Pertemuan Elite Politik Kian Intens, Fahri Hamzah: Publik Seperti Menonton Drama
Senin, 19 Juni 2023 - 07:47 WIB
JAKARTA - Pertemuan para elite politik kian intensif dilakukan menjelang Pilpres 2024 . Terakhir, pertemuan antara Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY ) dengan Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Puan Maharani di Hutan Kota Plataran, Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta pada Minggu (18/6/2023) pagi.
Terkait hal ini, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah melihat masyarakat seperti disuguhi tontonan drama dalam pertemuan para elite politik tersebut. "Terkait dengan adanya pertemuan-pertemuan antara elite, sebenarnya bagi publik ini seperti menonton drama. Karena pada dasarnya, ya memang ini sebenarnya hanya sebuah drama," kata mantan Wakil Ketua DPR itu kepada wartawan, Senin (19/6/2023).
Menurut Fahri, publik menginginkan adanya akhir dari drama-drama tersebut, sehingga para elite dituntut untuk saling berdebat dan berdiskusi dalam rangka mencari solusi terbaik atas berbagai masalah yang kini dihadapi masyarakat, khususnya solusi konkret atas masalah yang akan dihadapi usai pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Publik inginnya ada semacam akhir dari drama-drama ini, sehingga para elite segera dituntut untuk memulai berdebat, berdiskusi, dan menemukan solusi terbaik. Problem kebangsaan dan kenegaraan kita, secara konkret, khususnya di masa-masa yang akan datang, pascakepemimpinan presiden Jokowi," ujarnya.
Fahri berpandangan, boleh saja elite menganggap pertemuan itu penting, tetapi bagi rakyat, apabila pertemuan itu tidak punya manfaat untuk mengetahui bagaimana gagasan dan solusi yang mereka tawarkan untuk menjadi dasar masyarakat memilih mereka, maka pertemuan elite itu bukanlah tontonan yang menarik bagi masyarakat.
"Apabila mereka tidak mengajukan proposal dan gagasan bagi Indonesia yang lebih baik dimasa yang akan datang, maka drama-drama ini sebenarnya tontonan yang tidak menarik," tukas Fahri.
Oleh sebab itu, Fahri menegaskan sejak awal bahwa Komisi Pemilihan Umum (KPU) baiknya segera menjadwalkan diskusi yang lebih produktif bagi pendidikan politik masyarakat dan mencerdaskan masyarakat. Dia tidak ingin publik hanya disuguhkan oleh drama elite politik yang tidak tahu kapan berakhirnya.
"Saya sangat berharap KPU segera menjadwalkan hal-hal yang manfaatnya lebih produktif bagi pendidikan masyarakat dan kecerdasan umum daripada sekadar drama elite yang kota tidak tahu ujung pangkalnya, antara cinta dan benci, bertengkar, dan bertemu, serta hal-hal yang tidak terlalu mempengaruhi kebaikan dan kepentingan umum," tandas politikus asal Nusa Tenggara Barat (NTB) ini.
Terkait hal ini, Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah melihat masyarakat seperti disuguhi tontonan drama dalam pertemuan para elite politik tersebut. "Terkait dengan adanya pertemuan-pertemuan antara elite, sebenarnya bagi publik ini seperti menonton drama. Karena pada dasarnya, ya memang ini sebenarnya hanya sebuah drama," kata mantan Wakil Ketua DPR itu kepada wartawan, Senin (19/6/2023).
Menurut Fahri, publik menginginkan adanya akhir dari drama-drama tersebut, sehingga para elite dituntut untuk saling berdebat dan berdiskusi dalam rangka mencari solusi terbaik atas berbagai masalah yang kini dihadapi masyarakat, khususnya solusi konkret atas masalah yang akan dihadapi usai pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Publik inginnya ada semacam akhir dari drama-drama ini, sehingga para elite segera dituntut untuk memulai berdebat, berdiskusi, dan menemukan solusi terbaik. Problem kebangsaan dan kenegaraan kita, secara konkret, khususnya di masa-masa yang akan datang, pascakepemimpinan presiden Jokowi," ujarnya.
Fahri berpandangan, boleh saja elite menganggap pertemuan itu penting, tetapi bagi rakyat, apabila pertemuan itu tidak punya manfaat untuk mengetahui bagaimana gagasan dan solusi yang mereka tawarkan untuk menjadi dasar masyarakat memilih mereka, maka pertemuan elite itu bukanlah tontonan yang menarik bagi masyarakat.
"Apabila mereka tidak mengajukan proposal dan gagasan bagi Indonesia yang lebih baik dimasa yang akan datang, maka drama-drama ini sebenarnya tontonan yang tidak menarik," tukas Fahri.
Oleh sebab itu, Fahri menegaskan sejak awal bahwa Komisi Pemilihan Umum (KPU) baiknya segera menjadwalkan diskusi yang lebih produktif bagi pendidikan politik masyarakat dan mencerdaskan masyarakat. Dia tidak ingin publik hanya disuguhkan oleh drama elite politik yang tidak tahu kapan berakhirnya.
"Saya sangat berharap KPU segera menjadwalkan hal-hal yang manfaatnya lebih produktif bagi pendidikan masyarakat dan kecerdasan umum daripada sekadar drama elite yang kota tidak tahu ujung pangkalnya, antara cinta dan benci, bertengkar, dan bertemu, serta hal-hal yang tidak terlalu mempengaruhi kebaikan dan kepentingan umum," tandas politikus asal Nusa Tenggara Barat (NTB) ini.
(rca)
Lihat Juga :
tulis komentar anda