Diteror, Batik Air Mendarat Darurat
A
A
A
MAKASSAR - Teror bom menerpa Batik Air yang tengah mengudara di ketinggian 35.000 kaki. Pesawat BTK 6171 rute Ambon–Jakarta itu pun mendarat darurat di Bandara Hasanuddin, Maros, Sulawesi Selatan, pukul 07.20 Wita.
Ancaman bom itu diterima petugas LO Batik Air, Linda, di Bandara Pattimura Ambon, Maluku, melalui pesan singkat (SMS) dari orang tak dikenal, 10 menit setelah pesawat Batik Air lepas landas dari Bandara Pattimura. Dia kemudian melaporkan kejadian itu ke pihak terkait, untuk selanjutnya disampaikan ke pihak Air Traffic Controller (ATC) Bandara Pattimura. ATC Pattimura sendiri kemudian meneruskan informasi ancaman bom tersebut ke ATC Bandara Sultan Hasanuddin.
”Pihak ATC Bandara Sultan Hasanuddin kemudian melakukan koordinasi dengan pilot Batik Air untuk melakukan pendaratan darurat di Bandara Sultan Hasanuddin. Setelah melihat rute penerbangannya, yang lebih dekat itu adalah Bandara Sultan Hasanuddin,” ujar Danlanud Hasanuddin Marsekal Pertama Tamsil Gustari Malik kemarin.
Menurut Tamsil, posisi pesawat berada di ketinggian 35.000 kaki saat ancaman bom itu diterima. Jarak pesawat dengan Bandara Sultan Hasanuddin sekitar 100 nautical mile lebih dekat daripada kembali ke Bandara Pattimura. Karena itu, pendaratan dilakukan di Sultan Hasanuddin. Tamsil menyebut SMS teror bom berbunyi, ”Ada bom siap meledak di Batik Air tanggal 17 pagi penerbangan Ambon-Jakarta”.
Sesaat setelah dilakukan pendaratan darurat di Bandara Sultan Hasanuddin, seluruh penumpang pesawat yang berjumlah 122 orang plus enam kru dievakuasi ke ruang tunggu di gatetujuh. Proses evakuasi membutuhkan waktu sekitar dua jam, karena seluruh bagasi penumpang harus dikeluarkan dan dilakukan pemeriksaan ulang. Kapolres Maros AKBP CF Hotman Sirait menjelaskan, evakuasi seluruh penumpang berjalan lancar dengan menggunakan mobil milik Lion Air.
Selanjutnya, tim penjinak bom dikerahkan untuk menyisir isi pesawat, termasuk dengan melibatkan dua anjing pelacak. Namun, mereka tidak menemukan barang-barang yang mencurigakan. Setelah dinyatakan bersih, tim penjinak bom melakukan penyisiran di lokasi bagasi. Selama dua jam, personel memeriksa satu per satu seluruh barang baik yang ada di kabin maupun di bagasi. Di situ tidak ditemukan bom seperti yang disebutkan si peneror.
Karena itu, pesawat yang dipiloti Luther Lumintang dan kopilot Agusta itu pun dinyatakan ”clear” dan tidak ada bom. ”Di bagasi ada dua buah tas (yang sempat dicurigai). Satu tas ungu dengan nomor bagasi 586535, seat8B atas nama Rena Agustina. Namun setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata tas itu hanya berisi charger kamera, senter, baterai 1 biji, serta batu akik,” ujar Hotman.
Satu tas lagi adalah koper fiber biru milik Kapten Rahmawati dengan nomor bagasi 586580, seat11E. ”Setelah dilakukan pemeriksaan hanya ditemukan hasil tes psikotes tamtama Kodam Ambon,” ungkapnya. Meski semua dinyatakan clear, pesawat Batik Air tersebut tidak jadi diberangkatkan. Untuk sementara, pesawat itu diparkir di bandara, sedangkan penumpangnya diberangkatkan dengan menggunakan pesawat berbeda.
Seluruh penumpang diberangkatkan pukul 13.00 siang kemarin dengan nomor penerbangan sama, yakni BTK 6171. Dengan kondisi tersebut, Danlanud Tamsil memastikan bahwa informasi mengenai bom ini berasal dari oknum tidak bertanggung jawab yang akan ditelusuri pihak kepolisian Ambon. ”Akan tetapi, informasi sekecil apa pun seluruh personel harus meningkatkan kewaspadaan,” tegasnya.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan meminta polisi mengejar pelaku pengirim SMS ancaman bom yang disampaikan kepada staf Batik Air sehingga terjadi pendaratan darurat di Bandara Sultan Hasanuddin. ”Saya rasaini‘guyon’saja, tapi polisi tidak boleh mendiamkan karena sudah mengganggu kepentingan umum. Ini harus diproses hukum, pelaku harus dikejar. Ini bisa, kan ada nomor teleponnya,” kata Jonan.
