35 Orang Lolos Sekolah Staf Presiden 2023, Moeldoko: Bukan Hanya Pintar
Selasa, 04 Juli 2023 - 06:46 WIB
JAKARTA - Kantor Staf Presiden ( KSP ) resmi menerima puluhan murid yang lolos untuk mengikuti Sekolah Staf Presiden (SSP) 2023. Dari 66.239 yang mendaftar, hanya 35 orang yang lolos untuk mengikuti SSP.
"Dari total yang mendaftar itu 66.299 yang diterima 35 orang, satu kursi di sini direbutkan oleh 1.809 orang," kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dalam keterangannya di Kantor KSP, Senin (3/7/2023).
Moeldoko menjelaskan kriteria-kriteria peserta yang lolos tersebut di antaranya mereka yang lolos adalah yang terbaik dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Tidak hanya di Indonesia, tapi beberapa peserta ada yang sedang menempuh pendidikan di luar negeri.
"Berikutnya juga bersekolah di berbagai mancanegara ada yang dari Taiwan, Tokyo ada yang dari Belanda. Mereka lolos bukan saja karena pintar, namun mereka juga memiliki rekam jejak kepemimpinan dan semangat kontribusi melalui berbagai kegiatan sosial," jelasnya.
Moeldoko mengungkapkan bahwa proses seleksi SSP melalui essay dan wawancara. Namun, dirinya sangat menyayangkan masih ditemukannya plagiasi dalam essay yang ditulis oleh beberapa peserta.
"Ada hal yang saya sangat sesalkan ada plagiasi, dalam proses seleksi kami menemukan tingginya tingkat plagiasi dalam essay yang dikirim oleh para peserta. Plagiasi ini bisa sampai 50-80% ini menurut saya adalah sangat mengkhawatirkan," ungkapnya.
"Pesan moral yang ingin saya sampaikan adalah jangan menjadi generasi copy paste," tegasnya.
"Dari total yang mendaftar itu 66.299 yang diterima 35 orang, satu kursi di sini direbutkan oleh 1.809 orang," kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dalam keterangannya di Kantor KSP, Senin (3/7/2023).
Moeldoko menjelaskan kriteria-kriteria peserta yang lolos tersebut di antaranya mereka yang lolos adalah yang terbaik dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Tidak hanya di Indonesia, tapi beberapa peserta ada yang sedang menempuh pendidikan di luar negeri.
"Berikutnya juga bersekolah di berbagai mancanegara ada yang dari Taiwan, Tokyo ada yang dari Belanda. Mereka lolos bukan saja karena pintar, namun mereka juga memiliki rekam jejak kepemimpinan dan semangat kontribusi melalui berbagai kegiatan sosial," jelasnya.
Moeldoko mengungkapkan bahwa proses seleksi SSP melalui essay dan wawancara. Namun, dirinya sangat menyayangkan masih ditemukannya plagiasi dalam essay yang ditulis oleh beberapa peserta.
"Ada hal yang saya sangat sesalkan ada plagiasi, dalam proses seleksi kami menemukan tingginya tingkat plagiasi dalam essay yang dikirim oleh para peserta. Plagiasi ini bisa sampai 50-80% ini menurut saya adalah sangat mengkhawatirkan," ungkapnya.
"Pesan moral yang ingin saya sampaikan adalah jangan menjadi generasi copy paste," tegasnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda