Penerimaan SNMPTN Tak Capai Target

Senin, 11 Mei 2015 - 09:56 WIB
Penerimaan SNMPTN Tak Capai Target
Penerimaan SNMPTN Tak Capai Target
A A A
JAKARTA - Jumlah siswa yang diterima pada Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tidak mencapai target. Dari 152.000 kursi yang ditargetkan tahun ini, hanya 137.005 siswa yang diterima melalui jalur undangan tersebut.

Ketua Panitia SNMPTN 2015 Rochmat Wahab mengatakan, sebanyak 137.005 siswa dinyatakan lolos seleksi undangan penerimaan mahasiswa baru di 62 perguruan tinggi negeri (PTN). Jika dipersentasekan, jumlahnya mencapai 16,08% dari total siswa yang mendaftar SNMPTN sebanyak 852.093 siswa.

Sayangnya, jumlah siswa yang diterima tidak sesuai dengan target yang ditetapkan, yakni 152.000 kursi. ”Memang tidak sesuai target. Jadi ada sekitar 15.000 kuota yang tidak terpenuhi pada SNMPTN tahun ini,” ungkap Rochmat di Kantor Kemenristek Dikti, Jakarta, kemarin.

Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) itu menerangkan, tidak tercapainya target ini karena banyak siswa yang tidak melampaui passing grade yang ditetapkan tiap PTN. Para rektor pun tidak mau memaksakan menerima siswa jika tidak bisa memenuhi nilai yang ditentukan karena takut tidak bisa menempuh kuliah sampai akhir.

Selain itu, penyebabnya juga bisa terjadi karena banyak program studi yang kekurangan peminat. Banyak juga siswa yang tidak mengikuti ujian nasional (UN) sehingga siswa gugur. Rochmat menjelaskan, selain dari jalur umum, sebanyak 31.908 siswa diterima di SNMPTN melalui beasiswa Bidik Misi. Jumlah pendaftar Bidik Misi sebelumnya adalah 152.229 siswa.

Panitia akan melakukan validasi ke rumah penerima Bidik Misi untuk membuktikan apakah mereka dari keluarga tidak mampu atau tidak. Untuk seluruh siswa yang diterima, dia mengimbau untuk segera melakukan registrasi ulang di PTN masing-masing. Rochmat mengatakan, Universitas Padjadjaran (Unpad) menjadi kampus favorit karena dipilih oleh 74.159 siswa.

Dari total tersebut, 44. 996 siswa memilih Unpad sebagai pilihan pertamanya. Kemudian 29.163 siswa memilih sebagai pilihan kedua. Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, menjadi kampus favorit kedua dengan 66.748 pendaftar. Disusul Universitas Brawijaya dengan 64.653 pendaftar, Universitas Sumatera Utara (61.464), Undip (58.789), UI (42.484), Unhas (47.463), Unsri (42.432), UNS (50.673), dan Unnes (52.121).

Mengenai pengaruh nilai UN dengan prestasi yang ditunjukkan melalui rapor, menurut Rochmat, memang ada korelasinya. Namun korelasi yang tinggi hanya terjadi di sekolah maju yang menunjukkan nilai yang bagus di rapor dan begitu juga di UN. Meski demikian, menurut dia, masih banyak sekolah yang akreditasinya rendah banyak mengatrol nilai agar tingkat kelulusannya tinggi.

”Namun kita belum tahu tahun ini ketika UN tidak jadi penentu kelulusan korelasinya bagaimana. Kita akan analisis data apakah kondisinya sudah bergeser atau tidak,” paparnya. Ketua Majelis Rektor PTN Indonesia (MRPTNI) Herry Suhardiyanto mengatakan, dalam SNMPTN prioritas terhadap mutu dan kualitas pendidikan tetap dipertahankan.

Sebab panitia memakai nilai rapor untuk mengapresiasi proses pendidikan di Indonesia. Siswa dengan nilai rapor bagus layak diberi apresiasi. Sebab siswa tersebut meraih nilai baik dari semester pertama hingga kelima.

Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) itu menerangkan, data yang kuat dan komprehensif antara nilai rapor dengan kemampuan akademis siswa lainnya juga mencakup dalam seleksi SNMPTN. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesenjangan pendidikan akibat keberagaman SMA di Indonesia.

Melalui Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) juga akan diketahui apakah sekolah memang benar memberikan informasi prestasi siswanya dengan benar atau memanipulasinya. Mendikbud Anies Baswedan menyampaikan, hasil UN sudah diserahterimakan ke panitia SNMPTN pekan lalu. Hal ini menandakan integrasi UN dengan SNMPTN sudah terjadi.

Dia mengungkapkan, pemanfaatan data-data UN tersebut sepenuhnya diserahkan kepada tiap universitas. Hal ini, lanjutnya, dikarenakan setiap universitas memiliki kebutuhan dan prioritas yang berbeda-beda. ”Laporan ujian nasional tahun ini pun bentuknya jauh lebih lengkap daripada sebelumnya,” tuturnya.

Mendikbud mengatakan, laporan UN sebelumnya hanya berupa skor atau angka saja. Namun mulai tahun ini ditambahkan laporan kualitatif berupa deskripsi atas angka yang diperoleh siswa dan dekomposisi atas skor yang diperoleh siswa tersebut.

Menurut Anies, laporan UN ini dapat diketahui oleh siswa, orang tua, guru, dan kepala sekolah serta pihakpihak lain yang berkepentingan. Ke depan, data-data UN tersebut dapat dimanfaatkan di bidang-bidang yang membutuhkan spesialisasi siswa.

Neneng zubaidah
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7163 seconds (0.1#10.140)