Tim Evakuasi WNI Bergerak ke Tarim dan Mukallah

Selasa, 14 April 2015 - 09:34 WIB
Tim Evakuasi WNI Bergerak ke Tarim dan Mukallah
Tim Evakuasi WNI Bergerak ke Tarim dan Mukallah
A A A
JAKARTA - Setelah beberapa kali gagal, upaya evakuasi warga negara Indonesia (WNI) di Aden, Yaman akhirnya menemui hasil. Sebanyak 90 orang telah dikeluarkan dari zona perang tersebut dan siap dibawa pulang ke Tanah Air.

Pemerintah Indonesia memastikan fokus evakuasi kini beralih ke Kota Tarim dan Al-Mukallah. Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menjelaskan, dua kota di Yaman timur itu relatif kondusif. Kendati demikian, situasi bisa berubah setiap saat karena perang antara kelompok pemberontak Syiah Houthi dan aliansi negara-negara Teluk pimpinan Arab Saudi masih berkecamuk.

”Imbauan dari pemerintah tetap, kita lakukan agar semua WNI mau untuk dievakuasi,” kata Retno di Kantor Presiden, Jakarta, kemarin. Mantan duta besar RI untuk Belanda itu menuturkan, dari Kota Tarim sudah dievakuasi 584 orang yang kini berada di Salalah, Oman. Adapun WNI di Mukallah juga secara bertahap akan ditarik ke Salalah yang menjadi basis pemulangan warga Indonesia.

”Kami tidak akan berhenti untuk terus mengimbau agar mau dievakuasi karena situasi bisa terus berubah dan mumpung masih ada opsi evakuasi, maka pakai opsi itu,” kata Retno. Menurutnya, pengalaman di Aden membuktikan betapa evakuasi tidak semudah yang direncanakan. Tim evakuasi sudah berulang kali menembus salah satu kota terbesar di Yaman itu. Namun karena bombardir negara Teluk terus menghujani wilayah itu, upaya menyelamatkan WNI berulang kali terhenti.

”Sudah dua pekan dicoba, namun akhirnya berhasil Senin pagi tadi (kemarin). Sekitar pukul 07.34 waktu setempat, warga negara kita di Aden dievakuasi menuju Djibouti dengan menggunakan kapal,” kata birokrat alumnus UGM ini. Secara keseluruhan, jumlah WNI yang telah dikeluarkan dari Yaman sebanyak 1.684 orang, dengan rincian 1.002 orang sampai di Tanah Air dan 682 lainnya menunggu untuk diterbangkan.

Mereka berada di Salalah, Djibouti City (Djibouti), Al-Mukallah, dan Al-Hudaidah. Kemarin rombongan WNI dari Aden telah mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma. Pemulangan para WNI menggunakan Boeing 737-400 milik TNI AU. Pemulangan kemarin merupakan kloter kedelapan sejak intensifikasi evakuasi dimulai. Seperti diketahui, dari data Kementerian Luar Negeri Indonesia, total ada 4.159 WNI di Yaman, terdiri atas 2.626 mahasiswa, 1.488 pekerja profesional, serta 45 staf dan keluarga KBRI Yaman. Sebagian besar pekerja profesional di sana bekerja di bidang minyak dan gas.

Krisis Kemanusiaan

Berbagai lembaga kemanusiaan memperingatkan krisis kemanusiaan di Yaman akan semakin memburuk seiring dengan serangan pesawat tempur Arab Saudi terhadap pemberontak.

Pertempuran sepanjang Sabtu malam (11/4) hingga kemarin telah menewaskan sedikitnya 30 orang. Kelompok kemanusiaan berjuang untuk membawa bantuan masuk ke Yaman, terutama Aden. Situasi kota tersebut sangat buruk. ”Toko-toko tutup. Kita memiliki permasalahan makanan,” ujar Marie- Elisabeth Ingres, petugas perwakilan Doctors without Borders (MSF).

Metaz al-Maisuri, aktivis yang bertahan di kota itu, menyatakan layanan kebutuhan pokok telah berhenti. Banyak warga sipil mulai mengungsi ke luar Kota Aden. ”Sekolah, universitas, dan seluruh fasilitas publik ditutup karena peningkatan kekerasan,” kata Maisuri kepada AFP.

Dia menambahkan, banyak penduduk yang tidak dapat keluar karena ancaman penembak jitu pemberontak Houthi. ”Kondisi kehidupan kita makin memburuk,” imbuhnya. Sekjen Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) Ban Ki-moon memperingatkan peningkatan eskalasi kekerasan akan memicu krisis kemanusiaan di Yaman.

”Jumlah korban tewas akan semakin meningkat dan kerusakan infrastruktur semakin memburuk,” kata Ban. Keseluruhan krisis Yaman telah menelan 600 korban jiwa dan sedikitnya 2.000 warga terluka. Di Riyadh, Perdana Menteri Yaman Khaled Bahah kemarin dilantik sebagai wakil presiden. Pelantikan yang bertempat di Kedutaan Besar Yaman di Riyadh itu dilaksanakan di depan Presiden Abd-Rabbuh Mansour Hadi dan dihadiri beberapa pejabat .

Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) menyambut baik penunjukan Bahah. Dalam pandangan GCC, pelantikan itu menjadi upaya untuk membantu Hadi memulihkan keamanan dan stabilitas di Yaman. Blok persekutuan yang beranggotakan Arab Saudi, Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, dan Uni Emirat Arab itu berjanji akan melanjutkan upaya untuk menghadirkan solusi politik di Yaman.

Andika hendra m
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5298 seconds (0.1#10.140)