Si Kenyal Mungil Khas Bandung
A
A
A
Cilok alias aci dicolok sudah menjadi ikon jajanan khas Kota Bandung. Bentuknya yang bulat berselimut bumbu kacang, memang selalu tampil menggiurkan.
Jika dulu cilok dianggap sebagai jajanan kelas bawah, kini si kenyal yang menggemaskan ini sudah sanggup naik kelas. Selain kemasan yang lebih atraktif, cilok hadir dengan inovasi isian dan modifikasi. Penasaran?
Tak sulit mendapati cilok di kota berjuluk Paris van Java. Panganan ini biasanya kita jumpai di dekat sekolah- sekolah karena mayoritas target pasarnya adalah anak-anak.
Namun, makanan ini sekarang juga diburu oleh orang dewasa. Bahkan, banyak wisatawan dari luar Bandung yang memburu cilok sebagai oleh-oleh. Bukan Bandung namanya jika tidak memiliki kuliner kreatif yang membuat takjub banyak orang. Kini, banyak tempat yang menawarkan cilok unik yang disajikan sedemikian rupa agar menarik perhatian para pelanggan.
Salah satunya adalah Mochilok, sebuah outlet cilok yang berlokasi di kawasan Dipatiukur menyuguhkan hidangan cilok yang notabene adalah makanan tradisional dengan tampilan serta cita rasa yang unik. Bisnis ini berawal dari keinginan pemilik untuk membuka usaha karena ia merasa bosan menjadi pegawai. ”Berhubung Bandung terkenal sebagai pusat kuliner, saya berpikir untuk ikut berkecimpung dalam bidang usaha ini. Akhirnya, Mochilok resmi dibuka sejak Juni 2012, tapi awalnya hanya berdagang di rumah,” ungkap Imanuddin, pemilik Mochilok.
Sejak dulu hingga sekarang eksistensi cilok sebagai jajanan lokal masih menjadi incaran masyarakat dari segala kalangan. Namun, tampilan dan cara penyajian cilok pada umumnya membuat para penikmatnya bosan. Mau tak mau, Iman harus getol mengolah tampilan dan cita rasa ciloknya secara berkala. Bahkan, tak sedikit yang variannya mengikuti tren kuliner yang tengah ngehits .
”Saya memilih cilok karena dari dulu sampai sekarang cilok masih ada, tapi tampilannya gitu-gitu saja. Jadi, saya ingin mengangkat cilok jadi naik kelas, bisa dimakan di kafe dan hadir dengan varian lain. Enggak pakai bumbu saus kacang saja,” terang Iman. Cilok yang dihadirkan di kedai ini terbagi atas dua jenis, yakni cilok orisinal dan cilok bakar. Untuk cilok orisinal, ada yang disajikan dengan saus kacang dan sambal goang. Adapun cilok bakar, ada rasa barbeque dan sambal goang.
”Bahan pembuatan cilok di sini sama saja seperti biasanya. Ada tepung kanji, air, perasa, dan sedikit garam. Kalau ciri khas cilok di sini bisa dilihat dari segi penyajiannya. Cilok yang dibakar di mana sih selain di sini? Rasa barbeque pula. Tidak seperti biasanyalah, beda dari yang lain,” tandas sang pemilik kedai. Bagi pelanggan yang ingin membawa cilok sebagai oleh-oleh, tak perlu khawatir karenaMochilokjugamenyediakanproduk cilok versi mentah.
”Biasanya, pengunjung dari luar kota seperti Jakarta beli yang mentah buat dibawa pulang,” ujarnya. Untuk memesan cilok di sini, pelanggan dibebaskan memilih jumlahnya karena tidak ditentukan per porsi, melainkan dihitung per tusuk.
Harga per tusuk dibanderol Rp2.000-2.500. Selain menawarkan cilok, tempat ini juga menyediakan mochi es krim dengan berbagai pilihan rasa. Harganya dibanderol Rp4.000 -5.000 per buah. ?dini budiman/M-7
Momentum Perkuat Peran Indonesia
Komunitas motor besar Brotherhood menggelar konvoi membawa bendera peserta KAA melintasi Jalan Asia Afrika, Bandung, Jawa Barat, kemarin.
JAKARTA – Peringatan ke-60 Konferensi Asia Afrika (KAA) harus menjadi momentum Indonesia memperkuat diplomasi di kawasan, terutama untuk menghadapi berbagai konflik yang terjadi.
Pandangan demikian disampaikan Direktur Program Pascasarjana Universitas Paramadina Dinna Wisnu dan pakar hukum internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana. Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) sendiri kemarin menyatakan bahwa Indonesia akan menyuarakan tatanan global baru di dalam momen tersebut.
