China Jadikan Taiwan Prioritas
A
A
A
BEIJING - Presiden China Xi Jinping menginginkan China dan Taiwan membangun sebuah komunitas yang bisa memperbaiki masa depan ekonomi bersama dan menyelesaikan perbedaan politik.
Merunut pada Konsensus 1992 yang intinya menekankan hanya ada satu China, Jinping mengatakan, China ingin memimpin arah perkembangan Taiwan dengan berbagi berbagai informasi. ”Kami ingin menjadikan Taiwan sebagai prioritas. Upaya kami kepada teman setanah air di Taiwan akan lebih besar,” ujar Jinping, kemarin, dikutip AFP .
Pernyataan itu dikeluarkan setelah Jinping bertemu Ketua Partai Kuomintang Taiwan (KMT) sekaligus Wali Kota Taipe Eric Chu di Balai Besar Rakyat, Beijing. Pertemuan Jinping dan petinggi partai berkuasa Taiwan kemarin merupakan yang pertama dalam enam tahun terakhir. Jinping sadar perbedaan ideologi antara China dan Taiwan masih terasa meski relatif kecil. ”Kedua belah pihak bisa mengonsultasikan isu itu satu sama lain dengan dasar yang sejajar di bawah prinsip satu China dan membuat susunan solusi yang masuk akal,” ungkap Xi, dilansir China Daily .
”Partai Komunis China (CPC) dan KMT harus berani ketika menghadapi perbedaan politik. Kita harus aktif mencari solusi,” sambungnya. Prinsip satu China itu juga ditekankan Chu. Meski demikian, para analis menilai penekanan itu menjadi pertanda China tetap tidak bisa menyembunyikan kekhawatiran mereka terhadap independensi Taiwan. China tidak ingin Taiwan mendeklarasikan diri menjadi negara dan berpisah seutuhnya dari daratan pusat.
Sebagaimana diketahui, Taiwan merupakan satu dari beberapa konflik wilayah yang belum dapat diselesaikan China. Negara Tirai Bambu juga menghadapi sengketa pulaupulau kecil dengan Jepang di Laut China Timur dan sengketa perbatasan laut dengan beberapa negara ASEAN di Laut China Selatan. Pertemuan ini bagian dari kunjungan Chu sejak dia terpilih menjadi ketua KMT pada Januari lalu. Di China dia tidak hanya bertemu Jinping, tapi juga penasihat politik pemerintah Yu Zhengsheng.
Namun, kunjungan Chu ke China ditentang sebagian kecil masyarakat Taiwan. Sekitar 30 orang anti-China di Taiwan mengkritik kunjungan tersebut. ”Ketika ada di China, Chu mengkhianati Taiwan beserta kedaulatannya,” kata Tsai Feng-wen dari Persatuan Solidaritas Taiwan (PST). ”Pertemuan itu bagian dari strategi China untuk menggaet Taiwan,” timpal Chang Chao-lin.
Muh shamil
Merunut pada Konsensus 1992 yang intinya menekankan hanya ada satu China, Jinping mengatakan, China ingin memimpin arah perkembangan Taiwan dengan berbagi berbagai informasi. ”Kami ingin menjadikan Taiwan sebagai prioritas. Upaya kami kepada teman setanah air di Taiwan akan lebih besar,” ujar Jinping, kemarin, dikutip AFP .
Pernyataan itu dikeluarkan setelah Jinping bertemu Ketua Partai Kuomintang Taiwan (KMT) sekaligus Wali Kota Taipe Eric Chu di Balai Besar Rakyat, Beijing. Pertemuan Jinping dan petinggi partai berkuasa Taiwan kemarin merupakan yang pertama dalam enam tahun terakhir. Jinping sadar perbedaan ideologi antara China dan Taiwan masih terasa meski relatif kecil. ”Kedua belah pihak bisa mengonsultasikan isu itu satu sama lain dengan dasar yang sejajar di bawah prinsip satu China dan membuat susunan solusi yang masuk akal,” ungkap Xi, dilansir China Daily .
”Partai Komunis China (CPC) dan KMT harus berani ketika menghadapi perbedaan politik. Kita harus aktif mencari solusi,” sambungnya. Prinsip satu China itu juga ditekankan Chu. Meski demikian, para analis menilai penekanan itu menjadi pertanda China tetap tidak bisa menyembunyikan kekhawatiran mereka terhadap independensi Taiwan. China tidak ingin Taiwan mendeklarasikan diri menjadi negara dan berpisah seutuhnya dari daratan pusat.
Sebagaimana diketahui, Taiwan merupakan satu dari beberapa konflik wilayah yang belum dapat diselesaikan China. Negara Tirai Bambu juga menghadapi sengketa pulaupulau kecil dengan Jepang di Laut China Timur dan sengketa perbatasan laut dengan beberapa negara ASEAN di Laut China Selatan. Pertemuan ini bagian dari kunjungan Chu sejak dia terpilih menjadi ketua KMT pada Januari lalu. Di China dia tidak hanya bertemu Jinping, tapi juga penasihat politik pemerintah Yu Zhengsheng.
Namun, kunjungan Chu ke China ditentang sebagian kecil masyarakat Taiwan. Sekitar 30 orang anti-China di Taiwan mengkritik kunjungan tersebut. ”Ketika ada di China, Chu mengkhianati Taiwan beserta kedaulatannya,” kata Tsai Feng-wen dari Persatuan Solidaritas Taiwan (PST). ”Pertemuan itu bagian dari strategi China untuk menggaet Taiwan,” timpal Chang Chao-lin.
Muh shamil
(ars)