F-16 Terbakar, Pesawat Baru tapi Bekas di Era SBY
A
A
A
JAKARTA - Pesawat F-16 yang terbakar tadi di Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, rupanya salah satu pesawat hasil pengadaan terbaru melalui rencana strategis (Renstra) di era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Namun, pesawat tempur itu merupakan pesawat bekas.
Wakil Ketua Komisi I TB Hasanuddin mengatakan, nomor ekor pesawat F-16 yang terbakar itu menunjukkan bahwa pesawat tempur itu pengadaan terbaru. Namun pesawat tempur buatan Amerika Serikat itu merupakan pesawat bekas dan sudah masuk gudang di negara asalnya.
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) ini mengungkapkan Komisi I DPR sempat menolak pengadaan satu skuadron pesawat F-16 itu di era pemerintahan SBY.
"Pengadaan yang terbaru itu dulu, kami tolak mati-matian. Karena sesungguhnya dalam renstra itu mau beli enam buah pesawat full seharga USD650 juta, baru. F-16 Blok 60, itu tercanggih," kata Hasanuddin.
Namun, kata dia, saat itu Kepala Staf TNI Angkatan Udara diganti. Kebijakan terkait pengadaan pesawat itu pun berganti pula.
"Waktu itu, kepala stafnya Pak Imam, dan tidak setuju membeli yang baru dengan alasan hanya dapat sedikit. Mendingan membeli yang bekas. Itu sebanyak 24 atas saran rekanan," imbuhnya.(ico)
Wakil Ketua Komisi I TB Hasanuddin mengatakan, nomor ekor pesawat F-16 yang terbakar itu menunjukkan bahwa pesawat tempur itu pengadaan terbaru. Namun pesawat tempur buatan Amerika Serikat itu merupakan pesawat bekas dan sudah masuk gudang di negara asalnya.
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) ini mengungkapkan Komisi I DPR sempat menolak pengadaan satu skuadron pesawat F-16 itu di era pemerintahan SBY.
"Pengadaan yang terbaru itu dulu, kami tolak mati-matian. Karena sesungguhnya dalam renstra itu mau beli enam buah pesawat full seharga USD650 juta, baru. F-16 Blok 60, itu tercanggih," kata Hasanuddin.
Namun, kata dia, saat itu Kepala Staf TNI Angkatan Udara diganti. Kebijakan terkait pengadaan pesawat itu pun berganti pula.
"Waktu itu, kepala stafnya Pak Imam, dan tidak setuju membeli yang baru dengan alasan hanya dapat sedikit. Mendingan membeli yang bekas. Itu sebanyak 24 atas saran rekanan," imbuhnya.(ico)
(kur)