Kabupaten Bojonegoro Siaga Banjir
A
A
A
BOJONEGORO - Air Sungai Bengawan Solo di wilayah Bojonegoro, Jawa Timur, terlihat pasang sejak Sabtu (25/04).
Pemukaan sungai terus mengalami kenaikan lantaran mendapatkan kiriman banjir dari daerah hulu serta adanya kiriman air dari sejumlah anak sungai di wilayah Bojonegoro. Tinggi muka air yang terpantau di papan duga di Karangnongko (daerah hulu) di Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro, pada Sabtu (25/04) pukul 12.00 WIB sempat menyentuh 27.08 peilschaal di atas permukaan air laut.
Adapun ketinggian air yang terpantau di papan duga dekat Pasar Besar Bojonegoro (daerah hilir) menyentuh kisaran 14.02 peilschaal. Wilayah Bojonegoro pun dinyatakan siaga dua banjir luapan Bengawan Solo. Namun, sejak Minggu (26/ 04), permukaan Sungai Bengawan Solo berangsur surut meskipun perlahan.
Ketinggian air sungai terpanjang di Pulau Jawa itu yang terpantau di papan duga dekat Pasar Besar Bojonegoro pada Minggu (26/04) pukul 06.00WIB masih dikisaran14.00 peilschaal. Artinya wilayah Bojonegoro masih dinyatakan status siagadua. Namun, trennya air Bengawan Solo berangsur surut. Apalagi dalam sehari kemarin wilayah Bojonegoro dan sekitarnya tidak diguyur hujan.
Menurut Tarmuji, 57, awak perahu penyeberangan di Desa Dukoh Lor, Kecamatan Malo, air Bengawan Solo pasang sejak dua hari terakhir. Air kiriman dari daerah hulu sungai bercampur dengan tumpukan sampah, ranting kering, dan pelepah pisang mengalir dengan deras. ”Bengawan Solo memang sedang pasang karena ada kiriman air dari daerah hulu sungai,” ujar Tarmuji.
Tarmuji mengaku beberapa kali membongkar dan memindahkan tempat pijakan kayu yang dipasang di tepi sungai. Tempat pijakan kayu itu dipakai untuk menurunkan atau menaikkan penumpang dari pinggiran sungai ke lambung perahu. Namun, kata Tarmuji, permukaan air Bengawan Solo kemarin mulai turun meskipun perlahan.
Naiknya permukaan Sungai Bengawan Solo juga dipicu kiriman air dari sejumlah anak sungai, di antaranya Sungai Kalimati di Kecamatan Padangan, Sungai Kaligandong di Kecamatan Purwosari, Sungai Karangan di Kecamatan Gayam, dan Sungai Kalitidu di Kecamatan Kalitidu. Sejumlah anak sungai itu tampak penuh dan airnya bergerak pelan bermuara ke Sungai Bengawan Solo.
Sementara itu, Kepala Badan Pelaksana Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro Andik Sudjarwo mengatakan, naiknya permukaan air Bengawan Solo di Bojonegoro disebabkan adanya kiriman air dari daerah hulu sungai. Selain itu dipengaruhi hujan lokal di daerah Bojonegoro dan sekitarnya.
Muhammad roqib
Pemukaan sungai terus mengalami kenaikan lantaran mendapatkan kiriman banjir dari daerah hulu serta adanya kiriman air dari sejumlah anak sungai di wilayah Bojonegoro. Tinggi muka air yang terpantau di papan duga di Karangnongko (daerah hulu) di Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro, pada Sabtu (25/04) pukul 12.00 WIB sempat menyentuh 27.08 peilschaal di atas permukaan air laut.
Adapun ketinggian air yang terpantau di papan duga dekat Pasar Besar Bojonegoro (daerah hilir) menyentuh kisaran 14.02 peilschaal. Wilayah Bojonegoro pun dinyatakan siaga dua banjir luapan Bengawan Solo. Namun, sejak Minggu (26/ 04), permukaan Sungai Bengawan Solo berangsur surut meskipun perlahan.
Ketinggian air sungai terpanjang di Pulau Jawa itu yang terpantau di papan duga dekat Pasar Besar Bojonegoro pada Minggu (26/04) pukul 06.00WIB masih dikisaran14.00 peilschaal. Artinya wilayah Bojonegoro masih dinyatakan status siagadua. Namun, trennya air Bengawan Solo berangsur surut. Apalagi dalam sehari kemarin wilayah Bojonegoro dan sekitarnya tidak diguyur hujan.
Menurut Tarmuji, 57, awak perahu penyeberangan di Desa Dukoh Lor, Kecamatan Malo, air Bengawan Solo pasang sejak dua hari terakhir. Air kiriman dari daerah hulu sungai bercampur dengan tumpukan sampah, ranting kering, dan pelepah pisang mengalir dengan deras. ”Bengawan Solo memang sedang pasang karena ada kiriman air dari daerah hulu sungai,” ujar Tarmuji.
Tarmuji mengaku beberapa kali membongkar dan memindahkan tempat pijakan kayu yang dipasang di tepi sungai. Tempat pijakan kayu itu dipakai untuk menurunkan atau menaikkan penumpang dari pinggiran sungai ke lambung perahu. Namun, kata Tarmuji, permukaan air Bengawan Solo kemarin mulai turun meskipun perlahan.
Naiknya permukaan Sungai Bengawan Solo juga dipicu kiriman air dari sejumlah anak sungai, di antaranya Sungai Kalimati di Kecamatan Padangan, Sungai Kaligandong di Kecamatan Purwosari, Sungai Karangan di Kecamatan Gayam, dan Sungai Kalitidu di Kecamatan Kalitidu. Sejumlah anak sungai itu tampak penuh dan airnya bergerak pelan bermuara ke Sungai Bengawan Solo.
Sementara itu, Kepala Badan Pelaksana Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro Andik Sudjarwo mengatakan, naiknya permukaan air Bengawan Solo di Bojonegoro disebabkan adanya kiriman air dari daerah hulu sungai. Selain itu dipengaruhi hujan lokal di daerah Bojonegoro dan sekitarnya.
Muhammad roqib
(ftr)