Kasus Terburuk yang Menimpa Para Migran
A
A
A
CATANIA - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan jumlah migran yang tewas tenggelam di Laut Mediterania pada Minggu (19/4) mencapai 800 orang. Peristiwa ini tercatat sebagai bencana terburuk yang menimpa para migran.
Pihak kepolisian Italia menangkap seorang pria warga Tunisia yang menjadi kapten kapal dan seorang pria warga Suriah yang menjadi awak kapal yang tenggelam tersebut. Senin malam dua tersangka langsung ditahan ketika tiba di Pelabuhan Sisilia, Catania, Italia, bersama 27 migran lain yang selamat.
Dua pria ini didakwa melakukan perdagangan manusia. Kasus tenggelamnya kapal imigran di Perairan Mediterania kini dipantau langsung menteri Uni Eropa dengan menyetujui penambahan kamera pengawas perbatasan menjadi dua kali lipat. Badan PBB yang khusus menagani pengungsi (UNHCR) dan Organisasi Internasional untuk Migrasi akan memintai keterangan dari para korban selamat terkait insiden tersebut.
”Kami dapat mengatakan bahwa 800 orang tewas,” ujar Carlotta Sami, juru bicara UNHCR, dilansir AFP. Para korban selamat menceritakan kepada pihak otoritas bahwa kapal pukat ikan sepanjang 20 meter yang mereka tumpangi terbalik setelah sebelumnya ada kapal dagang asal Portugal yang menghampiri kapal mereka sehingga menyebabkan kepanikan.
”Terdapat lebih dari 800 orang dalam kapal, termasuk anak-anak berusia antara 10 dan 12 tahun. Mereka berasal dari Suriah, sekitar 150 dari Eritrea, Somalia. Mereka berlayar dari Tripoli sekitar pukul 8 pagi pada Sabtu,” kata Sami. Sementara korban yang selamat berasal dari Mali, Gambia, Senegal, Somalia, Eritrea, dan Bangladesh.
Mereka kini diamankan di pusat penampungan terdekat, sementara seorang korban selamat dilarikan ke rumah sakit di pesisir timur Catania, Sisilia. Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini mengatakan, dengan banyak jumlah korban jiwa, kini tidak ada lagi alasan untuk tidak segera bertindak.
Sementara sejumlah menteri luar negeri dan dalam negeri se-Eropa menggelar pertemuan di Luxembourg untuk membahas melonjaknya kedatangan pengungsi yang memasuki wilayah Eropa. Perdana Menteri Italia Matteo Renzi secara terpisah mengatakan bahwa penjaga perairan Italia telah meminta kapal dagang untuk membantu melakukan penyelamatan terhadap dua perahu di perairan Libia yang sebelumnya meminta pertolongan.
Sebanyak 450 orang berhasil diselamatkan. Sementara itu, Kepolisian Yunani melaporkan ada tiga migran tewas, termasuk anak kecil, setelah perahu yang datang dari Turki tenggelam di wilayah Pulau Rhodes. Tayangan dramatis menunjukkan bahwa orang-orang berusaha menyelamatkan diri dengan meraih puing-puing bersamaan dengan terjangan ombak yang menyapu mereka ke bebatuan.
Sebanyak 93 orang berhasil diselamatkan. Sampai pertengahan minggu lalu, otoritas Italia telah berhasil menyelamatkan lebih dari 11.000 orang migran. Tahun lalu terdapat 170.000 orang memasuki Italia. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat hingga akhir 2015.
Mogherini mengatakan, pihak Uni Eropa harus memikirkan kebijakan kemanusiaan untuk menampung mereka. Jika para migran dipulangkan ke tempat asal mereka, itu sama dengan membunuh mereka perlahan-lahan.
Arvin
Pihak kepolisian Italia menangkap seorang pria warga Tunisia yang menjadi kapten kapal dan seorang pria warga Suriah yang menjadi awak kapal yang tenggelam tersebut. Senin malam dua tersangka langsung ditahan ketika tiba di Pelabuhan Sisilia, Catania, Italia, bersama 27 migran lain yang selamat.
Dua pria ini didakwa melakukan perdagangan manusia. Kasus tenggelamnya kapal imigran di Perairan Mediterania kini dipantau langsung menteri Uni Eropa dengan menyetujui penambahan kamera pengawas perbatasan menjadi dua kali lipat. Badan PBB yang khusus menagani pengungsi (UNHCR) dan Organisasi Internasional untuk Migrasi akan memintai keterangan dari para korban selamat terkait insiden tersebut.
”Kami dapat mengatakan bahwa 800 orang tewas,” ujar Carlotta Sami, juru bicara UNHCR, dilansir AFP. Para korban selamat menceritakan kepada pihak otoritas bahwa kapal pukat ikan sepanjang 20 meter yang mereka tumpangi terbalik setelah sebelumnya ada kapal dagang asal Portugal yang menghampiri kapal mereka sehingga menyebabkan kepanikan.
”Terdapat lebih dari 800 orang dalam kapal, termasuk anak-anak berusia antara 10 dan 12 tahun. Mereka berasal dari Suriah, sekitar 150 dari Eritrea, Somalia. Mereka berlayar dari Tripoli sekitar pukul 8 pagi pada Sabtu,” kata Sami. Sementara korban yang selamat berasal dari Mali, Gambia, Senegal, Somalia, Eritrea, dan Bangladesh.
Mereka kini diamankan di pusat penampungan terdekat, sementara seorang korban selamat dilarikan ke rumah sakit di pesisir timur Catania, Sisilia. Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini mengatakan, dengan banyak jumlah korban jiwa, kini tidak ada lagi alasan untuk tidak segera bertindak.
Sementara sejumlah menteri luar negeri dan dalam negeri se-Eropa menggelar pertemuan di Luxembourg untuk membahas melonjaknya kedatangan pengungsi yang memasuki wilayah Eropa. Perdana Menteri Italia Matteo Renzi secara terpisah mengatakan bahwa penjaga perairan Italia telah meminta kapal dagang untuk membantu melakukan penyelamatan terhadap dua perahu di perairan Libia yang sebelumnya meminta pertolongan.
Sebanyak 450 orang berhasil diselamatkan. Sementara itu, Kepolisian Yunani melaporkan ada tiga migran tewas, termasuk anak kecil, setelah perahu yang datang dari Turki tenggelam di wilayah Pulau Rhodes. Tayangan dramatis menunjukkan bahwa orang-orang berusaha menyelamatkan diri dengan meraih puing-puing bersamaan dengan terjangan ombak yang menyapu mereka ke bebatuan.
Sebanyak 93 orang berhasil diselamatkan. Sampai pertengahan minggu lalu, otoritas Italia telah berhasil menyelamatkan lebih dari 11.000 orang migran. Tahun lalu terdapat 170.000 orang memasuki Italia. Angka ini diperkirakan akan terus meningkat hingga akhir 2015.
Mogherini mengatakan, pihak Uni Eropa harus memikirkan kebijakan kemanusiaan untuk menampung mereka. Jika para migran dipulangkan ke tempat asal mereka, itu sama dengan membunuh mereka perlahan-lahan.
Arvin
(bbg)