Menurut Dinna Wisnu, Indonesia memilikipotensimenjadipenyeimbang dan penjaga stabilitas politik dan keamanan bagi kawasan Asia-Afrika. Hal ini terkait posisi Indonesia yang turut menentukan situasi kondusif di kawasan tersebut. ”Kerja sama di Asia-Pasifik terus berkembang. Namun, di sisi lain, kompetisi juga tinggi. Muncul ketidakpercayaan dan saling curiga antarnegara di kawasan tersebut,” kata Dinna Wisnu saat dihubungi di Jakarta, Sabtu.
Dinna Wisnu menyebut, meskipun sudah berusaha menjadi penyeimbang dan menciptakan suasana kondusif, peran Indonesia belum optimal dan signifikan. Terlebih Presiden Jokowi lebih berorientasi pada permasalahan dalam negeri. Masalah internal bangsa lebih menjadi prioritas bagi pemerintah, bukan masalah regional apalagi global.
”Itu berbeda dengan ketika Presiden Soekarno pada 1955 yang menginisiasi Konferensi Asia Afrika pertama kali di Bandung. Sukarno menganggap permasalahan internal bangsa bisa terselesaikan bila permasalahan di tingkat internasional bisa diselesaikan,” katanya. Hikmahanto juga melihat peluang Indonesia untuk membangun kesadaran negara-negara Asia-Afrika bahwa banyak konflik yang terjadi di kawasan tersebut seperti Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Laut China Selatan, Boko Haram.
”Indonesia bisa saja membentuk duta besar khusus atau keliling untuk menyelesaikan konflik tersebut. Kita sudah punya nama dalam menyelesaikan konflik seperti Korea Selatan dan Korea Utara yang memilih Indonesia sebagai penengah, belum lagi di Laut China Selatan di mana peran negara ini sangat besar,” kata Hikmahanto. Presiden Jokowi mengatakan Indonesia akan menyuarakan tatanan global baru di dalam KAA.
”Kita akan menyuarakan tatanan baru global, keseimbangan global, banyak persoalan di Asia-Afrika seperti di Timur Tengah yang butuh perhatian khusus dari kita semua,” kata Presiden di Jakarta. Sementara itu, penanggung jawab acara peringatan KAA ke- 60 Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pembahasan mengenai substansi atau masalah penting yang akan dikaji dalam pertemuan negara-negara Asia- Afrika belum selesai.
”Pembahasan substansi yang akan dibawa dalam KAA sudah mencapai sekitar 95% hingga 96%. Ini masih dikaji karena Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta memasukkan beberapa pokok masalah tambahan,” ujar Luhut dalam Konferensi Rakyat Asia Afrika di Galeri Nasional, Jakarta, kemarin. Sebelumnya, telah muncul tiga dokumen yang rencananya akan dibahas, meliputi dukungan kepada Palestina, pesan Bandung, dan penguatan atas kemitraan strategis baru Asia- Afrika.
Namun, menurut dia, Jusuf Kalla baru-baru ini meminta permasalahan mengenai kemanusiaan, persamaan hak, lingkungan, serta Timur Tengah agar dijadikan konteks penting yang kemudian juga diangkat dalam pertemuan tersebut. Untuk diketahui, peringatan KAA akan digelar di dua tempat, yakni Jakarta dan Bandung, mulai 19 April hingga 24 April 2015.
KAA merupakan pertemuan yang dimulai sejak 1955 dan dihadiri sebanyak 29 negara yang kebanyakan baru merdeka guna membahas perdamaian, keamanan, dan pembangunan ekonomi saat itu. Rencananya, peringatan kali ini akan dihadiri 34 kepala negara dari 77 negara. Mereka di antaranya Brunei Darussalam, Tiongkok, Iran, Yordania, Madagaskar, Malawi, Bangladesh, Kamboja, Mesir, Gabon, Malaysia, Myanmar, Namibia, Nepal, Pakistan, Palestina, Singapura, Afrika Selatan, Sudan, Thailand, Timor Leste, Vietnam, Zimbabwe.
Wakil Presiden Jusuf Kalla melakukan kunjungan untuk melihat persiapan pelaksanaan peringatan KAA di Bandara Halim Perdanakusuma dan JCC Senayan. Dia menilai persiapan sudah berjalan 98%. ”Kalau kemarin (di Bandung) 95%, pasti di sini 98%-lah. Ini kan sangat berpengalaman, jangan lupa itu,” kata Wapres saat memeriksa kesiapan lokasi di JCC Senayan kemarin.
Saat meninjau Bandara Halim Perdanakusuma yang akan menjadi lokasi pendaratan pesawat para tamu negara, Wapres memeriksa setiap ruang di Bandara Halim yang akan menjadi lokasi singgah (transit) dan pemeriksaan paspor para tamu negara. Wapres juga menginstruksikan semua pesawat di Bandara Halim, baik jet pribadi maupun komersial, dipindahkan sementara.
