rangka itu, para calon yang akan maju sebaiknya dimunculkan jauh-jauh hari sebagai bagian daripada pendidikan politik.
Sehingga, calon yang muncul bisa dilihat dan dinilai secara objektif. "Tapi, mampukah media untuk menguliti untuk mencari sosok yang betul-betul merupakan harapan dan keinginan masyarakat bangsa dan negara untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik," ujarnya.
Selain itu, Guspardi berharap bahwa calon presiden yang maju tidak hanya dua calon, agar bisa memberikan keleluasaan kepada masyarakat untuk menentukan pilihan-pilihan. Untuk itu, guna menghindari polarisasi, wacana duet Airlangga-Zulhas dimunculkan ke publik.
"Kenapa tidak kita munculkan Airlangga berpasangan dengan Pak Zulhas? Ini juga adalah bagian dalam rangka menyambut kegelisahan kekhawatiran masyarakat terhadap agar jangan sampai terjadi polarisasi pada masa tahun 2019," terangnya.
Anggota Komisi II DPR itu melanjutkan, capres lain yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan tinggal menentukan cawapres pendamping masing-masing. Sehingga, ada lebih banyak pilihan capres-cawapres di 2024.
"Jangan hanya berkutat kepada dua atau tiga, tetapi menurut saya perlu diberikan pencerahan kepada masyarakat bahwa calon makin banyak makin bagus," jelasnya.
Meskipun respons PAN dan Golkar positif soal duet Airlangga-Zulhas, Guspardi menyayangkan bahwa wacana duet ini kurang laku karena hasil surveinya masih rendah. "Saya lihat dari media kurang, kurang, saya lihat kurang ada respons ini (Airlangga-Zulhas)," tandasnya.
"Bagian daripada pembelajaran jangan akibat daripada kontestasi 5 tahunan kita terpecah-pecah terjadi polarisasi sebagaimana masa-masa yang kita lihat belakangan ini," kata Guspardi dalam Dialektika Demokrasi berjudul "Kemesraan Elite dan Otak-atik Pilpres 2024" di Media Center DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (6/7/2023).
Padahal, dia menjelaskan, pemilu merupakan kegiatan rutin 5 tahun sekali yang mestinya dihadapi dengan dewasa. Dalam rangka itu, para calon yang akan maju sebaiknya dimunculkan jauh-jauh hari sebagai bagian daripada pendidikan politik.
Baca Juga
Sehingga, calon yang muncul bisa dilihat dan dinilai secara objektif. "Tapi, mampukah media untuk menguliti untuk mencari sosok yang betul-betul merupakan harapan dan keinginan masyarakat bangsa dan negara untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik," ujarnya.
Selain itu, Guspardi berharap bahwa calon presiden yang maju tidak hanya dua calon, agar bisa memberikan keleluasaan kepada masyarakat untuk menentukan pilihan-pilihan. Untuk itu, guna menghindari polarisasi, wacana duet Airlangga-Zulhas dimunculkan ke publik.
"Kenapa tidak kita munculkan Airlangga berpasangan dengan Pak Zulhas? Ini juga adalah bagian dalam rangka menyambut kegelisahan kekhawatiran masyarakat terhadap agar jangan sampai terjadi polarisasi pada masa tahun 2019," terangnya.
Baca Juga
Anggota Komisi II DPR itu melanjutkan, capres lain yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan tinggal menentukan cawapres pendamping masing-masing. Sehingga, ada lebih banyak pilihan capres-cawapres di 2024.
"Jangan hanya berkutat kepada dua atau tiga, tetapi menurut saya perlu diberikan pencerahan kepada masyarakat bahwa calon makin banyak makin bagus," jelasnya.
Meskipun respons PAN dan Golkar positif soal duet Airlangga-Zulhas, Guspardi menyayangkan bahwa wacana duet ini kurang laku karena hasil surveinya masih rendah. "Saya lihat dari media kurang, kurang, saya lihat kurang ada respons ini (Airlangga-Zulhas)," tandasnya.
(rca)
Lihat Juga :
tulis komentar anda