Dinilai The King Maker Pencapresan Ganjar, Jokowi Miliki Dua Keranjang Telur
Sabtu, 22 April 2023 - 07:26 WIB
JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri telah menunjuk Ganjar Pranowo menjadi capres untuk diusung di Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 . Diumumkannya nama Ganjar Pranowo bertepatan Hari Kartini di Istana Batutulis Bogor, Jumat (21/4/2023).
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis (TPS) Agung Baskoro menilai deklarasi Ganjar Pranowo menjadi Capres PDIP terkesan mendadak dan mengagetkan banyak pihak karena selama ini teknisnya direncanakan pada bulan Juni 2023 atau bertepatan dengan Bulan Bung Karno.
"Apalagi fakta ini diperkuat karena Presiden Jokowi tiba lebih awal di Solo (20/4) untuk merayakan Lebaran, namun karena ada pengumuman Ganjar Pranowo (Ganjar) sebagai capres, ia mesti kembali ke Ibu Kota," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima SINDOnews, Sabtu (22/4/2023).
Menurutnya, di luar itu secara substantif agenda ini memiliki efek positif bagi partai karena gonjang-ganjing siapa Capres PDIP yang selama ini ‘membenturkan’ antara Ganjar dengan Puan Maharani otomatis menjadi tereleminasi. Selain itu, Prananda Prabowo yang selama ini ditempatkan di panggung belakang, kini tampil di depan layar kaca sebagai bentuk kaderisasi politik Megawati yang selama ini bertumpu pada Puan.
"Dari sini publik sedikit-banyak bisa menyimpulkan bahwa terdapat garis demarkasi politik yang jelas antaraurusan internal PDIP yang secara eksklusif menjadi domain Trah Sukarno, sementara urusan publik termasuk capres-koalisi adalah ranah bersama yang bisa didiskusikan secara terbuka," jelasnya.
Agung mengatakan dalam konteks eksternal, efek pencapresan Ganjar oleh PDIP menimbulkan kontraksi-kontraksi politik bagi partai atau koalisi lain yang selama ini telah mengerucut dalam koalisi prapilpres, sebut saja Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), Koalisi Perubahan untuk Perbaikan (KPP), maupun wacana Koalisi Besar yang arahannya meleburkan KIB dan KKIR bersama PDIP.
Setidaknya bagi koalisi pemerintah saat ini kecuali Partai Nasdem, kata dia, dengan dideklarasikannya Ganjar sebagai capres semakin jelas siapa yang diusung. Walaupun tak bisa dipungkiri akan mengemuka tarikan politik yang kuat soal capres yang akan didukung menimbang elektabilitas Prabowo dan Gerindra sedang dalam tren kenaikan pasca penolakan PDIP terhadap Timnas Israel U-20.
"Di titik inilah peran Presiden Jokowi begitu krusial. Karena tak bisa dipungkiri selain sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, kini beliau menempatkan diri sebagai penentu capres (The King Maker) untuk Pilpres 2024."
Dia melanjutkan peran The King Maker ini mengemuka bukan tanpa alasan. Karena ditopang atas tingkat kepuasan publik terhadap Presiden Jokowi yang tinggi dan ditambah ekses dua Pilpres 2014 dan 2019 yang begitu tajam sehingga memunculkan pendukung laten Jokowi yang loyal.
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis (TPS) Agung Baskoro menilai deklarasi Ganjar Pranowo menjadi Capres PDIP terkesan mendadak dan mengagetkan banyak pihak karena selama ini teknisnya direncanakan pada bulan Juni 2023 atau bertepatan dengan Bulan Bung Karno.
"Apalagi fakta ini diperkuat karena Presiden Jokowi tiba lebih awal di Solo (20/4) untuk merayakan Lebaran, namun karena ada pengumuman Ganjar Pranowo (Ganjar) sebagai capres, ia mesti kembali ke Ibu Kota," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima SINDOnews, Sabtu (22/4/2023).
Menurutnya, di luar itu secara substantif agenda ini memiliki efek positif bagi partai karena gonjang-ganjing siapa Capres PDIP yang selama ini ‘membenturkan’ antara Ganjar dengan Puan Maharani otomatis menjadi tereleminasi. Selain itu, Prananda Prabowo yang selama ini ditempatkan di panggung belakang, kini tampil di depan layar kaca sebagai bentuk kaderisasi politik Megawati yang selama ini bertumpu pada Puan.
"Dari sini publik sedikit-banyak bisa menyimpulkan bahwa terdapat garis demarkasi politik yang jelas antaraurusan internal PDIP yang secara eksklusif menjadi domain Trah Sukarno, sementara urusan publik termasuk capres-koalisi adalah ranah bersama yang bisa didiskusikan secara terbuka," jelasnya.
Agung mengatakan dalam konteks eksternal, efek pencapresan Ganjar oleh PDIP menimbulkan kontraksi-kontraksi politik bagi partai atau koalisi lain yang selama ini telah mengerucut dalam koalisi prapilpres, sebut saja Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), Koalisi Perubahan untuk Perbaikan (KPP), maupun wacana Koalisi Besar yang arahannya meleburkan KIB dan KKIR bersama PDIP.
Setidaknya bagi koalisi pemerintah saat ini kecuali Partai Nasdem, kata dia, dengan dideklarasikannya Ganjar sebagai capres semakin jelas siapa yang diusung. Walaupun tak bisa dipungkiri akan mengemuka tarikan politik yang kuat soal capres yang akan didukung menimbang elektabilitas Prabowo dan Gerindra sedang dalam tren kenaikan pasca penolakan PDIP terhadap Timnas Israel U-20.
"Di titik inilah peran Presiden Jokowi begitu krusial. Karena tak bisa dipungkiri selain sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, kini beliau menempatkan diri sebagai penentu capres (The King Maker) untuk Pilpres 2024."
Dia melanjutkan peran The King Maker ini mengemuka bukan tanpa alasan. Karena ditopang atas tingkat kepuasan publik terhadap Presiden Jokowi yang tinggi dan ditambah ekses dua Pilpres 2014 dan 2019 yang begitu tajam sehingga memunculkan pendukung laten Jokowi yang loyal.
Lihat Juga :
tulis komentar anda