Sucipto/ant
Jika dulu cilok dianggap sebagai jajanan kelas bawah, kini si kenyal yang menggemaskan ini sudah sanggup naik kelas. Selain kemasan yang lebih atraktif, cilok hadir dengan inovasi isian dan modifikasi. Penasaran?
Tak sulit mendapati cilok di kota berjuluk Paris van Java. Panganan ini biasanya kita jumpai di dekat sekolah- sekolah karena mayoritas target pasarnya adalah anak-anak.
Namun, makanan ini sekarang juga diburu oleh orang dewasa. Bahkan, banyak wisatawan dari luar Bandung yang memburu cilok sebagai oleh-oleh. Bukan Bandung namanya jika tidak memiliki kuliner kreatif yang membuat takjub banyak orang. Kini, banyak tempat yang menawarkan cilok unik yang disajikan sedemikian rupa agar menarik perhatian para pelanggan.
Salah satunya adalah Mochilok, sebuah outlet cilok yang berlokasi di kawasan Dipatiukur menyuguhkan hidangan cilok yang notabene adalah makanan tradisional dengan tampilan serta cita rasa yang unik. Bisnis ini berawal dari keinginan pemilik untuk membuka usaha karena ia merasa bosan menjadi pegawai. ”Berhubung Bandung terkenal sebagai pusat kuliner, saya berpikir untuk ikut berkecimpung dalam bidang usaha ini. Akhirnya, Mochilok resmi dibuka sejak Juni 2012, tapi awalnya hanya berdagang di rumah,” ungkap Imanuddin, pemilik Mochilok.
Sejak dulu hingga sekarang eksistensi cilok sebagai jajanan lokal masih menjadi incaran masyarakat dari segala kalangan. Namun, tampilan dan cara penyajian cilok pada umumnya membuat para penikmatnya bosan. Mau tak mau, Iman harus getol mengolah tampilan dan cita rasa ciloknya secara berkala. Bahkan, tak sedikit yang variannya mengikuti tren kuliner yang tengah ngehits .
”Saya memilih cilok karena dari dulu sampai sekarang cilok masih ada, tapi tampilannya gitu-gitu saja. Jadi, saya ingin mengangkat cilok jadi naik kelas, bisa dimakan di kafe dan hadir dengan varian lain. Enggak pakai bumbu saus kacang saja,” terang Iman. Cilok yang dihadirkan di kedai ini terbagi atas dua jenis, yakni cilok orisinal dan cilok bakar. Untuk cilok orisinal, ada yang disajikan dengan saus kacang dan sambal goang. Adapun cilok bakar, ada rasa barbeque dan sambal goang.
”Bahan pembuatan cilok di sini sama saja seperti biasanya. Ada tepung kanji, air, perasa, dan sedikit garam. Kalau ciri khas cilok di sini bisa dilihat dari segi penyajiannya. Cilok yang dibakar di mana sih selain di sini? Rasa barbeque pula. Tidak seperti biasanyalah, beda dari yang lain,” tandas sang pemilik kedai. Bagi pelanggan yang ingin membawa cilok sebagai oleh-oleh, tak perlu khawatir karenaMochilokjugamenyediakanproduk cilok versi mentah.
”Biasanya, pengunjung dari luar kota seperti Jakarta beli yang mentah buat dibawa pulang,” ujarnya. Untuk memesan cilok di sini, pelanggan dibebaskan memilih jumlahnya karena tidak ditentukan per porsi, melainkan dihitung per tusuk.
Harga per tusuk dibanderol Rp2.000-2.500. Selain menawarkan cilok, tempat ini juga menyediakan mochi es krim dengan berbagai pilihan rasa. Harganya dibanderol Rp4.000 -5.000 per buah. ?dini budiman/M-7
Momentum Perkuat Peran Indonesia
Komunitas motor besar Brotherhood menggelar konvoi membawa bendera peserta KAA melintasi Jalan Asia Afrika, Bandung, Jawa Barat, kemarin.
JAKARTA – Peringatan ke-60 Konferensi Asia Afrika (KAA) harus menjadi momentum Indonesia memperkuat diplomasi di kawasan, terutama untuk menghadapi berbagai konflik yang terjadi.
Pandangan demikian disampaikan Direktur Program Pascasarjana Universitas Paramadina Dinna Wisnu dan pakar hukum internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana. Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) sendiri kemarin menyatakan bahwa Indonesia akan menyuarakan tatanan global baru di dalam momen tersebut.
