Gemerlap Lampu Kendaraan

Minggu, 12 April 2015 - 11:06 WIB
Gemerlap Lampu Kendaraan
Gemerlap Lampu Kendaraan
A A A
Kemacetan panjang malam hari bisa menjadi objek foto menarik jika diabadikan dengan kecepatan rana yang sangat lambat. Penggunaan fitur bulb menjadi pilihan tepat untuk digunakan bagi kondisi pemotretan ini.

Bulb pada dasarnya adalah satu fitur pemotretan kreatif yang tersedia pada kamera DSLR. Fitur ini me-mungkinkan fotografer untuk menggunakan speed dibawahbatasminimum rata-rata kecepatan rana pada kamera, yaitu 30 seconds.

Dengan setting bulb ini, fotografer dapat mengontrol berapa pun lamanya ia ingin membuka rana saat memotret. Penggunaan setting ini haruslah digunakan pada mode pemotretan manual (M) pada kamera. Teknik foto ini sering diterapkan pada lanskap perkotaan malam hari dengan garis kuning dan merah panjang yang terlihat di jalanan. Lihatlah foto karya fotografer Yorri Farli yang mengabadikan macetnya jalan Ibu Kota.

Garis kuning dan merah yang berasal dari lampu kendaraan bermotor ini terekam pada image sensor sepanjang rana terbuka. Semakin lama rana terbuka, semakin panjang pula garis itu terbentuk dalam foto. Namun, teknik ini sulit digunakan jika hanya menggunakan speed minimum yang tersedia pada kamera (30 seconds) terutama di perkotaan.

Bayangkan jika jalanan tersebut berada dalam kondisi macet, terlebih jika memotret pada hari kerja, maka dengan speed 30 seconds, pergerakan mobil yang ada di jalan tentu tidaklah signifikan, sehingga garis lampu yang terekam dalam foto juga tidak panjang. Untuk permasalahan pemotretan di atas, penggunaan bulb menjadi jawaban yang sangat tepat. Bulb memungkinkan kita memegang kendali penuh pada terbukanya rana.

Jika digunakan untuk memotret lampu kendaraan di malam hari, bukalah terus rana hingga garis dari lampu kendaraan terasa sudah cukup panjang terekam oleh kamera. Walau sekilas terlihat mudah untuk menggunakan fitur ini, ada sedikit tips yang harus diperhatikan saat menggunakan setting bulb. Pertama, hindari penggunaan handheld. Membuka rana dalam waktu lama membuat risiko shake sangatlah besar.

Sedikit saja kamera bergeser, akan membuat hasil foto berantakan. Maka, hindarilah penggunaan handheld (memotret dengan tumpuan tangan) jika menggunakan fitur ini, tapi gunakanlah tripod. Namun jika ada permukaan solid untuk digunakan saat memotret (seper-ti tembok atau meja), penggunaan tripod bisa dikesampingkan. Kedua, gunakan remote shutter release untuk menghindari risiko goyangnya kamera.

Menekan shutter button pada kamera yang di-setting bulb juga berisiko menimbulkan getar dan akan merusak foto secara keseluruhan. Ada pula tips jika kita tidak memakai shutter release, yaitu gunakan self timer untuk memotret. Saat memotret, tentu jari tangan berfungsi untuk menekan tombol rana.

Lewat pengaktifan fungsi ini, risiko shake yang mungkin ditimbulkan oleh tekanan jari pada tombol rana tentu dapat dihindari. Ketiga; gunakan pengukuran cahaya manual. Saat menggunakan fitur bulb, sistem pengukuran cahaya otomatis pada kamera tidak berfungsi, sehingga ukurlah pencahayaan secara manual pada shooting mode M (manual).

Sangat sulit untuk langsung mendapatkan hasil yang tepat dalam sekali pemotretan. Jadi, terlebih dahulu cobalah memotret dengan beberapa tingkatan diafragma hingga mendapatkan pencahayaan yang tepat. Gunakan juga ISO rendah (100 atau 200) agar pencahayaan tidaklah terlalu terang (over exposure).

Arie yudhistira
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0645 seconds (0.1#10.140)