Jalur Pacitan-Ponorogo Sempat Terputus
A
A
A
PACITAN - Tebing setinggi 60 meter di tepi jalur utama Pacitan- Ponorogo longsor setelah diguyur hujan deras selama beberapa jam pada Selasa (21/4) malam kemarin.
Ratusan kubik material longsor berupa batu dan tanah pun memenuhi jalan dan sempat menimpa dua buah mobil yang melintas. Akibat longsor, jalur utama dua kabupaten di wilayah Desa Gemaharjo, Kecamatan Tegalombo, itu pun putus. Kendaraan yang melintas dialihkan ke areal pertambangan sekitar 15 meter sebelah timur jalur putus.
Polisi juga memberlakukan buka tutup arus karena jalur darurat lebarnya hanya sekitar 4 meter dan kondisinya licin. Material longsor tersebut menutupi jalur sepanjang lebih dari 100 meter. Longsoran berupa tanah dan batu memenuhi jalan dengan ketebalan 1 meter hingga lebih dari 5 meter. Sumarno, warga setempat, menyatakan, longsor mulai terjadi sekitar pukul Selasa (21/4) pukul 18.30 WIB.
Material yang jatuh dari tebing di barat jalan hanya sekitar 3 kubik. Namun, hujan deras yang turun sejak siang hingga malam hari membuat tebing dengan sudut kemiringan lebih dari 60 derajat itu pun longsor. ”Longsor semakin sering terjadi mulai sekitar pukul 10 malam (22.00 WIB). Saya dan teman yang piket jaga di depan tambang (timur jalan) sempat ketakutan, tapi tidak bisa pergi karena kondisi gelap,” ungkap Sumarno kemarin. Sekitar pukul 23.00 WIB, lanjut Sumarno, guguran paling besar terjadi.
Suara gemeratak dan gemuruh bergantian. Saat itulah ada dua mobil yang melintas di dekat tebing yaitu Toyota Avanza warna silver nopol BG 1791 IO dari arah Ponorogo dan mobil pikap Granmax warna biru tua dari arah Pacitan. ”Belum sempat berpapasan, keduanya tertimpa material longsor. Yang pikap bisa dipindah pagi tadi (kemarin) karena tidak terlalu banyak tertutup longsoran meski penyok di bagian bak. Beruntung, dua sopir bisa menyelamatkan diri,” ucapnya.
Sedangkan Avanza silver yang dikendarai Aris, warga Palembang, Sumatera Selatan, baru bisa dievakuasi kemarin sekitar pukul 11.00 setelah sebuah alat berat diterjunkan untuk menarik kendaraan itu. Selain terhimpit material longsor, evakuasi juga menjadi lambat karena longsor masih terjadi.
”Ini tambang milik warga Sawoo (Ponorogo). Enam bulan ini berhenti karena musim hujan. Rencananya Kamis (23/4) besok (hari ini) mulai ada pekerjaan lagi, tapi justru sudah longsor,” ujarnya. Hingga kemarin kendaraan roda empat dan roda dua dari arah berlawanan harus melintas secara bergantian di samping titik yang tertutup material longsor.
”Kami terapkan buka tutup. Area tambang di timur jalan dimanfaatkan untuk pengalihan arus,” kata Kasat Sabhara Polres Pacitan AKP Prayogi di lokasi kejadian. Kendaraan roda enam maupun lebih dialihkan ke jalur alternatif. Pengendara dari arah Ponorogo yang hendak ke Pacitan atau sebaliknya bisa melalui Wonogiri, Jawa Tengah. Pilihan lainnya adalah melalui Kecamatan Panggul, Trenggalek.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan Tri Mudjiharto mengatakan, evakuasi material longsor itu dengan menggunakan tiga kendaraan berat milik Unit Pelaksana Teknis Bina Marga Provinsi Jawa Timur di Pacitan.
Dia memprediksi proses evakuasi di jalur provinsi itu membutuhkan waktu dua hari karena dipengaruhi faktor ketebalan dan luasan material longsor yang menutup jalur itu. ”Kami belum pasti apakah di situ ada penambangan atau tidak. Yang jelas memang ada pekerjaan pengeprasan tebing untuk pelebaran jalan,” ucapnya.