Menurut Dinna Wisnu, Indonesia memilikipotensimenjadipenyeimbang dan penjaga stabilitas politik dan keamanan bagi kawasan Asia-Afrika. Hal ini terkait posisi Indonesia yang turut menentukan situasi kondusif di kawasan tersebut. ”Kerja sama di Asia-Pasifik terus berkembang. Namun, di sisi lain, kompetisi juga tinggi. Muncul ketidakpercayaan dan saling curiga antarnegara di kawasan tersebut,” kata Dinna Wisnu saat dihubungi di Jakarta, Sabtu.
Dinna Wisnu menyebut, meskipun sudah berusaha menjadi penyeimbang dan menciptakan suasana kondusif, peran Indonesia belum optimal dan signifikan. Terlebih Presiden Jokowi lebih berorientasi pada permasalahan dalam negeri. Masalah internal bangsa lebih menjadi prioritas bagi pemerintah, bukan masalah regional apalagi global.
”Itu berbeda dengan ketika Presiden Soekarno pada 1955 yang menginisiasi Konferensi Asia Afrika pertama kali di Bandung. Sukarno menganggap permasalahan internal bangsa bisa terselesaikan bila permasalahan di tingkat internasional bisa diselesaikan,” katanya. Hikmahanto juga melihat peluang Indonesia untuk membangun kesadaran negara-negara Asia-Afrika bahwa banyak konflik yang terjadi di kawasan tersebut seperti Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Laut China Selatan, Boko Haram.
”Indonesia bisa saja membentuk duta besar khusus atau keliling untuk menyelesaikan konflik tersebut. Kita sudah punya nama dalam menyelesaikan konflik seperti Korea Selatan dan Korea Utara yang memilih Indonesia sebagai penengah, belum lagi di Laut China Selatan di mana peran negara ini sangat besar,” kata Hikmahanto. Presiden Jokowi mengatakan Indonesia akan menyuarakan tatanan global baru di dalam KAA.
”Kita akan menyuarakan tatanan baru global, keseimbangan global, banyak persoalan di Asia-Afrika seperti di Timur Tengah yang butuh perhatian khusus dari kita semua,” kata Presiden di Jakarta. Sementara itu, penanggung jawab acara peringatan KAA ke- 60 Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pembahasan mengenai substansi atau masalah penting yang akan dikaji dalam pertemuan negara-negara Asia- Afrika belum selesai.
”Pembahasan substansi yang akan dibawa dalam KAA sudah mencapai sekitar 95% hingga 96%. Ini masih dikaji karena Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta memasukkan beberapa pokok masalah tambahan,” ujar Luhut dalam Konferensi Rakyat Asia Afrika di Galeri Nasional, Jakarta, kemarin. Sebelumnya, telah muncul tiga dokumen yang rencananya akan dibahas, meliputi dukungan kepada Palestina, pesan Bandung, dan penguatan atas kemitraan strategis baru Asia- Afrika.
Namun, menurut dia, Jusuf Kalla baru-baru ini meminta permasalahan mengenai kemanusiaan, persamaan hak, lingkungan, serta Timur Tengah agar dijadikan konteks penting yang kemudian juga diangkat dalam pertemuan tersebut. Untuk diketahui, peringatan KAA akan digelar di dua tempat, yakni Jakarta dan Bandung, mulai 19 April hingga 24 April 2015.
KAA merupakan pertemuan yang dimulai sejak 1955 dan dihadiri sebanyak 29 negara yang kebanyakan baru merdeka guna membahas perdamaian, keamanan, dan pembangunan ekonomi saat itu. Rencananya, peringatan kali ini akan dihadiri 34 kepala negara dari 77 negara. Mereka di antaranya Brunei Darussalam, Tiongkok, Iran, Yordania, Madagaskar, Malawi, Bangladesh, Kamboja, Mesir, Gabon, Malaysia, Myanmar, Namibia, Nepal, Pakistan, Palestina, Singapura, Afrika Selatan, Sudan, Thailand, Timor Leste, Vietnam, Zimbabwe.
Wakil Presiden Jusuf Kalla melakukan kunjungan untuk melihat persiapan pelaksanaan peringatan KAA di Bandara Halim Perdanakusuma dan JCC Senayan. Dia menilai persiapan sudah berjalan 98%. ”Kalau kemarin (di Bandung) 95%, pasti di sini 98%-lah. Ini kan sangat berpengalaman, jangan lupa itu,” kata Wapres saat memeriksa kesiapan lokasi di JCC Senayan kemarin.
Saat meninjau Bandara Halim Perdanakusuma yang akan menjadi lokasi pendaratan pesawat para tamu negara, Wapres memeriksa setiap ruang di Bandara Halim yang akan menjadi lokasi singgah (transit) dan pemeriksaan paspor para tamu negara. Wapres juga menginstruksikan semua pesawat di Bandara Halim, baik jet pribadi maupun komersial, dipindahkan sementara.
Sucipto/ant
(ars)