Karakter Siswa Kunci Hadapi Persaingan

Sabtu, 09 Mei 2015 - 11:27 WIB
Karakter Siswa Kunci Hadapi Persaingan
Karakter Siswa Kunci Hadapi Persaingan
A A A
LIMBOTO - Ketua DPD Irman Gusman mengingatkan pentingnya menyiapkan sumber daya manusia (SDM) dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Untuk itu, guru dihadapkan pada tantangan berat yakni harus terus-menerus mencetak SDM yang berkualitas, andal, dan berdaya saing lewat pendidikan.

”Hal terpenting dilakukan guru adalah membangun karakter anak didik. Mereka harus ditempa menjadi pribadi yang jujur, bertanggung jawab, berkemauan kuat dan pekerja keras,” ujar Irman pada pembukaan Seminar Nasional Pendidikan di Limboto, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, kemarin.

Menurut Irman, di era persaingan yang sangat terbuka nanti, tidak ada pilihan lain selain bekerja keras menyiapkan diri membangun kualitas generasi. Hasil dari kerja keras tersebut memang tidak bisa dinikmati dalam waktu jangka pendek, tetapi baru bisa terlihat setelah melewati waktu bertahun-tahun.

”Ini investasi jangka panjang. Tapi kalau kita konsisten melakukannya, yakinlah dalam waktu 20 tahun kita akan mencapai cita-cita bangsa untuk mewujudkan masyarakat maju dan sejahtera,” ujar senator asal Sumatera Barat ini. Selain membangun karakter, anak didik juga perlu diberi bekal keterampilan sehingga mampu menjadi pribadi terampil dan berdaya saing.

”Jika karakter dibangun lalu dibekali skill, ke depan kita akan melihat generasi yang benar-benar berkualitas,” ucapnya.Irman menambahkan, dengan anggaran hampir Rp400 triliun setiap tahun untuk sektor pendidikan, seyogianya peningkatan SDM itu bisa dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan.

Irman juga kembali menegaskan komitmen DPD untuk terus memperjuangkan kepentingan guru melalui kewenangan yang dimiliki. Seminar nasional ini diikuti lebih 1.000 guru mulai tingkat TK hingga SMA se-Kabupaten Gorontalo. Para guru tersebut komitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan di lingkungannya masing-masing.

Bupati Gorontalo David Bobihoe mengatakan, peningkatan kualitas pendidikan di daerahnya sudah dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya membuat pemerataan guru. Menyadari banyak tenaga pendidik yang memilih mengajar di kota, dia memberanikan diri melakukan langkah tidak populer, yakni memutasi guru secara besar-besaran dan bergelombang ke wilayah perdesaan.

”Sewaktu saya memutasi 644 guru, saya diprotes habis, bahkan sampai digugat di PTUN. Sidang digelar 21 kali sebelum kemudian PTUN menyatakan bahwa tidak ada yang salah dengan kebijakan tersebut. Dalam mengambil kebijakan, kita memang harus berani,” ujarnya.

Namun, kebijakan itu dibarengi dengan pemberian anggaran dalam jumlah besar untuk pendidikan, termasuk di antaranya untuk peningkatan kesejahteraan guru. ”Di APBD kami anggarkan 36% untuk pendidikan. Ini jauh di atas persentase anggaran pendidikan nasional,” ujarnya.

Bakti munir
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6042 seconds (0.1#10.140)