Empat Catatan Keteladanan Kartini di Mata Grace Natalie
A
A
A
JAKARTA - Peringatan Hari Kartini setiap tanggal 21 April, jauh lebih penting jika menjadi momentum merefleksikan, meneladani, kemudian melanjutkan perjuangan Kartini untuk membangkitkan derajat kaum wanita Indonesia.
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia Grace Natalie, mencatat sejumlah pelajaran penting dari sosok Kartini untuk diteladani perempuan masa kini.
"Mengenang Kartini bukanlah mengenang keningratan darah. Tapi mengenang keningratan pikiran dan budi Kartini," demikian Grace memulai di akun pribadinya di Twitter @grace_nat beberapa saat lalu, Selasa (21/4/2015).
Lebih lanjut, Grace memberikan 4 (empat) hal yang penting agar makna Hari Kartini bisa aktual dan relevan. Pertama, Kartini merupakan seorang yang berpikir maju tentang masa depan. Ini karena Kartini sangat kuat mendorong pentingnya pendidikan untuk perempuan.
"Perempuan adalah pembawa peradaban," demikian Grace mengutip Kartini.
Makna kedua, kata Garce, Kartini menentang diskriminasi gender yang tumbuh dari cara pandang feodal. Maka hari Kartini adalah hari antidiskriminasi gender.
Ketiga, Kartini adalah perempuan yang menulis tentang bangsanya, tentang kaumnya. Karena bagi Kartini, menulis adalah bekerja untuk keabadian.
"Perempuan harus menulis, Kartini saja menulis. Jangan sembunyi-sembunyi apalagi takut. Selemah-lemahnya twit galau, itu juga tulisan, terekam abadi di TL (timeline)" imbuh mantan presenter salah satu televisi swasta ini ini.
"Pasti banyak yang bertanya: mengapa harus Kartini? Bukankah perempuan lain banyak? Saya harus setuju Soekarno, karena Kartini MENULIS!" ungkap Grace yang pernah menjadi CEO Saiful Mujani Reseach and Consulting ini.
Keempat, sambung Grace, Kartini wafat tepat empat hari setelah melahirkan. Dengan fakta tersebut, kita diingatkan angka kematian ibu hamil dan melahirkan yang masih tinggi.
Data 2104 menunjukkan angka kematian ibu hamil dan melahirkan masih 359 per 100 ribu kelahiran. Jauh dari target MDGs 102 per 100 ribu kelahiran.
"Kita harus melawan tingginya kematian ibu hamil dan melahirkan ini. Termasuk kesehatan alat reproduksi. Negara harus memberi perhatian khusus," tegasnya.
Selain itu, dia menambahkan sikap Kartini lainnya yang harus diteladani wanita Indonesia saat ini. "Yang lebih penting dari Kartini baru adalah: Tidak Takut Berpolitik," tutup ketua umum partai politik termuda tersebut.
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia Grace Natalie, mencatat sejumlah pelajaran penting dari sosok Kartini untuk diteladani perempuan masa kini.
"Mengenang Kartini bukanlah mengenang keningratan darah. Tapi mengenang keningratan pikiran dan budi Kartini," demikian Grace memulai di akun pribadinya di Twitter @grace_nat beberapa saat lalu, Selasa (21/4/2015).
Lebih lanjut, Grace memberikan 4 (empat) hal yang penting agar makna Hari Kartini bisa aktual dan relevan. Pertama, Kartini merupakan seorang yang berpikir maju tentang masa depan. Ini karena Kartini sangat kuat mendorong pentingnya pendidikan untuk perempuan.
"Perempuan adalah pembawa peradaban," demikian Grace mengutip Kartini.
Makna kedua, kata Garce, Kartini menentang diskriminasi gender yang tumbuh dari cara pandang feodal. Maka hari Kartini adalah hari antidiskriminasi gender.
Ketiga, Kartini adalah perempuan yang menulis tentang bangsanya, tentang kaumnya. Karena bagi Kartini, menulis adalah bekerja untuk keabadian.
"Perempuan harus menulis, Kartini saja menulis. Jangan sembunyi-sembunyi apalagi takut. Selemah-lemahnya twit galau, itu juga tulisan, terekam abadi di TL (timeline)" imbuh mantan presenter salah satu televisi swasta ini ini.
"Pasti banyak yang bertanya: mengapa harus Kartini? Bukankah perempuan lain banyak? Saya harus setuju Soekarno, karena Kartini MENULIS!" ungkap Grace yang pernah menjadi CEO Saiful Mujani Reseach and Consulting ini.
Keempat, sambung Grace, Kartini wafat tepat empat hari setelah melahirkan. Dengan fakta tersebut, kita diingatkan angka kematian ibu hamil dan melahirkan yang masih tinggi.
Data 2104 menunjukkan angka kematian ibu hamil dan melahirkan masih 359 per 100 ribu kelahiran. Jauh dari target MDGs 102 per 100 ribu kelahiran.
"Kita harus melawan tingginya kematian ibu hamil dan melahirkan ini. Termasuk kesehatan alat reproduksi. Negara harus memberi perhatian khusus," tegasnya.
Selain itu, dia menambahkan sikap Kartini lainnya yang harus diteladani wanita Indonesia saat ini. "Yang lebih penting dari Kartini baru adalah: Tidak Takut Berpolitik," tutup ketua umum partai politik termuda tersebut.
(kri)