Dampak Penolakan Israel di U-20 Jadi Alasan Megawati Kumpulkan Fraksi PDIP
Jum'at, 14 April 2023 - 06:53 WIB
JAKARTA - Dampak penolakan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ) terhadap kehadiran timnas Israel pada penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia menjadi salah satu alasan Megawati Soekarnoputri mendadak mengumpulkan seluruh anggota Fraksi PDIP DPR pada Sabtu, 8 April 2023. Sebab, elektabilitas PDIP dan salah satu kadernya, Ganjar Pranowo turun di sejumlah lembaga survei setelah Indonesia gagal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
Anggota Fraksi PDIP DPR Aria Bima memastikan bahwa pertemuan tersebut tidak membahas Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres) PDIP. Yang pasti, pertemuan itu membahas soal akibat penolakan timnas Israel di U-20.
“Berbahaya itu kalau dijawab kok Ganjar urusannya. Apakah berkaitan dengan urusan capres dan cawapres, mungkin juga. Tapi yang jelas, ada kontraksi yang akibat penolakan Israel U-20 itu kan banyak yang lembaga survei mengatakan elektabilitas PDIP kan turun. Nah ini dikuatkan,” kata Aria Bima kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (13/4/2023).
Menurut Aria, semakin PDIP diberikan tantangan justru semakin kuat. Sehingga dalam konteks itu, Megawati melakukan penguatan konsolidasi internal, memperkuat tali batin kader PDIP yang memiliki ikatan ideologis sebagai pejuang.
“Iya, dalam rangka penguatan konsolidasi internal, penguatan tali batin kita sebagai pejuang. Maka kalau enggak mau ideologis katakan di forum itu kalau tidak mau jadi kader yang ideologis go ahead (silakan), keluar kamu,” ujarnya.
Adapun detail isi pertemuannya, Aria mengungkapkan bahwa Megawati menegaskan PDIP sebagai partai ideologis, di mana ideologi menjadi keyakinan yang bisa dipertanggungjawabkan secara intelektual. PDIP bukan tempat berebut kekuasaan, mencari sesuap nasi, ataupun seonggok berlian, karena PDIP merupakan alat perjuangan.
“Jalan ideologinya adalah Trisakti, berdaulat di bidang politik, berkepribadian di bidang budaya dan berdikari dalam bidang ekonomi. Ibu menegaskan sikap partai, membentuk tempat pendidikan kawah candradimuka kader-kader ideologis, yang tidak ideologis go ahead, disuruh keluar,” ujar Wakil Ketua Komisi VI DPR itu.
Terkait pemicu pertemuan ini, dia menjelaskan, adanya kontraksi wacana di luar sehingga Megawati merapatkan barisan. Menurutnya, ini bukan masalah politik melainkan ideologi.
Karena sadar ideologi akibatnya akan sadar politik, sadar politik akan menentukan sadar organisasi, sadar organisasi akan menentukan kultural budaya. “Saya kira itu dan ibu menegaskan semua yang menyangkut capres-capresan adalah urusan ketua umum, kamu turun dan turun, apalagi dalam suasana Ramadan dan Idulfitri, nanti harus banyak menyapa rakyat, harus menyampaikan ke masyarakat bahwa PDIP menempuh jalan ideologi, bahwa risikonya disukai atau tidak disukai rakyat, itulah urusan rakyat,” paparnya.
Oleh karena itu, Aria juga memastikan bahwa belum ada keputusan soal capres PDIP yang diumumkan dalam pertemuan tersebut, dan soal capres-cawapres ini baik sosok maupun waktunya adalah kewenangan penuh Megawati. “Masih belum menyebutkan nama, karena itu semua mengenai capres-cawapres, orang dan timingnya adalah kewenangan penuh ibu ketua umum, insyaallah secepatnya,” pungkasnya.
Anggota Fraksi PDIP DPR Aria Bima memastikan bahwa pertemuan tersebut tidak membahas Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres) PDIP. Yang pasti, pertemuan itu membahas soal akibat penolakan timnas Israel di U-20.
“Berbahaya itu kalau dijawab kok Ganjar urusannya. Apakah berkaitan dengan urusan capres dan cawapres, mungkin juga. Tapi yang jelas, ada kontraksi yang akibat penolakan Israel U-20 itu kan banyak yang lembaga survei mengatakan elektabilitas PDIP kan turun. Nah ini dikuatkan,” kata Aria Bima kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (13/4/2023).
Menurut Aria, semakin PDIP diberikan tantangan justru semakin kuat. Sehingga dalam konteks itu, Megawati melakukan penguatan konsolidasi internal, memperkuat tali batin kader PDIP yang memiliki ikatan ideologis sebagai pejuang.
“Iya, dalam rangka penguatan konsolidasi internal, penguatan tali batin kita sebagai pejuang. Maka kalau enggak mau ideologis katakan di forum itu kalau tidak mau jadi kader yang ideologis go ahead (silakan), keluar kamu,” ujarnya.
Adapun detail isi pertemuannya, Aria mengungkapkan bahwa Megawati menegaskan PDIP sebagai partai ideologis, di mana ideologi menjadi keyakinan yang bisa dipertanggungjawabkan secara intelektual. PDIP bukan tempat berebut kekuasaan, mencari sesuap nasi, ataupun seonggok berlian, karena PDIP merupakan alat perjuangan.
“Jalan ideologinya adalah Trisakti, berdaulat di bidang politik, berkepribadian di bidang budaya dan berdikari dalam bidang ekonomi. Ibu menegaskan sikap partai, membentuk tempat pendidikan kawah candradimuka kader-kader ideologis, yang tidak ideologis go ahead, disuruh keluar,” ujar Wakil Ketua Komisi VI DPR itu.
Terkait pemicu pertemuan ini, dia menjelaskan, adanya kontraksi wacana di luar sehingga Megawati merapatkan barisan. Menurutnya, ini bukan masalah politik melainkan ideologi.
Karena sadar ideologi akibatnya akan sadar politik, sadar politik akan menentukan sadar organisasi, sadar organisasi akan menentukan kultural budaya. “Saya kira itu dan ibu menegaskan semua yang menyangkut capres-capresan adalah urusan ketua umum, kamu turun dan turun, apalagi dalam suasana Ramadan dan Idulfitri, nanti harus banyak menyapa rakyat, harus menyampaikan ke masyarakat bahwa PDIP menempuh jalan ideologi, bahwa risikonya disukai atau tidak disukai rakyat, itulah urusan rakyat,” paparnya.
Oleh karena itu, Aria juga memastikan bahwa belum ada keputusan soal capres PDIP yang diumumkan dalam pertemuan tersebut, dan soal capres-cawapres ini baik sosok maupun waktunya adalah kewenangan penuh Megawati. “Masih belum menyebutkan nama, karena itu semua mengenai capres-cawapres, orang dan timingnya adalah kewenangan penuh ibu ketua umum, insyaallah secepatnya,” pungkasnya.
(rca)
tulis komentar anda