Najmi s limonu/ andi ilham/ant
Ancaman bom itu diterima petugas LO Batik Air, Linda, di Bandara Pattimura Ambon, Maluku, melalui pesan singkat (SMS) dari orang tak dikenal, 10 menit setelah pesawat Batik Air lepas landas dari Bandara Pattimura. Dia kemudian melaporkan kejadian itu ke pihak terkait, untuk selanjutnya disampaikan ke pihak Air Traffic Controller (ATC) Bandara Pattimura. ATC Pattimura sendiri kemudian meneruskan informasi ancaman bom tersebut ke ATC Bandara Sultan Hasanuddin.
”Pihak ATC Bandara Sultan Hasanuddin kemudian melakukan koordinasi dengan pilot Batik Air untuk melakukan pendaratan darurat di Bandara Sultan Hasanuddin. Setelah melihat rute penerbangannya, yang lebih dekat itu adalah Bandara Sultan Hasanuddin,” ujar Danlanud Hasanuddin Marsekal Pertama Tamsil Gustari Malik kemarin.
Menurut Tamsil, posisi pesawat berada di ketinggian 35.000 kaki saat ancaman bom itu diterima. Jarak pesawat dengan Bandara Sultan Hasanuddin sekitar 100 nautical mile lebih dekat daripada kembali ke Bandara Pattimura. Karena itu, pendaratan dilakukan di Sultan Hasanuddin. Tamsil menyebut SMS teror bom berbunyi, ”Ada bom siap meledak di Batik Air tanggal 17 pagi penerbangan Ambon-Jakarta”.
Sesaat setelah dilakukan pendaratan darurat di Bandara Sultan Hasanuddin, seluruh penumpang pesawat yang berjumlah 122 orang plus enam kru dievakuasi ke ruang tunggu di gatetujuh. Proses evakuasi membutuhkan waktu sekitar dua jam, karena seluruh bagasi penumpang harus dikeluarkan dan dilakukan pemeriksaan ulang. Kapolres Maros AKBP CF Hotman Sirait menjelaskan, evakuasi seluruh penumpang berjalan lancar dengan menggunakan mobil milik Lion Air.
Selanjutnya, tim penjinak bom dikerahkan untuk menyisir isi pesawat, termasuk dengan melibatkan dua anjing pelacak. Namun, mereka tidak menemukan barang-barang yang mencurigakan. Setelah dinyatakan bersih, tim penjinak bom melakukan penyisiran di lokasi bagasi. Selama dua jam, personel memeriksa satu per satu seluruh barang baik yang ada di kabin maupun di bagasi. Di situ tidak ditemukan bom seperti yang disebutkan si peneror.
Karena itu, pesawat yang dipiloti Luther Lumintang dan kopilot Agusta itu pun dinyatakan ”clear” dan tidak ada bom. ”Di bagasi ada dua buah tas (yang sempat dicurigai). Satu tas ungu dengan nomor bagasi 586535, seat8B atas nama Rena Agustina. Namun setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata tas itu hanya berisi charger kamera, senter, baterai 1 biji, serta batu akik,” ujar Hotman.
Satu tas lagi adalah koper fiber biru milik Kapten Rahmawati dengan nomor bagasi 586580, seat11E. ”Setelah dilakukan pemeriksaan hanya ditemukan hasil tes psikotes tamtama Kodam Ambon,” ungkapnya. Meski semua dinyatakan clear, pesawat Batik Air tersebut tidak jadi diberangkatkan. Untuk sementara, pesawat itu diparkir di bandara, sedangkan penumpangnya diberangkatkan dengan menggunakan pesawat berbeda.
Seluruh penumpang diberangkatkan pukul 13.00 siang kemarin dengan nomor penerbangan sama, yakni BTK 6171. Dengan kondisi tersebut, Danlanud Tamsil memastikan bahwa informasi mengenai bom ini berasal dari oknum tidak bertanggung jawab yang akan ditelusuri pihak kepolisian Ambon. ”Akan tetapi, informasi sekecil apa pun seluruh personel harus meningkatkan kewaspadaan,” tegasnya.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan meminta polisi mengejar pelaku pengirim SMS ancaman bom yang disampaikan kepada staf Batik Air sehingga terjadi pendaratan darurat di Bandara Sultan Hasanuddin. ”Saya rasaini‘guyon’saja, tapi polisi tidak boleh mendiamkan karena sudah mengganggu kepentingan umum. Ini harus diproses hukum, pelaku harus dikejar. Ini bisa, kan ada nomor teleponnya,” kata Jonan.
Najmi s limonu/ andi ilham/ant
(bbg)