Ayahnya Sopir Bus, Jenderal TNI Ini Sukses Jadi Legenda Kopassus dan Menteri Andalan RI
Minggu, 09 April 2023 - 22:21 WIB
JAKARTA - Meraih kesuksesan tak melulu ditopang latar belakang keluarga yang berada. Nyatanya Luhut Binsar Pandjaitan yang lahir dari keluarga biasa, ayahnya seorang sopir bus, berhasil menjadi jenderal TNI yang namanya melegenda di Kopassus dan salah satu menteri andalan di Republik Indonesia (RI).
Luhut Binsar Pandjaitan dilahirkan di Simargala, Toba Samosir, Sumatera Utara pada 28 September 1947. Dituturkan Luhut dalam situs resminya, ia bersama orang tuanya menjalani kehidupan penuh perjuangan. Ayahnya, Bonar Pandjaitan adalah seorang sopir bus dari Medan, Bukittinggi, hingga Padang, sedangkan ibunya, Siti Frida Naiborhu adalah seorang ibu rumah tangga.
Memiliki latar belakang dari keluarga sederhana, masa kecil Luhut bisa dikatakan cukup sulit. Kala itu dia dan keluarganya memutuskan merantau ke Pekanbaru, Riau, dan tinggal di wilayah Rumbai.
Di perantauan, ayah Luhut kemudian bekerja sebagai karyawan Caltex, sebuah perusahaan minyak dan gas yang saat ini bernama Chevron. Perusahaan tersebut memiliki yayasan pendidikan bernama Cendana yang memiliki sekolah SD hingga SMP. Dari situlah pendidikan formal pertama Luhut diperoleh.
Selanjutnya Luhut bersekolah di SMA Negeri 1 Pekanbaru tapi kemudian dipindahkan oleh orang tuanya ke SMA Penamburan, Bandung karena nakal dan salah bergaul.
Lulus SMA, Luhut melanjutkan pendidikan ke Akademi Angkatan Bersenjata (Akabri) pada 1967. Tiga tahun kemudian ia lulus dengan meraih penghargaan Adhi Makayasa atau lulusan terbaik.
Sebagian besar karier militer pria kelahiran 28 September 1947 ini dihabiskan di Infanteri Kopassus yang dulu bernama RPKAD atau Kopassandha. Kala itu ia ditunjuk untuk menjadi Komandan Peleton I/A Group 1 Para Komando Kopassus. Berkat kepiawaiannya dalam memimpin, ia juga beberapa kali dikirim untuk operasi militer seperti Operasi Seroja di Timor Timur dan pernah dikirim ke Mesir.
Luhut Binsar Pandjaitan dilahirkan di Simargala, Toba Samosir, Sumatera Utara pada 28 September 1947. Dituturkan Luhut dalam situs resminya, ia bersama orang tuanya menjalani kehidupan penuh perjuangan. Ayahnya, Bonar Pandjaitan adalah seorang sopir bus dari Medan, Bukittinggi, hingga Padang, sedangkan ibunya, Siti Frida Naiborhu adalah seorang ibu rumah tangga.
Memiliki latar belakang dari keluarga sederhana, masa kecil Luhut bisa dikatakan cukup sulit. Kala itu dia dan keluarganya memutuskan merantau ke Pekanbaru, Riau, dan tinggal di wilayah Rumbai.
Baca Juga
Di perantauan, ayah Luhut kemudian bekerja sebagai karyawan Caltex, sebuah perusahaan minyak dan gas yang saat ini bernama Chevron. Perusahaan tersebut memiliki yayasan pendidikan bernama Cendana yang memiliki sekolah SD hingga SMP. Dari situlah pendidikan formal pertama Luhut diperoleh.
Selanjutnya Luhut bersekolah di SMA Negeri 1 Pekanbaru tapi kemudian dipindahkan oleh orang tuanya ke SMA Penamburan, Bandung karena nakal dan salah bergaul.
Lulus SMA, Luhut melanjutkan pendidikan ke Akademi Angkatan Bersenjata (Akabri) pada 1967. Tiga tahun kemudian ia lulus dengan meraih penghargaan Adhi Makayasa atau lulusan terbaik.
Sebagian besar karier militer pria kelahiran 28 September 1947 ini dihabiskan di Infanteri Kopassus yang dulu bernama RPKAD atau Kopassandha. Kala itu ia ditunjuk untuk menjadi Komandan Peleton I/A Group 1 Para Komando Kopassus. Berkat kepiawaiannya dalam memimpin, ia juga beberapa kali dikirim untuk operasi militer seperti Operasi Seroja di Timor Timur dan pernah dikirim ke Mesir.
tulis komentar anda