Belanda Abadikan Munir sebagai Nama Jalan

Minggu, 12 April 2015 - 10:39 WIB
Belanda Abadikan Munir...
Belanda Abadikan Munir sebagai Nama Jalan
A A A
JAKARTA - Pemerintah Kota Den Haag, Belanda memberikan penghargaan kepada aktivis kemanusiaan dan pembela HAM, Munir Said Thalib, dengan mengabadikannya menjadi sebuah nama jalan di negara tersebut.

Peresmian Munirpad, jalur sepeda, oleh Wali Kota Den Haag JJ van Aartsen dijadwalkan pada Selasa, 14 April. Jalan ini berada dalam satu kompleks yang juga menempatkan para pejuang HAM lainnya seperti Marthin Luther King, Nelson Mandela, Mahatma Gandhi, Salvador Allede, dan Bunda Theresa. Pada pelang jalan tersebut tertulis kalimat ”Munirpad, Indonesische voorvechter van de bescherming de rechten van de mens” yang berarti Munir, advokat pejuang HAM Indonesia.

Sejumlah kalangan memaknai pemberian nama jalan tersebut sebagai kritik dan harapan atas komitmen Presiden Joko Widodo dalam penegakan HAM. ”Suatu kebanggaan, buat saya ini apresiasi yang sangat luar biasa dari pemerintah Den Haag, Belanda. Dan ini merupakan peringatan keras bagi pemerintah Indonesia untuk berani mengungkap kasus ini,” ujar Suciwati, istri almarhum Munir, di Kantor KontraS, Jakarta, kemarin.

Terkait masih misterinya pembunuhan Munir, Suci meminta Presiden Jokowi untuk lebih berani dalam mengungkap kasus ini dan membawa para pelaku sesungguhnya ke pengadilan. ”Itu harapan saya sekaligus langkah awal untuk penegakan HAM,” ucapnya. Musikus Glenn Fredly menagih janji kampanye Presiden Jokowi yang menyatakan berpihak kepada penegakan HAM. Menurut Glenn, Jokowi dipilih atas kepercayaan masyarakat yang percaya dan mendukungnya.

”Itu kenapa saya ada di sini. Kemanusiaan itu sangat penting. Ini bentuk dukungan moril dan support saya buat Mbak Suci dan para pegiat HAM,” kata Glenn. Ketua Harian KontraS Usman Hamid menilai, pengabadian Munir sebagai nama jalan merupakan pesan moral dari pemerintah Belanda kepada pemerintahan Jokowi-JK untuk segera menyelesaikan kasus tersebut.

Caranya, dengan merombak kabinet, apabila Jaksa Agung, Kapolri, Menkumham, atau orangorang yang memiliki kewenangan untuk membuka kasus ini tidak mau membuka jalan. ”Munir peraih Nobel Alternatif pada 2000 atas keberaniannya memperjuangkan HAM. Ini pengakuan yang besar,” katanya.

Sucipto
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0794 seconds (0.1#10.140)