TGB Zainul Majdi Ungkap Dokumen Abu Dhabi yang Berisi soal Toleransi ke Kolaborasi
Rabu, 25 Januari 2023 - 15:46 WIB
Seminar nasional dokumen Abu Dhabi dengan tema Persaudaraan Sejati untuk Gerakan Bersama Mengatasi Masalah Kemanusiaan turut dihadiri Sekretaris Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan KWI (HKKWI) Romo Agustinus Heri Wibowo, Ketua Lakpesdam PBNU H Ulil Absar Abdalla, Sangha Trevada Indonesia Bhikku Dhamasubo Mahatera, Direktur Eksekutif Maarif Institute Abd Rohim Ghazali, dan Direktur Program Maarif Institute Moh Shofan.
Ulil melanjutkan, informasi di akar rumput dokumen Abu Dhabi belum banyak diketahui, tapi dokumen yang dikeluarkan 2019 ini cukup viral. Dia menilai Indonesia lebih maju langkahnya ketimbang dokumen Abu Dhabi, upaya ini sudah dilakukan oleh Gus Dur, Romo Mangun, Romo Magnis.
"Secara substabsi, sudah berjalan di Indonesia. Dari sisi publisitas kalah oleh dokumen ini, " katanya.
Sangha Trevada Indonesia Bhikku Dhamasubo Mahatera menambahkan, mengacu pada budaya lama mengenai hubungan antar umat beragama, tak hanya cerita tanpa rasa, janji tanpa bukti. Indonesia sudah bicara data dan fakta.
"Membangun nusantara yang indah sejak 200 sebelum masehi, " katanya.
Untuk Indonesia ke depan, ia mengibaratkan seperti panah semakin ditarik ke belakang, lari busur semakin kencang. "Bicara Indonesia ditarik lagi ke belakang, niat awal mendirikan Indonesia," tegasnya.
Ulil melanjutkan, informasi di akar rumput dokumen Abu Dhabi belum banyak diketahui, tapi dokumen yang dikeluarkan 2019 ini cukup viral. Dia menilai Indonesia lebih maju langkahnya ketimbang dokumen Abu Dhabi, upaya ini sudah dilakukan oleh Gus Dur, Romo Mangun, Romo Magnis.
"Secara substabsi, sudah berjalan di Indonesia. Dari sisi publisitas kalah oleh dokumen ini, " katanya.
Sangha Trevada Indonesia Bhikku Dhamasubo Mahatera menambahkan, mengacu pada budaya lama mengenai hubungan antar umat beragama, tak hanya cerita tanpa rasa, janji tanpa bukti. Indonesia sudah bicara data dan fakta.
"Membangun nusantara yang indah sejak 200 sebelum masehi, " katanya.
Untuk Indonesia ke depan, ia mengibaratkan seperti panah semakin ditarik ke belakang, lari busur semakin kencang. "Bicara Indonesia ditarik lagi ke belakang, niat awal mendirikan Indonesia," tegasnya.
(maf)
Lihat Juga :
tulis komentar anda