Carok Massal, Dua Warga Tewas
A
A
A
BANGKALAN - Carok massa terjadi di Kampung Kramat, Desa Petapan, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Rabu (8/4) malam. Dua orang yang terlibat perkelahian tewas dengan penuh luka bacok di seluruh tubuh.
Tidak hanya korban meninggal, lima orang lainnya juga mengalami luka parah akibat terkena sabetan senjata tajam. Kini mereka dirawat secara terpisah di RSUD Syamrabu Bangkalan dan dua korban lainnya dirujuk ke salah satu rumah sakit di Kota Surabaya.
Korban meninggal teridentifikasi berinisial WI, 40, asal Kampung Kramat, Desa Petapan, Kecamatan Labang, dan DI, 38, asal Kampung Lembanah, Desa Sendang Daya, Kecamatan Labang Bangkalan. Dua jenazah sudah diserahkan kepada keluarga dan dikebumikan. Korban yang terkena luka bacok adalah DI, 26, FU, 36, dan US, 28, asal Kampung Kramat, Desa Petapan, Kecamatan Labang.
Mereka kini menjalani perawatan intensif di RSUD Syamrabu Bangkalan. Sedangkan dua korban lainnya yang dirujuk ke salah satu rumah sakit di Surabaya yakni AH, 30, dan JI, 31, sama-sama berasal dari Kampung Lembanah. ”Untuk korban meninggal sudah diserahkan ke keluarganya, sedangkan korban luka masih menjalani perawatan medis di Bangkalan dan Surabaya,” ujar Kasat Reskrim Polres Bangkalan AKP Andy Purnomo kemarin.
Dari informasi yang diperoleh di sekitar lokasi, kronologis kejadian berawal saat ada pertunjukan orkes Melayu di Kampung Kramat, Desa Petapan, Rabu (8/4) sekitar pukul 23.30. Kemudian ada salah satu warga Desa Petapan, Usman, yang melintas di kawasan orkes dangdut itu menggunakan sepeda motor dengan kecepatan tinggi. Dia lalu ditegur Jasuli, warga Lembenah, Desa Sendeng Dajah, Kecamatan Labang. Rupanya, Usman tidak terima teguran Jasuli.
Dia kemudian turun dari motor dan menampar Jasuli saat itu juga. Tak terima dengan perlakuan kasar seperti, Jasuli pun langsung menghubungi temantemannya yang sedang asyik menonton pertunjukan orkes. Begitu juga Usman menelepon rekan-rekannya yang berada di sekitar lokasi keramaian itu.
Tak pelak, dua kelompok itu pun saling berhadapan sekitar 100 meter dari lokasi gelaran orkes Melayu. Dua kelompok lalu melakukan carok massal dengan menggunakan senjata tajam seperti celurit dan pisau. Akibatnya, dua orang dari kedua kelompok tersebut roboh bersimbah darah sebelum akhirnya meninggal dunia.
”Untuk sementara motif dari kasus carok massal ini karena persoalan ditempeleng yang mana Usman menempeleng Jasuli ketika ditegur pelan-pelan Mas saat naik motor. Namun, kasusnya masih kami dalami,” ungkap Andy.
Pihak kepolisian telah mengamankan barang bukti berupa celurit dan pisau serta sandal korban. ”Saksi korban belum kami periksa karena masih menjalani proses medis. Jadi, kita tunggu saja penyidikan selanjutnya,” urai Andy. Sementara itu, salah satu warga asal Kecamatan Labang yang tidak mau disebut namanya menyatakan, kejadian itu harus segera ditindaklanjuti pihak kepolisian.
Pascakejadian ada potensi balas dendam karena masih tergolong tetangga desa. ”Setidaknya, ada pihak kepolisian yang berjaga-jaga di lokasi kejadian, terutama di dua desa yang bentrok saat nonton orkes dangdut,” ucapnya. Polres Bangkalan tentu sudah mengantisipasi itu dengan menurunkan anggotanya guna berjaga-jaga di sekitar lokasi kejadian kemarin.
Polres bahkan meminta bantuan anggota Brimob dari Polda Jatim untuk menjaga kondusivitas di masyarakat. Tak tanggung- tanggung, anggota Brimob yang diterjunkan ke lokasi sebanyak satu peleton. ”Kami menurunkan satu peleton anggota Brimob ke lokasi (carok massal). Ini dilakukan untuk mengantisipasi ada sesuatu yang tidak diinginkan bersama,” kata Kabag Ops Polres Bangkalan Kompol Abdul Rokhim kemarin.
Rokhim menjelaskan, total anggota yang diterjunkan ke lokasi carok massal berjumlah 80 personel. Rinciannya, 35 anggota brimob, disusul anggota Polsek Burneh, Tragah, dan Sukolilo masing-masing lima orang. Kemudian personel dari Sabhara 20 orang, ditambah Polsek Kamal dan Socah, masing-masing lima orang.
Sebagian dari anggota ada yang berkeliling pada dua desa yang terlibat carok massal. ”Anggota polres maupun Brimob akan terus berjaga di lokasi (carok massal) sampai situasi benarbenar kondusif,” ucap Rokhim.
Tidak hanya itu, polres juga menempatkan anggota di rumah sakit Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan. Ini dilakukan agar korban yang sedang dirawat terjaga keselamatannya. Begitu juga korban yang dirawat di rumah sakit yang ada Surabaya, mendapat pengawalan ketat.
