Bantuan Lamban, Korban Gempa Nepal Frustrasi

Rabu, 29 April 2015 - 09:02 WIB
Bantuan Lamban, Korban Gempa Nepal Frustrasi
Bantuan Lamban, Korban Gempa Nepal Frustrasi
A A A
KATHMANDU - Rakyat Nepal kecewa terhadap pemerintah negaranya. Hingga tiga hari pascagempa 7,6 Skala Richter meluluhlantakkan negeri di daratan Asia tersebut (25/4), para korban merasa belum mendapat bantuan semestinya.

Mereka semakin kecewa dengan sangat lambatnya proses penyelamatan. Di sisi lain, bantuan internasional juga terlambat datang karena sulitnya akses. Sebagian besar rakyat Nepal pun frustrasi. Pasukan pemerintah yang semestinya menjadi garda depan penanganan bencana tidak memperlihatkan perannya.

Di Katmandu, ibu kota Nepal, para pemuda dan keluarga korban harus berjuang sendiri untuk mencari korban yang masih hilang. Mereka harus menggali reruntuhan bangunan yang hancur. “Menunggu bantuan itu lebih menyiksa dibandingkan kita melakukan proses penyelamatan,” kata Pradip Subba, penduduk Katmandu.

Pradip mengaku mencari sendiri jasad kakak dan adik iparnya di bawah reruntuhan menara bersejarah Dharahara di Katmandu. Dia menggunakan segala upaya, termasuk menggunakan tenaganya membongkar reruntuhan. “Tangan kita sebagai mesin saat ini. “Tidak ada satu pun pegawai atau militer yang membantu kita,” tuturnya.

Di Lapangan Durban, Kathmandu, sekelompok pria juga membersihkan reruntuhan candi kuno dengan menggunakan tangan kosong. Beberapa polisi hanya mengawasi mereka. Hujan deras kemarin mempersulit proses penyelamatan. Kondisi rakyat Nepal kini memang sangat memprihatinkan. Ribuan di antara mereka hingga kemarin masih tidur di jalanan.

Selain karena masih trauma dengan gempa susulan, mereka juga tidak mendapatkan tempat berteduh setelah rumah mereka hancur karena gempa yang disebut terbesar sejak 1934. Rakyat Nepal semakin susah karena tidak adanya pasokan listrik dan makanan yang semakin langka. Ancaman penyakit pun mengancam.

Di sisi lain, pihak rumah sakit hingga kemarin masih kewalahan menangani korban gempa dan mereka yang jatuh sakit. “Pemerintah tidak melakukan apa pun untuk kita,” kata Anil Giri. Pemerintah dan lembaga kemanusiaan mengaku lambannya upaya penyelamatan dan pengiriman bantuan.

Mereka berdalih hal tersebut disebabkan serangkaian gempa susulan, kerusakan parah akibat gempa, rusaknya infrastruktur, dan komunikasi yang lumpuh. Situasi diprediksi akan terus memburuk. Perdana Menteri (PM) Nepal Sushil Koirala menegaskan bahwa pemerintah melakukan segala cara untuk melakukan upaya penyelamatan dan pengiriman bantuan.

Dia lantas menuturkan bahwa permohonan bantuan dari berbagai penjuru di Nepal. Namun, pemerintah tidak bisa memenuhi semuanya karena kurangnya peralatan dan tenaga ahli. “Ini merupakan tantangan dan waktu yang sangat sulit bagi Nepal,” kata Koirala kepada Reuters.

Tidak berdayanya pemerintah menjangkau pelosok negeri dikhawatirkan akan semakin menambah jumlah korban jiwa. Pemerintah memprediksi korban bisa mencapai 10.000 orang.

Andika hendra m/ant
(bhr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9174 seconds (0.1#10.140)