Soal UN Bocor di Internet

Rabu, 15 April 2015 - 08:39 WIB
Soal UN Bocor di Internet
Soal UN Bocor di Internet
A A A
JAKARTA - Naskah soal ujian nasional (UN) SMA/MA/SMK untuk jurusan IPA diduga bocor di internet. Dari penyelidikan Federasi Guru Indonesia (FSGI), bocoran soal tersebut persis dengan soal yang diujikan.

Sekjen FSGI Retno Listyarti mengungkapkan, temuan tersebut berdasar laporan seorang guru IPA di Jakarta ke poskoFSGI. Retnomenuturkan, duahari sebelum UN berlangsung, guru itu menemukan tautan ”Ayo Belajar UN 2015” di https:// drive.google.com/folderview? id= 0ByCf0ZC2K5Qzfl9FS2ISM 18zcU91N2ZUaGdTdHR2cDE4MUgx MWMTV3FoRIIpVFNo0TN5ZDg&us p=sharing.

”Begitu tautan itu dibuka, ada lima naskah soal dengan lima paket soal. Guru itu pun mengunduh 30 soal itu tanpa tahu bahwa itu adalah naskah soal asli. Tapi sekarang link itu sudah ditutup,” ungkapnya ketika ditemui di SMA 2 Jakarta, lokasi Presiden Jokowi blusukan UN kemarin. Kepala SMA 3 Jakarta itu menuturkan, guru itu mengira naskah soal Bahasa Inggris, Matematika, Bahasa Indonesia, Kimia, dan Biologi dalam bentuk PDF yang dicetaknya itu hanyalah kisikisi soal biasa.

Namun ketika guru itu menjadi pengawas pada UN hari pertama, dia terkejut karena soal-soal yang dia cetak dari link di atas adalah soal yang diujikan. Retno memperkirakan, soal yang beredar gratis di internet itu sudah menyebar ke mana-mana. Sebab ada laporan dari siswa beberapa sekolah swasta seperti SMA Regina Pacis yang mengaku berlatih dengan soal yang bocor tersebut. ”Temuan ini akan segera dikirim ke Kemendikbud agar dapat diselidiki lebih lanjut. Kami heran siapa yang sengaja mengunggah 30 soal UN jurusan IPA tersebut secara gratis,” katanya.

Dia lantas menuturkan, selama empat tahun FSGI membuat posko, laporan kecurangan cenderung menurun. Namun masih ada laporan jual beli naskah soal yang dihargai Rp14 juta-20 juta. ”Lalu juga ada laporan modus oknum yang menyuap pemindai jawaban UN di kampus yang ditunjuk pemerintah agar dapat dimanipulasi dengan membayar Rp6 juta-12 juta,” ungkapnya. Kebocoran juga dilaporkan terjadi di Surabaya.

Kemarin, beredar isu kebocoran kunci jawaban atas soal paper based test (PBT). Bahkan ada siswa salah satu sekolahan di wilayah Surabaya Utara memperoleh kunci jawaban melalui pesan pendek. Pagi sebelum UN dimulai, yang bersangkutan mengaku mendapatkan dari temannya. Jawaban dari pesan pendek terus disalin ke kertas kecil agar tidak ketahuan saat dibawa kelas,” kata siswa berinisial DS itu.

DS mengaku beredarnya kunci jawaban sejak dua hari atau H-1 awal pelaksanaan UN. Kunci jawaban dipasok temannya tiap pukul 06.00. Seperti kemarin, dia mendapat kunci jawaban mata pelajaran matematika dan sosiologi. Dia memperoleh kunci jawaban dua soal itu. ”Hampir 60% benar atau cocok dengan pertanyaan soal,” kata dia.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemarin menekankan, pemerintah bersikap total untuk memerangi kecurangan dan kebocoran pada UN. Bahkan dia meminta semua pihak untuk melaporkan kebocoran dan kecurangan yang terjadi. Jokowi menyatakan, perang terhadap kecurangan dan bocornya soal ini digaungkan karena pemerintah menerapkan indeks integritas yang hanya berlaku di era pemerintahannya saja.

