APJI Promosikan Produk Pangan Tradisional
A
A
A
BOGOR - Peringatan Hari Kartini banyak dimanfaatkan sejumlah kalangan untuk berbuat lebih terhadap bangsa, khususnya wanita Indonesia yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Jasaboga Indonesia (APJI).
Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) APJI Rahayu Setyowati mengaku melewatkan enggan momen Hari Kartini. ”Dengan senanghatidiHari Kartiniini, seluruh anggota APJI selain wajib berpakaian tradisional, kita juga lebih mengedepankan banyak mengonsumsi makanan atau penganan tradisional,” ungkap Ayu Mulyadi, sapaan akrab Rahayu, di Bogor, Jawa Barat.
Lebih lanjut dia menjelaskan, pada Hari Kartini, APJI mengajak seluruh anggota di Indonesia untuk menyosialisasikan agar menjunjung tinggi sebagai tuan rumah kuliner Indonesia di negara sendiri. Dia tidak terlalu mempersoalkandenganmulaimasuknya penganan internasional atau produk makanan impor, baik dalam kemasan maupun restoran di Indonesia.
”Banyaknya penganan restoran internasional ini justru malah menggenjot atau memotivasi para pengusaha masakan atau makanan untuk bersaing, karena produk kita tidak kalah enak dengan impor. Kita tinggal promosinya saja yang kurang,” tandasnya. Ayu mengatakan, pada era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sangat rawan bagi usaha kecil-menengah (UKM) jika tidak dilakukan promosi dari sekarang terkait produk kuliner Indonesia.
”MEA, itu kansangat rawan bagi UKM. Maka itu, ayo sama-sama kita bergerak promosikan produk kuliner bangsa sendiri. Kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi,” ungkapnya. Sebetulnya, menurut Ayu, bangsa Indonesia mencintai produknya sendiri.
”Ini kesempatan bagus. kita tidak kalah dengan produk luar. Maka itu, sangat tepat di momen Hari Kartini ini, kita bangunkan lagi rasa cinta bangsa Indonesia dengan mencintai produk kuliner Indonesia. Supaya kita lebih merekat,” tandasnya. Sementara itu, Ketua Bidang Humas APJI Linda Mardalina menjelaskan bahwa pada Hari Kartini, perempuan Indonesia harus mau menggalakan atau promosi menu-menu kuliner lokal.
”Warga Indonesia, khususnya ibu-ibu yang bergerak di bidang usaha kuliner, jangan berkecil hati dalam menghadapi pasar bebas mendatang, karena makanan kita itu tidak kalah enak dengan negara lain, kita harus lebih banyak berpromosi lagi,” jelasnya.
Haryudi
Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) APJI Rahayu Setyowati mengaku melewatkan enggan momen Hari Kartini. ”Dengan senanghatidiHari Kartiniini, seluruh anggota APJI selain wajib berpakaian tradisional, kita juga lebih mengedepankan banyak mengonsumsi makanan atau penganan tradisional,” ungkap Ayu Mulyadi, sapaan akrab Rahayu, di Bogor, Jawa Barat.
Lebih lanjut dia menjelaskan, pada Hari Kartini, APJI mengajak seluruh anggota di Indonesia untuk menyosialisasikan agar menjunjung tinggi sebagai tuan rumah kuliner Indonesia di negara sendiri. Dia tidak terlalu mempersoalkandenganmulaimasuknya penganan internasional atau produk makanan impor, baik dalam kemasan maupun restoran di Indonesia.
”Banyaknya penganan restoran internasional ini justru malah menggenjot atau memotivasi para pengusaha masakan atau makanan untuk bersaing, karena produk kita tidak kalah enak dengan impor. Kita tinggal promosinya saja yang kurang,” tandasnya. Ayu mengatakan, pada era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sangat rawan bagi usaha kecil-menengah (UKM) jika tidak dilakukan promosi dari sekarang terkait produk kuliner Indonesia.
”MEA, itu kansangat rawan bagi UKM. Maka itu, ayo sama-sama kita bergerak promosikan produk kuliner bangsa sendiri. Kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi,” ungkapnya. Sebetulnya, menurut Ayu, bangsa Indonesia mencintai produknya sendiri.
”Ini kesempatan bagus. kita tidak kalah dengan produk luar. Maka itu, sangat tepat di momen Hari Kartini ini, kita bangunkan lagi rasa cinta bangsa Indonesia dengan mencintai produk kuliner Indonesia. Supaya kita lebih merekat,” tandasnya. Sementara itu, Ketua Bidang Humas APJI Linda Mardalina menjelaskan bahwa pada Hari Kartini, perempuan Indonesia harus mau menggalakan atau promosi menu-menu kuliner lokal.
”Warga Indonesia, khususnya ibu-ibu yang bergerak di bidang usaha kuliner, jangan berkecil hati dalam menghadapi pasar bebas mendatang, karena makanan kita itu tidak kalah enak dengan negara lain, kita harus lebih banyak berpromosi lagi,” jelasnya.
Haryudi
(bbg)