Gibran, Dhito Maju Pilkada, PDIP: Bukti Partai Terbuka Kepemimpinan Muda

Jum'at, 24 Juli 2020 - 19:58 WIB
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, PDIP di bawah kepemimpinan Megawati Soekarnoputri telah membuka diri terhadap kepemimpinan muda. Foto/SINDOnews
JAKARTA - PDI Perjuangan di bawah kepemimpinan Megawati Soekarnoputri telah membuka diri terhadap kepemimpinan muda. Hal ini terbukti dari majunya Gibran Rakabuming Raka, I Made Kembang Hartawan, dan Hanindhito Himawan Pramana di Pilkada Serentak 2020.

Sekjen DPP PDIP, Hasto Kristiyanto mengatakan, Kembang Hartawan adalah calon bupati Jembrana, Bali. Walaupun masih berusia muda, namun sudah berpengalaman di politik dengan pernah duduk di DPRD hingga menjadi wakil bupati. (Baca juga: Hadapi Peta Politik 2024, Megawati Siapkan Regenerasi Total di PDIP)

Sementara Hanindhito, sejak kecil sudah kerap bersinggungan dengan kegiatan sosial dan politik. Sebab ayahnya Dhito, Pramono Anung, sudah membawa Dhito kecil ke berbagai kegiatan partai. Kini Dhito memenuhi panggilan hatinya dengan maju sebagai calon kepala daerah di Kediri. (Baca juga: Gibran Diprediksi Tanpa Lawan, Hasto: Kotak Kosong Juga Proses Demokrasi)



"Juga Mas Gibran yang juga sempat mengejutkan banyak pihak karena memilih jalur politik dan kemudian juga masuk di Kota Solo. Tapi yang jelas semua ini menunjukkan bagaimana PDI Perjuangan membuka diri dalam kepemimpinan baik yang berasal dari dalam ataupun kepemimpinan yang diperoleh melalui proses rekruitmen," kata Hasto saat membuka diskusi virtual di kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Jumat (24/7/2020).

Dilanjutkan Hasto, sosok seperti Gibran, Dhito, maupun Kembang, seharusnya menjadi inspirasi bagi kaum muda Indonesia agar berpolitik. Bahwa politik itu luas, tidak hanya politik kekuasaan. "Tetapi juga politik ekonomi, politik dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi menuju jalan berdikari," kata Hasto.

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, yang hadir sebagai narasumber penanggap di acara itu, memberikan sedikit saran untuk Gibran dan kawan-kawan. "Tantangan pertama adalah biasanya ditanya, karena usia kita muda, bisamu apa, pengalamanmu apa. Enggak usah tanggapi begitu, bekerja saja, tunjukkan kinerjamu. Jangan dengarkan yang meragukan," kata Hendi, sapaan akrabnya.

Dia juga meminta Gibran, Dhito, dan Kembang agar bersyukur diusung dari PDIP. Hendi mengaku merasa beruntung, karena meskipun tak pernah berpengalaman politik, tapi saat ditugasi menjadi calon kepala daerah, diwajibkan mengikuti sekolah partai.

Di sekolah partai PDIP, kata Hendi, dirinya diajari cara me-manage APBD, ideologi partai, sejarah perjuangan partai, yang nanti diimplementasikan saat memimpin di daerah. "Saya ingat salah satu mentor kami, Mas Djarot Saiful Hidayat. Beliau bilang, jangan lupa Hendi, APBD harus pro poor dan banyak gunakan untuk belanja langsung, bukan belanja tak langsung. Karena belanja langsung esensinya membangun kota. Dan itulah yang kita lakukan di Semarang," beber Hendi.

Lalu berkali-kali soal anggaran pro-poor ditekankan. Dimana masyarakat kecil bisa merasakan kehadiran pemerintah. Dari orang lahir sampai meninggal Pemkot Semarang harus hadir. ”Jadi melahirkan itu gratis, imunisasi gratis. Sekolah TK, SD, SMP gratis. Swasta sudah 40 sekolah digratiskan," ungkap Hendi.
(cip)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More