Polisi Kenali Pembunuh Wanita Freelance
A
A
A
JAKARTA - Polisi berhasil mengidentifikasi pelaku pembunuhan Deudeuh Alfisahrin alias Tata alias Empi, 26. Pelaku diduga seorang pria yang pernah berkunjung ke indekos korban di Tebet Utara, Jakarta Selatan.
Tata ditemukan tewas mengenaskan di indekosnya pada Sabtu (11/4). Saat itu korban dalam kondisi tanpa busana, hanya ditutupi selimut, mulutnya disumpal kaos kaki, dan lehernya terlilit kabel. Tata yang kesehariannya sebagai wanita freelance ini memang kerap dikunjungi tamu pria.
Saking banyak tamu, Tata sampai membuat buku daftar tamu. Menurut teman dekat Tata, Vali, 26, korban baru satu bulan lalu mulai mencatat setiap tamu yang memesan jasanya. Dia mengetahui itu karena Tata sempat bercerita soal keinginannya membuat buku daftar tamu. ”Jadi dia sering lupa janjian sama siapa. Makanya, dia buat buku daftar tamu,” kata Vali kemarin. Isinya beberapa catatan penting tentang para tamunya.
Awalnya hanya untuk menentukan jam berapa pria yang memesan jasanya, datang, dan namanya. Dari buku tamu tersebut, polisi melakukan penelusuran mengenai tamu terakhir yang bertandang ke indekos korban. Sebagai teman satu indekos dengan korban, Vali sempat didatangi polisi setelah delapan jam kematian Tata. ”Ketika itu polisi datang bawa foto laki-laki dan bilang ke saya kenal enggak?” ujar Vali. Dia mengaku tidak pernah melihat korban memiliki pelanggan dengan wajah seperti itu.
”Temannya banyak banget, jadi kita tidak pernah ngeh dengan tamunya,” ucapnya. Selain teman indekos korban, polisi memeriksa pemilik indekos. Saat ini sudah delapan saksi yang diperiksa. ”Kami masih selidiki dengan bukti-bukti dan keterangan saksi,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Martinus Sitompul. Psikolog Universitas Indonesia Enoch Markum menilai dalam kasus pembunuhan biasanya tidak dilatarbelakangi hanya satu sebab.
Penyebabnya bisa karena hal yang multi jika ditelisik lebih lanjut. Dari beberapa penyebab itu barulah diketahui motif dominan mengapa pelaku membunuh korbannya. ”Bisa jadi karena dikecewakan. Kalau dikaji lebih lanjut, bisa jadi dikecewakannya tidak hanya sekali. Jadi pelaku sampai nekat membunuh itu, saya selalu menduga bukan karena satu pemicu,” ungkapnya.
Di tempat terpisah, jajaran Reskrim Polresta Bekasi Kabupaten menangkap pelaku pembunuhan perempuan tanpa busana yang ditemukan di saluran irigasi Kampung Kobak Rotan RT 1/2, Sukamakmur, Sukakarya, Kabupaten Bekasi. Korban bernama Sini, 35, ternyata dibunuh oleh Cara, 40, suaminya.
”Motif pembunuhan itu karena bertengkar akibat dipicu masalah ekonomi,” ujar Kasat Reskrim Polresta Bekasi Kabupaten Kompol Wirdhanto Hadicaksono kemarin. Kejadian itu bermula ketika Cara meminta uang kepada korban sebesar Rp50.000 untuk membuat kartu keluarga (KK).
Korban mengaku tak memiliki uang kemudian terjadilah pertengkaran dengan suaminya. Pelaku naik pitam lalu mencekik korban menggunakan kerudung yang dikenakan korban selama 10 menit. Setelah tak bernyawa, pelaku panik kemudian mayat istrinya dimasukkan ke karung.
Helmi syarif/ r ratna purnama/ abdullah m surjaya
Tata ditemukan tewas mengenaskan di indekosnya pada Sabtu (11/4). Saat itu korban dalam kondisi tanpa busana, hanya ditutupi selimut, mulutnya disumpal kaos kaki, dan lehernya terlilit kabel. Tata yang kesehariannya sebagai wanita freelance ini memang kerap dikunjungi tamu pria.
Saking banyak tamu, Tata sampai membuat buku daftar tamu. Menurut teman dekat Tata, Vali, 26, korban baru satu bulan lalu mulai mencatat setiap tamu yang memesan jasanya. Dia mengetahui itu karena Tata sempat bercerita soal keinginannya membuat buku daftar tamu. ”Jadi dia sering lupa janjian sama siapa. Makanya, dia buat buku daftar tamu,” kata Vali kemarin. Isinya beberapa catatan penting tentang para tamunya.
Awalnya hanya untuk menentukan jam berapa pria yang memesan jasanya, datang, dan namanya. Dari buku tamu tersebut, polisi melakukan penelusuran mengenai tamu terakhir yang bertandang ke indekos korban. Sebagai teman satu indekos dengan korban, Vali sempat didatangi polisi setelah delapan jam kematian Tata. ”Ketika itu polisi datang bawa foto laki-laki dan bilang ke saya kenal enggak?” ujar Vali. Dia mengaku tidak pernah melihat korban memiliki pelanggan dengan wajah seperti itu.
”Temannya banyak banget, jadi kita tidak pernah ngeh dengan tamunya,” ucapnya. Selain teman indekos korban, polisi memeriksa pemilik indekos. Saat ini sudah delapan saksi yang diperiksa. ”Kami masih selidiki dengan bukti-bukti dan keterangan saksi,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Martinus Sitompul. Psikolog Universitas Indonesia Enoch Markum menilai dalam kasus pembunuhan biasanya tidak dilatarbelakangi hanya satu sebab.
Penyebabnya bisa karena hal yang multi jika ditelisik lebih lanjut. Dari beberapa penyebab itu barulah diketahui motif dominan mengapa pelaku membunuh korbannya. ”Bisa jadi karena dikecewakan. Kalau dikaji lebih lanjut, bisa jadi dikecewakannya tidak hanya sekali. Jadi pelaku sampai nekat membunuh itu, saya selalu menduga bukan karena satu pemicu,” ungkapnya.
Di tempat terpisah, jajaran Reskrim Polresta Bekasi Kabupaten menangkap pelaku pembunuhan perempuan tanpa busana yang ditemukan di saluran irigasi Kampung Kobak Rotan RT 1/2, Sukamakmur, Sukakarya, Kabupaten Bekasi. Korban bernama Sini, 35, ternyata dibunuh oleh Cara, 40, suaminya.
”Motif pembunuhan itu karena bertengkar akibat dipicu masalah ekonomi,” ujar Kasat Reskrim Polresta Bekasi Kabupaten Kompol Wirdhanto Hadicaksono kemarin. Kejadian itu bermula ketika Cara meminta uang kepada korban sebesar Rp50.000 untuk membuat kartu keluarga (KK).
Korban mengaku tak memiliki uang kemudian terjadilah pertengkaran dengan suaminya. Pelaku naik pitam lalu mencekik korban menggunakan kerudung yang dikenakan korban selama 10 menit. Setelah tak bernyawa, pelaku panik kemudian mayat istrinya dimasukkan ke karung.
Helmi syarif/ r ratna purnama/ abdullah m surjaya
(ars)