Elektabilitas Sejumlah Parpol Stagnan, PSI Meningkat Pesat

Rabu, 22 Juli 2020 - 07:44 WIB
Survei Y-Publica menunjukkan elektabilitas parpol cenderung stagnan, kecuali Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang melesat. Foto/SINDOnews
JAKARTA - Dalam kurun empat bulan tidak ada perubahan signifikan dalam peta elektoral dukungan terhadap partai politik. Berdasarkan hasil survei Y-Publica, elektabilitas parpol cenderung stagnan, kecuali Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang melesat.

“Elektabilitas PSI meningkat pesat dari 2,7% pada Maret 2020 lalu menjadi 4,6%,” kata Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono dalam press release di Jakarta, pada Rabu (22/7/2020). (Baca juga: PSI Sudah Saring Kandidat yang Bakal Diusung pada Pilkada 2020)

Sebagai catatan, saat ini PSI tidak memiliki wakil di Senayan, hanya ada di tingkat DPRD. Menurut Rudi, masyarakat menganggap PSI aktif bergerak dan bekerja dalam penanganan dampak pandemi Covid-19. “Meskipun Pemilu 2024 masih lama, tetapi kerja-kerja sosial PSI di lapangan berhasil mendongkrak elektabilitas,” lanjut Rudi.

Elektabilitas tertinggi masih diduduki oleh PDIP, meskipun sedikit turun dari sebelumnya 30,3% menjadi 29,1%. Menyusul di bawahnya adalah Gerindra, turun dari 15,2% menjadi 14,5%, dan Golkar turun dari 10,3% menjadi 8,5%. (Baca juga: PSI Dukung Figur Milenial Bertarung di Pilkada Barru 2020)

Berturut-turut pada posisi papan tengah adalah PKB (5,6%/6,1%), PKS (6,4%/5,6%), PSI (2,7%/4,6%), Nasdem (2,9%/4,0%), Demokrat (3,5%/3,6%), PPP (3,3%/2,6%), dan PAN (1,4%/1,5%).



Pada papan bawah terdapat Hanura (0,9%/0,7%), Perindo (0,7%/0,5%), Berkarya (0,4%/0,3%), PBB (0,1%/0,1%), Garuda (0,2%/0%), dan PKPI (0,1%/0%). Sisanya tidak tahu sebanyak 16,2% dan yang tidak menjawab 18,3%.

Survei Y-Publica dilakukan pada 1-10 Juli 2020 terhadap 1.200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Survei dilakukan melalui sambungan telepon kepada responden yang dipilih acak dari survei sebelumnya sejak 2018. Margin of error ±2,89%, tingkat kepercayaan 95%.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(cip)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More