Usai Nepal, Gempa Besar Hantui Sumatera

Selasa, 05 Mei 2015 - 18:55 WIB
Usai Nepal, Gempa Besar...
Usai Nepal, Gempa Besar Hantui Sumatera
A A A
GEMPA besar yang menimpa Nepal pada Sabtu 25 April pekan lalu, 7,9 Skala Ritcher, membenarkan prediksi para pakar gempa bertahun-tahun lalu. Sepekan berikutnya, hari ini Papua Nugini ikut diguncang gempa besar berkekuatan 7,4 Skala Ritcher.

Pada pekan lalu, usai gempa dahsyat mengguncang Nepal, media asing mengulas kemungkinan gempa besar yang akan terjadi pada masa mendatang. Para pakar gempa yang diwawancarai membuat prediksi yang sama. Gempa dahsyat berikutnya kemungkinan terjadi di wilayah Sumatera.

Presiden GeoHazard, Brian Tucker menyebut Sumatera menjadi wilayah yang paling rentan terkena gempa besar. "Jika anda bertanya, wilayah selanjutnya yang akan terkena gempa besar, diprediksi akan terjadi di lepas pantai Sumatera," ungkapnya kepada Time.com, 27 April lalu.

Diingatkan Tucker, pada 2004 silam Sumatera pernah diguncang gempa dengan kekuatan 9,3 Skala Ritcher. Gempa itu menimbulkan tsunami yang menewaskan sekitar 230.000 orang dan menyebabkan kehancuran yang sangat luas. Prediksi gempa yang akan terjadi di Sumatera nanti akan berdampak sama dengan yang pernah terjadi sebelumnya.

Data world-earthquakes.com, di Sumatera telah terjadi 19 gempa besar sejak 1935 hingga 2012. Seluruh gempa berkekuatan di atas 7 Skala Ritcher. Gempa terbesar pada 26 Desember 2004, berkekuatan 9,1 Skala Ritcher. Seperti diketahui gempa besar yang menimbulkan tsunami itu menyebabkan kerusakan besar di Aceh.

Gambar data gempa yang pernah terjadi di Sumatera:



Rating World-Earthquakes.com, Indonesia merupakan negara urutan ketiga yang berpotensi besar diguncang gempa berkekuatan di atas 6,5 Skala Ritcher. Di atasnya ada negara Chili dan Papua Nugini. Urutan keempat ditempati Jepang.

Kemungkinan terjadinya gempa di Sumatera dikuatkan oleh analisa Siaga.org, situs penelitian kebumian kerja sama LIPI-Geotek dengan Earth Observatory of Singapore (EOS)-Nanyang Technological University. Dalam artikel berjudul "Gempa Besar Berikutnya", Siaga.org mengungkap analisanya.

Menurutnya, para ilmuwan mengungkap daerah sekitar Kepulauan Mentawai masih memiliki energi yang terkumpul, sehingga bisa menghasilkan gempa dan tsunami dahsyat. Gempa September 2007 telah melepaskan sebagian besar akumulasi energi di wilayah Pulau Pagai Selatan sampai Bengkulu sehingga menyebabkan kerusakan di wilayah itu. Namun para ilmuwan mempercayai masih ada daerah yang menyimpan akumulasi energi yang bisa menghasilkan gempa besar.

Gempa bulan Oktober 2010 melepas sebagian kecil akumulasi energi yang lain, dan menimbulkan tsunami besar serta menyebabkan kerusakan. Namun, daerah sekitar Pagai Utara, Sipora, dan Siberut masih memiliki akumulasi energi yang besar, sehingga memungkinkan menghasilkan gempa dan tsunami besar pada suatu saat puluhan tahun kedepan.

"Gempa besar masih akan terjadi lagi, mungkin besarnya 8,8 SR, dengan tsunami dahsyat yang mencapai pantai kepulauan luar dalam 5 sampai 10 menit, dan mencapai pantai barat Sumatera dalam 20 sampai 30 menit," seperti tertulis dalam artikel tersebut.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Andi Eka Sakya saat dihubungi Sindonews, Selasa (5/5/2015), membenarkan kemungkinan tersebut. Tidak hanya Sumatera, Pulau Jawa pun memiliki kemungkinan itu.

Dijelaskannya Indonesia merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi terjadinya gempa. Sumber gempa di Indonesia disebabkan tumbukan lempeng Samudera Hindia dengan lempeng benua Eurasia.

World-earthquakes.com memberikan waktu yang spesifik kemungkinan gempa terjadi di Sumatera. Waktu yang diperkirakan adalah antara 2014-2018. Sementara waktu yang diperkirakan menurut alogaritma adalah 2016.

Gambar perkiraan gempa mengguncang Sumatera:



Meski world-earthquakes.com memperkirakan Sumatera akan diguncang gempa pada tahun 2016, Andi Eka menolak memastikannya. "Kapannya kita enggak tahu. Kapan saja bisa terjadi gempa di Indonesia," pungkas Kepala BMKG Andi Eka Sakya saat dihubungi Sindonews.
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8435 seconds (0.1#10.140)