RI Kirimkan Bantuan Tahap Pertama ke Nepal

Kamis, 30 April 2015 - 09:46 WIB
RI Kirimkan Bantuan...
RI Kirimkan Bantuan Tahap Pertama ke Nepal
A A A
KATHMANDU - Bantuan kemanusiaan untuk Nepal terus berdatangan. Kemarin Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi melepas Tim Bantuan Kemanusiaan dan Evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) tahap I ke Nepal yang terkena gempa berkekuatan 7,6 Skala Richter (SR).

”Kita mengucap syukur Indonesia dapat memberangkatkan bantuan tahap pertama kepada pemerintah dan rakyat Nepal. Selamat bertugas, ini adalah misi mulia,” kata Menlu di Bandara Halim Perdanakusuma di Jakarta kemarin. Menurut dia, bantuan kemanusiaan tersebut merupakan bentuk solidaritas di antara negara-negara Asia-Afrika. Menlu memaparkan tim bantuan kemanusiaan itu mempunyai dua misi utama, yaitu menyalurkan bantuan kemanusiaan dan melakukan evakuasi WNI di negara tersebut.

”Sampai saat ini yang belum dapat dikontak ada 17 orang dari total 95 WNI. Dan tentu tim ini juga akan membantu evakuasi korban- korban lain,” papar dia. Tugas lain, lanjut Retno, adalah melakukan penilaian di lapangan untuk mencari tahu kebutuhan yang diperlukan pemerintah dan masyarakat Nepal agar dapat dikirimkan melalui bantuan kemanusiaan tahap dua. ”Pemerintah dan rakyat Indonesia bersama dengan pemerintah dan rakyat Nepal dalam situasi ini,” imbuhnya.

Tim bantuan kemanusiaan yang dikoordinasikan oleh Kementerian Luar Negeri (Kemlu) tersebut terdiri atas unsur staf Kemlu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, dan Palang Merah Indonesia (PMI). Selain itu terdapat dua dokter dari Polri guna melengkapi 15 dokter dan tenaga medis yang telah disiapkan BNPB.

Bantuan kemanusiaan tahap satu berupa enam ton kebutuhan yang paling mendesak, antara lain tenda rumah sakit dan peralatan operasi, tenda pengungsi, peralatan medis, makanan siap saji, serta obat-obatan. Sementara itu, jumlah korban gempa hingga kemarin mencapai 5.000 jiwa.

Sebagaimana dilansir AFP , pejabat Nepal mengakui melakukan kesalahan awal dalam proses penyelamatan warga. Namun mereka berjanji akan memperbaiki proses evakuasi. Lebih dari 200 warga Nepal berdemonstrasi di luar gedung parlemen di Kathmandu. Mereka menuntut pemerintah meningkatkan jumlah bus untuk mengevakuasi warga kembali ke kampung halaman.

Masyarakat juga meminta pemerintah meningkatkan distribusi bantuan. ”Saya tidak mampu menghubungi anggota keluarga di perdesaan,” kata Kayant Panday, salah demonstran, kepada Reuters . ”Tidak ada jalan lain untuk mendapatkan informasi apakah keluarga saya masih hidup atau meninggal,” imbuhnya.

Operasi penyelamatan kembali dilanjutkan setelah cuaca buruk yang sempat menghambat. Tim internasional sudah bergabung dengan polisi dan tentara Nepal untuk sampai ke kawasan terpencil. ”Medannya berada di tempat yang amat terpencil dan dibutuhkan waktu yang lama untuk mencapainya,” kata Juru Bicara Militer Nepal Jagdish Chandra Pokherel.

Gempa susulan, longsor, dan kerusakan besar gedunggedung akibat gempa di salah satu negara miskin Asia ini membuat upaya penyelamatan menjadi semakin rumit. BBC melaporkan ratusan ribu orang masih tinggal di tenda-tenda sementara dan menghadapi kekurangan pangan serta air bersih. ”Tingkat bencana gempa bumi ini sangat luar biasa. Ada banyak kelemahan dalam pengelolaan operasi penyelamatan,” kata Menteri Komunikasi Nepal Minendra Rijal.

Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan dibutuhkan dana USD415 juta untuk membantu Nepal. Dana tersebut untuk membangun tempat evakuasi sementara, penyediaan air bersih, makanan, dan obat-obatan. ”Ini kebutuhan mendesak,” ujar Koordinator PBB untuk Nepal Jamie McGoldrick.

”Nepal butuh bantuan untuk mencapai semua yang terkena dampak gempa, terutama mereka yang berada di lokasi terpencil,” imbuhnya.

Andika hendra m/ant
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2381 seconds (0.1#10.140)