Dili eyato
Ratusan kubik material longsor berupa batu dan tanah pun memenuhi jalan dan sempat menimpa dua buah mobil yang melintas. Akibat longsor, jalur utama dua kabupaten di wilayah Desa Gemaharjo, Kecamatan Tegalombo, itu pun putus. Kendaraan yang melintas dialihkan ke areal pertambangan sekitar 15 meter sebelah timur jalur putus.
Polisi juga memberlakukan buka tutup arus karena jalur darurat lebarnya hanya sekitar 4 meter dan kondisinya licin. Material longsor tersebut menutupi jalur sepanjang lebih dari 100 meter. Longsoran berupa tanah dan batu memenuhi jalan dengan ketebalan 1 meter hingga lebih dari 5 meter. Sumarno, warga setempat, menyatakan, longsor mulai terjadi sekitar pukul Selasa (21/4) pukul 18.30 WIB.
Material yang jatuh dari tebing di barat jalan hanya sekitar 3 kubik. Namun, hujan deras yang turun sejak siang hingga malam hari membuat tebing dengan sudut kemiringan lebih dari 60 derajat itu pun longsor. ”Longsor semakin sering terjadi mulai sekitar pukul 10 malam (22.00 WIB). Saya dan teman yang piket jaga di depan tambang (timur jalan) sempat ketakutan, tapi tidak bisa pergi karena kondisi gelap,” ungkap Sumarno kemarin. Sekitar pukul 23.00 WIB, lanjut Sumarno, guguran paling besar terjadi.
Suara gemeratak dan gemuruh bergantian. Saat itulah ada dua mobil yang melintas di dekat tebing yaitu Toyota Avanza warna silver nopol BG 1791 IO dari arah Ponorogo dan mobil pikap Granmax warna biru tua dari arah Pacitan. ”Belum sempat berpapasan, keduanya tertimpa material longsor. Yang pikap bisa dipindah pagi tadi (kemarin) karena tidak terlalu banyak tertutup longsoran meski penyok di bagian bak. Beruntung, dua sopir bisa menyelamatkan diri,” ucapnya.
Sedangkan Avanza silver yang dikendarai Aris, warga Palembang, Sumatera Selatan, baru bisa dievakuasi kemarin sekitar pukul 11.00 setelah sebuah alat berat diterjunkan untuk menarik kendaraan itu. Selain terhimpit material longsor, evakuasi juga menjadi lambat karena longsor masih terjadi.
”Ini tambang milik warga Sawoo (Ponorogo). Enam bulan ini berhenti karena musim hujan. Rencananya Kamis (23/4) besok (hari ini) mulai ada pekerjaan lagi, tapi justru sudah longsor,” ujarnya. Hingga kemarin kendaraan roda empat dan roda dua dari arah berlawanan harus melintas secara bergantian di samping titik yang tertutup material longsor.
”Kami terapkan buka tutup. Area tambang di timur jalan dimanfaatkan untuk pengalihan arus,” kata Kasat Sabhara Polres Pacitan AKP Prayogi di lokasi kejadian. Kendaraan roda enam maupun lebih dialihkan ke jalur alternatif. Pengendara dari arah Ponorogo yang hendak ke Pacitan atau sebaliknya bisa melalui Wonogiri, Jawa Tengah. Pilihan lainnya adalah melalui Kecamatan Panggul, Trenggalek.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pacitan Tri Mudjiharto mengatakan, evakuasi material longsor itu dengan menggunakan tiga kendaraan berat milik Unit Pelaksana Teknis Bina Marga Provinsi Jawa Timur di Pacitan.
Dia memprediksi proses evakuasi di jalur provinsi itu membutuhkan waktu dua hari karena dipengaruhi faktor ketebalan dan luasan material longsor yang menutup jalur itu. ”Kami belum pasti apakah di situ ada penambangan atau tidak. Yang jelas memang ada pekerjaan pengeprasan tebing untuk pelebaran jalan,” ucapnya.
Dili eyato
(bbg)