Mengubah Pesimis Menjadi Optimis

Minggu, 10 Mei 2015 - 10:17 WIB
Mengubah Pesimis Menjadi Optimis
Mengubah Pesimis Menjadi Optimis
A A A
Meski berangkat dari latar belakang pendidikan jurusan Matematika, tidak menepis tekad Christian Adrianto untuk tetap mengikuti passion-nya menjadi seorang motivator.

Christian merasa bahagia ketika dapat membantu dan mengubah hidup orang lain menjadi lebih baik dari pesan-pesan positif yang ia sampaikan.

Hal itulah yang kini menjadi keyakinan Christian untuk terus menyebarkan semangat baik dengan cara menjadi motivator. Bagaimana awal Christian tertarik menjalani profesi ini, dan apa saja kendala yang dilaluinya? Berikut kutipan wawancara KORAN SINDO dengan pria kelahiran 23 Mei 1982 tersebut.

Sebelum menjadi motivator, kegiatan apa yang Anda geluti?

Saya pernah bergabung dengan perusahaan multilevel marketing dan membuka usaha toko komputer. Selain itu, saya juga bekerja menjadi kepala trainer di salah satu perusahaan televisi berjaringan terbesar di Indonesia. Tugas saya adalah melatih semua divisi sales-nya. Kemudian saya resign, beralih menjadi training manager di Sophie Martin Indonesia.

Sejak kapan Anda mulai tertarik menjadi motivator?

Awal tertarik justru saat bergabung dengan multilevel marketing. Saya mulai merasa ada percikan kecil untuk terjun menjadi motivator, sebab ketika itu saya dituntut untuk memberikan motivasi pada orang lain. Selain karena dasarnya memang dilatih untuk menjual produk, tetapi tanpa saya sadari, saya juga dilatih untuk melakukan public speaking. Kemudian saya mulai serius dengan ikut berbagai seminar motivasi nasional, contohnya seminar dari guru saya, Tung Desem Waringin.

Jadi, perjalanan menjadi motivator sudah saya mulai sejak 2005 saat masih menjadi karyawan. Saat weekday saya bekerja di kantor, kemudian ketika weekend saya mengisi kelas motivasi dari undangan berbagai perusahaan yang datang. Namun, benarbenar memulaifull time menjadi motivator sejak 2009.

Apa manfaat yang Anda rasakan dengan menjadi motivator?

Saya merasa menjadi motivator itu menyenangkan. Ketika saya ikut seminar Tung Desem Waringin, saya sadar bahwa dengan memberikan motivasi kepada orang lain, rasanya luar biasa. Meskipun dengan latar belakang pendidikan yang sangat jauh dengan dunia motivasi, saya tidak memiliki beban menjalani profesi ini, karena inilah passion saya.

Apa yang membuat Anda yakin menjalani profesi ini?

Bagi saya, dunia motivasi itu penting. Banyak orang yang bisa berubah hidupnya karena termotivasi. Bukan hanya itu, seseorang dapat mencapai kesuksesan karena mengalami perubahan mental, pola pikir, dan karakter, sehingga tugas motivator adalah membantu dan memfasilitasi seseorang untuk melalui perubahan mental dan karakter tersebut. Hingga pada akhirnya seseorang itu memiliki fondasi diri untuk sukses.

Contohnya seperti bagaimana orang berani untuk memulai bisnis atau bagaimana mengubah karyawan sebuah perusahaan menjadi penuh semangat dan memiliki karier yang baik. Melihat proses perubahan orangorang menjadi lebih baik, rasanya nikmat sekali.

Apa tanggapan Anda dengan munculnya tren motivator muda belakangan ini?

Tidak ada salahnya menjadi motivator selagi muda. Meskipun ada rasa ketakutan karena usia muda, apakah ada yang mendengar? Kemudian merasa belum sukses, timbul perasaan apakah sudah pantas berbicara? Tidak apa-apa, kita harus punya mental baja. Usia muda bukan berarti tidak bisa. Syaratnya hanyalah selagi muda, maka perlu banyak belajar dari orang-orang sukses.

Selain itu, tekunilah kelebihan yang dimiliki hingga dapat menjadi seorang ahli. Pertanyaannya, apa harus sukses dulu baru bisa memotivasi? Memang kalau kita sukses bisa menginspirasi, tetapi tidak perlu menunggu itu. Semua bisa sambil berjalan, kemudian kita juga membuktikan bahwa sedang menuju ke proses itu. Jadi, mulai sekarang marilah menyebarkan semangat dan mengubah pesimis menjadi optimis. Kalau sukses, kita akan membantu orang lain terinspirasi. Jangan takut berbagi kebaikan dan memberikan dampak positif.

Siapa yang menjadi tokoh inspiratif untuk Anda?

Banyak sekali yang bisa menjadi tokoh inspiratif. Saya melihat dari kisah pengusaha, kemudian motivator dan trainer sukses Indonesia seperti Tung Desem Waringin. Beliau sudah seperti ayah, sahabat, dan guru bagi saya, sebab banyak sekali ilmu yang saya terima dari beliau. Tokoh lain seperti Mario Teguh dan Andrie Wongso.

Kalau di luar negeri, saya kagum dengan Anthony Robbins. Ia adalah trainer dan motivator nomor satu di dunia yang menjadi guru bagi Michael Jordan, Bill Clinton, Nelson Mandela, Lady Diana, Serena Williams, dan lain-lain. Kemudian ada Brian Tracy, seorang motivator sukses asal Kanada.

Apa kendala yang Anda rasakan saat memulai profesi motivator?

Banyak yang meragukan ketika dulu saya memulai profesi ini. Awal training, masalah yang saya rasakan adalah usia. Padahal, saat itu usia saya sekitar 26 tahun, sedangkan target atau orang yang saya berikan motivasi jauh lebih tua dari saya. Mereka awalnya meragukan kemampuan saya. Namun, sampai saat ini saya sudah membuktikan bahwa tidak ada masalah. Hal terpenting adalah saya memiliki ilmu dan saya tulus ingin berbagi ilmu tersebut. Bahkan, saya menambahkan bagian entertainment agar orang dapat terhibur meskipun sedang belajar.

Apa target yang ingin Anda capai?

Saya ingin menginspirasi jutaan orang di seluruh Indonesia. Saya ingin mengubah kehidupan orang lain menjadi lebih baik dari segi mental dan karakter, agar mereka dapat lebih sejahtera, bahagia, dan sukses. Saat ini saya baru memotivasi lebih dari 200.000 orang. Harapan saya bisa mencapai jutaan orang.

Selain itu, saya ingin punya acara televisi reguler setiap minggu, sehingga akan jauh lebih mudah untuk memberikan semangat dan inspirasi kepada orang lain dengan cara yang lebih cepat.

Maka akan semakin banyak perubahan positif terjadi pada pola pikir dan mental orang Indonesia.

Dina angelina
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5765 seconds (0.1#10.140)