Subairi/ okezone
Tidak hanya korban meninggal, lima orang lainnya juga mengalami luka parah akibat terkena sabetan senjata tajam. Kini mereka dirawat secara terpisah di RSUD Syamrabu Bangkalan dan dua korban lainnya dirujuk ke salah satu rumah sakit di Kota Surabaya.
Korban meninggal teridentifikasi berinisial WI, 40, asal Kampung Kramat, Desa Petapan, Kecamatan Labang, dan DI, 38, asal Kampung Lembanah, Desa Sendang Daya, Kecamatan Labang Bangkalan. Dua jenazah sudah diserahkan kepada keluarga dan dikebumikan. Korban yang terkena luka bacok adalah DI, 26, FU, 36, dan US, 28, asal Kampung Kramat, Desa Petapan, Kecamatan Labang.
Mereka kini menjalani perawatan intensif di RSUD Syamrabu Bangkalan. Sedangkan dua korban lainnya yang dirujuk ke salah satu rumah sakit di Surabaya yakni AH, 30, dan JI, 31, sama-sama berasal dari Kampung Lembanah. ”Untuk korban meninggal sudah diserahkan ke keluarganya, sedangkan korban luka masih menjalani perawatan medis di Bangkalan dan Surabaya,” ujar Kasat Reskrim Polres Bangkalan AKP Andy Purnomo kemarin.
Dari informasi yang diperoleh di sekitar lokasi, kronologis kejadian berawal saat ada pertunjukan orkes Melayu di Kampung Kramat, Desa Petapan, Rabu (8/4) sekitar pukul 23.30. Kemudian ada salah satu warga Desa Petapan, Usman, yang melintas di kawasan orkes dangdut itu menggunakan sepeda motor dengan kecepatan tinggi. Dia lalu ditegur Jasuli, warga Lembenah, Desa Sendeng Dajah, Kecamatan Labang. Rupanya, Usman tidak terima teguran Jasuli.
Dia kemudian turun dari motor dan menampar Jasuli saat itu juga. Tak terima dengan perlakuan kasar seperti, Jasuli pun langsung menghubungi temantemannya yang sedang asyik menonton pertunjukan orkes. Begitu juga Usman menelepon rekan-rekannya yang berada di sekitar lokasi keramaian itu.
Tak pelak, dua kelompok itu pun saling berhadapan sekitar 100 meter dari lokasi gelaran orkes Melayu. Dua kelompok lalu melakukan carok massal dengan menggunakan senjata tajam seperti celurit dan pisau. Akibatnya, dua orang dari kedua kelompok tersebut roboh bersimbah darah sebelum akhirnya meninggal dunia.
”Untuk sementara motif dari kasus carok massal ini karena persoalan ditempeleng yang mana Usman menempeleng Jasuli ketika ditegur pelan-pelan Mas saat naik motor. Namun, kasusnya masih kami dalami,” ungkap Andy.
Pihak kepolisian telah mengamankan barang bukti berupa celurit dan pisau serta sandal korban. ”Saksi korban belum kami periksa karena masih menjalani proses medis. Jadi, kita tunggu saja penyidikan selanjutnya,” urai Andy. Sementara itu, salah satu warga asal Kecamatan Labang yang tidak mau disebut namanya menyatakan, kejadian itu harus segera ditindaklanjuti pihak kepolisian.
Pascakejadian ada potensi balas dendam karena masih tergolong tetangga desa. ”Setidaknya, ada pihak kepolisian yang berjaga-jaga di lokasi kejadian, terutama di dua desa yang bentrok saat nonton orkes dangdut,” ucapnya. Polres Bangkalan tentu sudah mengantisipasi itu dengan menurunkan anggotanya guna berjaga-jaga di sekitar lokasi kejadian kemarin.
Polres bahkan meminta bantuan anggota Brimob dari Polda Jatim untuk menjaga kondusivitas di masyarakat. Tak tanggung- tanggung, anggota Brimob yang diterjunkan ke lokasi sebanyak satu peleton. ”Kami menurunkan satu peleton anggota Brimob ke lokasi (carok massal). Ini dilakukan untuk mengantisipasi ada sesuatu yang tidak diinginkan bersama,” kata Kabag Ops Polres Bangkalan Kompol Abdul Rokhim kemarin.
Rokhim menjelaskan, total anggota yang diterjunkan ke lokasi carok massal berjumlah 80 personel. Rinciannya, 35 anggota brimob, disusul anggota Polsek Burneh, Tragah, dan Sukolilo masing-masing lima orang. Kemudian personel dari Sabhara 20 orang, ditambah Polsek Kamal dan Socah, masing-masing lima orang.
Sebagian dari anggota ada yang berkeliling pada dua desa yang terlibat carok massal. ”Anggota polres maupun Brimob akan terus berjaga di lokasi (carok massal) sampai situasi benarbenar kondusif,” ucap Rokhim.
Tidak hanya itu, polres juga menempatkan anggota di rumah sakit Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan. Ini dilakukan agar korban yang sedang dirawat terjaga keselamatannya. Begitu juga korban yang dirawat di rumah sakit yang ada Surabaya, mendapat pengawalan ketat.
Subairi/ okezone
(bhr)