Diseminasi Informasi Upaya Penting Cegah Karhutla
Jum'at, 17 Juli 2020 - 20:45 WIB
JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Johnny Gerard Plate menegaskan diseminasi informasi akan menjadi upaya penting dalam mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di dalam negeri.
Tujuan diseminasi atau penyebaran informasi untuk mengajak masyarakat di wilayah rawan menyadari pentingnya menjaga hutan dan lahannya dari kebakaran.
"Diseminasi informasi mengajak masyarakat aware, jangan membiarkan sampai terjadi kebakaran hutan dan lahan," ujar Johnny Gerard Plate dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 bertajuk Antisipasi Karhutla di Pusaran Pandemik yang diselenggarakan di Ruang Serbaguna kantor Kemenkominfo, Jakarta, Jumat (17/7/2020).
Langkah tersebut, sambung Johnny, sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2020 tentang Penanggulangan Karhutla. Ada empat peran penting Kementerian Kominfo dalam hal di atas, antara lain pencegahan kebakaran, penanganan kebakaran, setelah terjadi kebakaran, dan penegakan hukum.
"Empat langkah ini, yang akan dilakukan Kominfo dengan membentuk Desk Karhutla," tuturnya.( )
Dengan penyebaran informasi tersebut, sangat berpotensi menggerakkan seluruh instrumen masyarakat untuk bergerak mencegah terjadinya karhutla. Dari mulai pemerintah pusat hingga kepala daerah akan mampu mencegah kebakaran yang terjadi di berbagai wilayah.
"Menjadi orkestrasi komunikasi publik pemerintah yang menggerakkan seluruh instrumen yang dimiliki dari tingkat pusat kementerian hingga kepala daerah," tuturnya.
Diketahui, karhutla sejak tahun 2016 luas kebakaran hutan mampu di tekan hingga hanya 438.363,19 hektare dari 2.611.411,44 hektare pada tahun sebelumnya. Tahun 2017, turun menjadi 165.483,92 hektare. Tahun 2019, Karhutla meningkat tajam hingga menghanguskan 1.649.258,00 hektare.
Sampai bulan Juli 2020 ini, terpantau 798 titik panas dengan luas mencapai 38.772.00 hektare di beberapa wilayah tanah air. Sebanyak 10 Provinsi dengan hotspot terbanyak terlihat di Riau, Kepulauan Riau, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Maluku Utara, Sumatra Utara, Sulawesi Tengah, Aceh, dan Papua Barat.
Turut hadir sebagai narasumber Diskusi Media FMB9 Menteri Lingkungan dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar. Kegiatan FMB 9 juga bisa diikuti secara langsung di www.fmb9.go.id, FMB9ID_ (Twitter), FMB9.ID (Instagram), FMB9.ID (Facebook), dan FMB9ID_IKP (Youtube).
Tujuan diseminasi atau penyebaran informasi untuk mengajak masyarakat di wilayah rawan menyadari pentingnya menjaga hutan dan lahannya dari kebakaran.
"Diseminasi informasi mengajak masyarakat aware, jangan membiarkan sampai terjadi kebakaran hutan dan lahan," ujar Johnny Gerard Plate dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 bertajuk Antisipasi Karhutla di Pusaran Pandemik yang diselenggarakan di Ruang Serbaguna kantor Kemenkominfo, Jakarta, Jumat (17/7/2020).
Langkah tersebut, sambung Johnny, sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2020 tentang Penanggulangan Karhutla. Ada empat peran penting Kementerian Kominfo dalam hal di atas, antara lain pencegahan kebakaran, penanganan kebakaran, setelah terjadi kebakaran, dan penegakan hukum.
"Empat langkah ini, yang akan dilakukan Kominfo dengan membentuk Desk Karhutla," tuturnya.( )
Dengan penyebaran informasi tersebut, sangat berpotensi menggerakkan seluruh instrumen masyarakat untuk bergerak mencegah terjadinya karhutla. Dari mulai pemerintah pusat hingga kepala daerah akan mampu mencegah kebakaran yang terjadi di berbagai wilayah.
"Menjadi orkestrasi komunikasi publik pemerintah yang menggerakkan seluruh instrumen yang dimiliki dari tingkat pusat kementerian hingga kepala daerah," tuturnya.
Diketahui, karhutla sejak tahun 2016 luas kebakaran hutan mampu di tekan hingga hanya 438.363,19 hektare dari 2.611.411,44 hektare pada tahun sebelumnya. Tahun 2017, turun menjadi 165.483,92 hektare. Tahun 2019, Karhutla meningkat tajam hingga menghanguskan 1.649.258,00 hektare.
Sampai bulan Juli 2020 ini, terpantau 798 titik panas dengan luas mencapai 38.772.00 hektare di beberapa wilayah tanah air. Sebanyak 10 Provinsi dengan hotspot terbanyak terlihat di Riau, Kepulauan Riau, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Maluku Utara, Sumatra Utara, Sulawesi Tengah, Aceh, dan Papua Barat.
Turut hadir sebagai narasumber Diskusi Media FMB9 Menteri Lingkungan dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar. Kegiatan FMB 9 juga bisa diikuti secara langsung di www.fmb9.go.id, FMB9ID_ (Twitter), FMB9.ID (Instagram), FMB9.ID (Facebook), dan FMB9ID_IKP (Youtube).
(dam)
Lihat Juga :
tulis komentar anda