ASEAN Tak Berdaya Hadapi China

Senin, 27 April 2015 - 09:55 WIB
ASEAN Tak Berdaya Hadapi...
ASEAN Tak Berdaya Hadapi China
A A A
CHINA masih menjadi negara disegani di depan anggota Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN). Lebih dari itu, China bahkan memiliki kedigdayaan yang membuat ASEAN seperti tertunduk dan hormat.

Namun, ASEAN belum kalah dari China. Sebagian anggota ASEAN masih menganggap Beijing sebagai mitra yang menguntungkan meski sebagian lain menganggap Negeri Tirai Bambu itu sebagai bumerang. Ketidakberdayaan ASEAN di depan China terlihat dengan ada berbagai perbedaan pandangan menyangkut sikap mereka terhadap Beijing.

Terutama dalam isu Laut China Selatan. China masih memiliki kedekatan dengan beberapa anggota ASEAN. Selain itu, beberapa negara ASEAN juga enggan berkonflik dengan China. Mereka menganggap China bukan negara yang harus dimusuhi. Dalam pandangan Prashanth Parameswaran, pakar Asia-Pasifik, mengungkapkan ASEAN akan dijadikan ajang bagi China untuk menebar pengaruh.

”China tetap memandang stabilitas dan perdamaian di Laut China Selatan dengan memelihara hubungan baik dengan ASEAN,” kata Parameswaran, dikutip The Diplomat . Menteri Luar Negeri (Menlu) Filipina Albert del Rosario mengungkapkan Beijing berusaha ”menguasai secara de facto ”di Laut China Selatan. Dia meminta ASEAN untuk merespons itu. ”China berusaha merusak konsolidasi kontrol de facto di Laut China Selatan,” kata del Rosario di Kuala Lumpur kemarin.

Dia juga menyerukan agar ASEAN mengatakan aktivitas reklamasi China sebagai tindakan yang bermasalah. Ide Filipina itu ditentang oleh Menlu Malaysia Anifah Aman. Kuala Lumpur menolak ide untuk berkonflik dengan China. ”Kita harus menghindari segala tindakan kontraproduktif yang membuat kita semakin jauh sesama anggota ASEA atau dengan China,” kata Aman, dikutip AFP.

Dia mengungkapkan, ASEAN sepertinya tidak akan memberikan ultimatum. ”Saya juga tidak berpikir China akan memberikan ultimatum,” imbuhnya. Sebelumnya Reuters pernah melaporkan menjelang KTT ASEAN di Malaysia, dalam draf salinan pernyataan akhir pertemuan, Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak tidak menyinggung ketegangan terbaru yakni pembangunan bandara China di perairan kaya energi itu.

Selain itu, PM Najib juga tidak menyatakan keberpihakan pada negara-negara yang bertikai. Akibat itu, KTT ASEAN yang dimulai kemarin hingga hari ini di Kuala Lumpur diprediksi tidak akan menghasilkan kesepakatan akhir. KTT ASEAN mungkin akan ditutup dengan pidato PM Najib. Malaysia ingin bermain aman dengan tidak membuat China berang.

Kuala Lumpur memang memiliki hubungan yang erat dan manis dengan Beijing. Malaysia juga tidak terlalu mempermasalahkan ketegangan Laut China Selatan. Selain itu, sikap Malaysia itu meniru apa yang dilakukan Kamboja pada KTT ASEAN tiga tahun lalu. Kamboja menolak turut campur dalam konflik di Laut China Selatan.

Hal yang diprediksi dapat mencapai satu kata sepakat adalah penyusunan code of conduct tentang Laut China Selatan. Namun, Beijing diprediksi tidak akan menandatangani kode etik tersebut. Sudah satu dekade lamanya ASEAN memaksa China menyetujui code of conduct, namun Beijing selalu bergeming. Banyak analis menganggap China merupakan biang perpecahan di ASEAN dalam isu Laut China Selatan.

Empat negara anggota ASEAN menyatakan diri berhak atas wilayah perairan tersebut. China pun berhadapan dengan Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Brunei. Paling berbahaya adalah ketika China semakin aktif.

Itu dapat berpotensi sebagai ancaman terbesar bagi munculnya pertikaian militer di Asia- Tenggara. Bagaimanapun Laut China Selatan tetap menjadi ujian bagi keutuhan ASEAN. Jika ASEAN mampu memainkan bola panas itu dengan tepat dan menyelesaikan konflik itu dengan China, ASEAN akan semakin kokoh.

”Jika ASEAN tetap ingin menjadi pusat keamanan dunia, mereka harus menyelesaikan tumpang tindih klaim di Laut China Selatan terlebih dahulu,” kata Mohd Nizam Basiron dari Institut Maritim Malaysia.

Andika hendra m
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1087 seconds (0.1#10.140)