”Dari awal sudah disampaikan bahwa kita total memerangi kecurangan dan kebocoran. Laporkan kebocoran dan kecurangan karena kita ada target indeks integritas tadi,” ungkapnya. Menurut Jokowi, indeks integritas ini penting karena menggiring sekolah tidak menargetkan persentase kelulusan semata. Namun seberapa tinggi penerapan kejujuran di sekolah tersebut sehingga tidak ada siswa mencontek dari bocoran soal yang tidak diketahui kebenarannya.

”Pemerintah sudah mempunyai perangkat untuk melihat kejujuran di sekolah yang bersangkutan dan semua potensi kecurangan akan terlihat dari perangkat tersebut, katanya. Mendikbud Anies Baswedan mengatakan kementerian akan mengumumkan daerah mana saja yang indeks integritasnya tinggi sehingga bisa memecut daerah lain melakukan hal serupa. Adapun pengumuman indeks integritas akan disampaikan setelah UN selesai agar tidak ada oknum yang bisa memanipulasi hasilnya.

Gangguan Teknis

Mati listrik masih menjadi kendala utama pada hari kedua pelaksanaan UN yang menggunakan sistem computer based test (CBT) kemarin. Kondisi demikian seperti terjadi di SMKN 1 Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat; SMKN 2 Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah; dan SMK 17 Temanggung, Jawa Tengah.

Selain mati listrik, gangguan komputer juga masih mewarnai UN CBT. Berdasar laporan Posko Sahabat CiBiTi di Kantor Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya. Sebagaimana laporan yang masuk, sejumlah sekolah masih mengalami persoalan gagal login dan mendadak logout saat ujian berlangsung. Ini terjadi di SMAN 3 dan SMAN 9 Surabaya. Dari dua sekolah itu, ada satu kelas yang tertunda ujiannya lantaran gagal login.

”Ada satu kelas yang tidak bisa masuk ke server karena gagal login. Ujiannya sampai tertunda sekitar 40 menit,” ulas Kepala SMAN 3 Surabaya Nuri Maria Ulfa kemarin. Masalah serupa terjadi di SMK Ipiems 1 Surabaya. Bahkan jumlah siswa yang tiba-tiba logout lebih besar. Tidak tanggung-tanggung, satu kelas. Lain halnya di SMK Giki 1, ada satu siswa tidak dapat login hingga harus dipindahkan ke server lain.

Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Kapuspendik) Kemendikbud Nizam menjelaskan, Kemendikbud mengaku pihaknya sudah menyiapkan berbagai skenario pada UN CBT ini. Nizam mengaku ada sejumlah kendala, tetapi jika dipersentasekan hal tersebut tidak sampai 1%. ”Kami sudah menyiapkan skenario sampai persentase kendala teknis terjadi sampai 10-20%,” katanya.

Nizam menandaskan, pemerintah sadar teknologi pun memiliki keterbatasan. Karena itulah awal pihaknya memprediksi pasti akan ada kendala teknis di UN CBT. Namun dia menekankan, pemerintah dapat mengatasi berbagai kendala karena sumber daya yang dimiliki pemerintah sudah tangguh dalam memitigasi bencana teknologi yang tidak diinginkan.

Anggota Komisi X DPR Jefri Riwu Kore menyesalkan Kemendikbud yang melakukan uji coba UN CBT langsung sampai 500-an sekolah. Hal ini rawan merugikan siswa yang mengalami kendala teknis. ”UN CBT memang riskan karena sarana- prasarana sekolah masih jauh dari kendali mutu pemerintah. Hal ini terbukti dari lebih banyak SMK daripada SMA yang menjalankan UN CBT tahun ini,” katanya.

Politikus Demokrat ini juga mengkritisi pengawasan pada UN kali ini. Meski UN sudah tidak lagi menjadi penentu kelulusan, pemerintah terkesan memperlonggar pengawasan yang dibuktikan dengan tidak dilibatkannya pengawas dari perguruan tinggi.

Neneng zubaidah/ soeprayitno/ant
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6080 seconds (0.1#10.140)